Friday, August 25, 2017

Sisi Lain Survey Wereng Coklat

25 Agustus 2017


Serangan wereng batang cokelat di kabupaten Jepara tahun 2017 tidak terlalu tinggi.  Justru hama yang lebih dominan adalah sundep beluk yang disebabkan oleh oleh ngengat Schirpophaga sp. Petani menggunakan pola tanam padi-padi-palawija dalan satu tahun tanam.  Ada jeda palawija sehingga hama wereng yang mungkin ada tidak berkembang populasinya menjadi merugikan.



Lalu dengan berhasilnya panen apakah para petani sudah sejahtera?  Bapak petani yang sudah memberi makan dengan beras yang selalu tersedia di rumah.  Pernahkah ikut merasakan betapa penuh perjuangan untuk menghasilkan satu kemasan beras di rumah.  Benih padi disemai terlebih dahulu.  Tanaman padi kecil ini lalu ditanam di tanah berlumpur agar nanti tumbuh menjadi besar.  Pernahkan ikut masuk ke dalam lumpur?  Sebagai informasi kedalaman lumpur sawah itu hingga satu lutut orang dewasa.


Padi yang tumbuh itu lalu berbuah bulir keemasan yang ditunggu hingga masa panen.  Riang gembira tersirat dari wajah-wajah pahlawan pangan.  Gabah panen itu akhirnya dapat dijemur untuk kemudian dijual.   Uang itu didapat setelah 4 bulan bekerja keras memelihara padi.


Lalu apakah uang itu banyak?  Kebanyakan bapak tani ini hanya penggarap.  Uang hasil panen setelah dipotong biaya pupuk, tenaga kerja dll kemudian dibagi dua.  Satu bagian untuk fihak yang mempunyai sawah sedangkan satu bagian baru untuk bapak tani. 





pahlawan pangan Indonesia





pahlawan pangan Indonesia





pahlawan pangan Indonesia



pahlawan pangan Indonesia


Uang hasil bertani penggarap tidak banyak.  Hanya untuk mencukupi kebutuhan makan.  Untuk membuat tempat tinggal yang layak tidak cukup.  Lihatlah foto-foto rumah para pahlawan tersebut.  Rumah sederhana dengan lantai beralas tanah.




rumah petani padi




rumah petani padi




rumah petani padi

Yang lebih baik penghidupan jika petani sekaligus pemilik tanah.  Rumah beliau-beliau ini lebih baik walaupun aroma keserdehanaan masih tercium.  Kebiasaan memelihara tanaman dengan hati ikut terbawa dalam pola hidup yang menerima keadaan.  Bapak tani yang beruntung ini pun dapat menjalankan ibadah haji.  Dan gelar bapak Haji di desa merupakan suatu kehormatan.




Masjid desa yang lebih mewah dibandingkan rumah penduduk disekitar


Bapak tani yang relijius.  Yang rela menyisihkan uang untuk membangun masjid sehingga gedungnya pun beralas keramik dan berdiri megah.  Bangunan masjid lebih bagus dari rumah bapak tani pun menjadikan hidup lebih tentram.






Walau hidup dalam suasana sederhana tetapi jalan di desa-desa di Jepara bagus.  Beruntung dana bantuan pemerintah dipegang dengan amanah oleh para aparatnya.  Kesejahteraan bersama yang menjadi tujuan bukan hanya untuk memperkaya diri sendiri.



Apa yang sudah disumbangkan untuk negeri ini?

Penulis hidup ditengah kesederhanaan masyarakat desa.   Masyarakat desa yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.  Petani yang benar kurang sejahtera.


Celaan besar itu saat diterima di institut pertanian bogor.  
"Mau jadi petani miskin kuliah di IPB?!"
"Seharusnya menjadi bidan desa yang pasti mempunyai masa depan lebih cerah".
Anak baru lulus SMA itu pun hanya bisa tertunduk diam tidak bisa mengeluarkan kata-kata.


Harus bisa membuktikan bahwa dengan ilmu pengetahuan kemiskinan dapat diatasi.  Semoga sedikit ilmu yang diraih dapat turut membangun bangsa ini menjadi besar, bermartabat, mandiri dan sejahtera.


_end_

Wednesday, August 23, 2017

Tidak Kenal Tidak Sayang Wereng Batang Coklat?

23 Agustus 2017

Wereng Batang Coklat (WBC) mempunyai nama latin Nilaparvata lugens yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai brown planthopper.  Serangga ini termasuk dalam Ordo Hemiptera dengan alat mulut menusuk menghisap, famili Delphacidae.


Wereng batang coklat, sumber alchetron.com/Delphacidae-2297823-W

Wereng kurun 50 tahun yang lalu, bukan hama utama pada tanaman padi.   Disertasi Van der Boot tahun 1929 menyebutkan bahwa hama utama tanaman padi pada tahun tersebut adalah

  1. Scirpophaga innotata
  2. Schoenobus incertullas
  3. Ocile simplex
  4. Leptocorisa acuta
  5. Nephotetrix apicalis
  6. Podops coarctata

Tahun 1964, Soenardi, dari Balai Penelitian Cimanggu melaporkan dalam buku Insect Pest of Rice in Indonesia bahwa hama utama pertanaman padi adalah
  1. Tryporyza innotata
  2. Triporyza incertulas 
  3. Chilo suppressalis

Serangan wereng pertama di mulai tahun 1970 an.  Peningkatan populasi hama ini berkaitan dengan sistem budidaya yang semakin membaik.  Padi yang awalnya ditanam 1 kali dalam setahun meningkat menjadi dua kali tanam hingga tahun 2017 ini menjadi 3 kali tanam.  Padi genjah memiliki 105-124 hari (sumber http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id) atau 3,5 hingga 4 bulan.  Sehingga dalam satu tahun hamparan persawahan akan terisi oleh tanaman padi secara terus menerus.  Penanaman padi tanpa jeda dalam satu tahun menyebabkan populasi wereng akan selalu ada di persawahan.  Populasi wereng ini yang akan memicu populasi yang lebih besar lagi di musim tanam berikutnya.


Faktor budidaya lain yang memicu meledaknya hama wereng disamping padi berumur pendek adalah pemakaian pupuk sintetik dan insektisida.  Pupuk sintetik terutama N menyebabkan figor tanaman menjadi besar dan berwarna hijau. Wereng membutuhkan N tinggi, sehingga dengan tersedianya N yang cukup banyak di tanaman menyebabkan kebutuhan nutrisi wereng menjadi terjamin dan sangat-sangat cukup untuk memproduksi generasi berikutnya.  Faktor penting ledakan wereng adalah pemakaian insektisida tidak tepat dan bijaksana.


Insektisida merupakan cara instan mengendalikan hama.  Sayangnya insektisida membunuh tidak hanya hama yang diinginkan juga musuh alami seperti parasitoid dan predator yang banyak dijumpai di persawahan.  Dalam kondisi normal, populasi hama dan musuh alami selalu berada dalam kondisi berkeseimbangan.  


Hama merupakan makanan dari predator.  Predator dengan alat mulut menggigit mengunyah dengan rakusnya memakan wereng hingga tidak tersisa satu potong bagian tubuhnya.  Parasitoid menggunakan badan wereng untuk meletakkan telur untuk kemudian menetas dan menjadi pupa tetap berada di dalam tubuh wereng.  Peristiwa ini yang menyebabkan populasi wereng dapat dikendalikan secara alami menggunakan musuh alami atau bahasa kerennya menggunakan jasa ecosystem services.  Pengendali alami ini tidak hanya predator, parasitoid tetapi ada juga penyakit yang disebabkan oleh nematoda, cendawan, virus dan bakteri.


Insektisida yang dipakai tidak tepat sasaran dan tidak bijaksana mengakibatkan predator dan parasitoid ikut terbunuh.  Tidak ada lagi pemangsa alami yang mampu mengendalikan populasi wereng.  Ketika dilakukan aplikasi insektisida baik wereng, predator dan parasitoid mati.  Wereng mempunyai daya adaptasi lebih baik terhadap insektisida dibandingkan predator dan parasitoid.  Saat dilakukan penyemprotan insektisida di persawahan, masih ada sedikit populasi wereng yang tidak ikut mati terbunuh.  Wereng lebih tahan insektisida biasanya berperawakan badan lebih kecil, warna lebih gelap, kapasitas reproduksinya lebih rendah dibandingkan populasi wereng normal.  Wereng yang masih hidup ini dapat berkembang biak hingga menjadi sejumlah populasi tertentu.  Ketahanan terhadap insektisida dikendalikan secara genetik dari dalam sel wereng.


Wereng yang berhasil hidup ini jika dikendalikan dengan konsentrasi insektisida sama, tidak mati.  Sehingga untuk mematikan wereng tersebut memerlukan konsentrasi yang lebih tinggi.  Insektisida ini pun tidak juga mampu untuk membunuh 100% populasi wereng.  Akan selalu ada sedikit individu yang tahan secara genetik terhadap insektisida.  Populasi wereng pun seberapapun tinggi diberikan konsentrasi insektisida tidak akan pernah mati.  Fenomena ini yang disebut dengan peristiwa resistensi.  Sebaliknya, musuh alami berupa predator dan parasitoid tidak ada lagi yang mampu bertahan hidup dalam kondisi konsentrasi insektisida tinggi.


Sudah dapat diduga, populasi wereng di lapangan meraja lela tanpa ada yang mampu mengendalikan lagi.  Ditambah lagi penanam padi secara terus menerus selama satu tahun, tanpa ada jeda membuat siklus hidup wereng tidak ada yang memutusnya. 


Ledakan hama wereng di Indonesia dimulai tahun 1970 an.  Siklus kemudian berulang setiap 5 hingga 20 tahunan.  Tercatat serangan wereng di tahun 1970, 1989, 1998, 2005, 2010 dan 2017.


Secara umum dugaan pemicu terjadinya ledakan hama wereng yaitu

  • penanaman variets rentan
  • pemakaian pupuk N berlebihan
  • aplikasi insektisida sembarangan
  • penanaman padi terus menerus
  • adanya resistensi populasi wereng batang cokelat
  • adanya migrasi wereng batang cokelat.

###


Komisi pestisida (kompes) salah satu pintu kelembagaan untuk pengaturan peredaran pestisida di Indonesia.  Lembaga ini sudah mengeluarkan 70 bahan aktif pestisida yang tidak boleh digunakan pada komoditas padi.  29 bahan aktif yang dilarang tersebut diantaranya dari golongan organophosphat.  Kompes juga melakukan moratorium pendaftaran insektisida untuk 150 merk dagang.  Peraturan lain yang dibuat adalah pelarangan insektisida berbahan aktif piretroid.  Pirethroid menyebabkan terjadinya resistensi dan resurgensi.


Pada kenyataan di lapang.  Penggunaan bahan aktif pirethroid dan organofosfat tetap dilakukan untuk komoditas padi.  Insektisida dengan bahan aktif imidakloprid dan abemektin yang belum disahkan untuk komoditas padi sudah digunakan.  Teknik aplikasi insektisida tidak tepat.  Yang lebih parah lagi terdapat peredaran insektisida palsu.  Akibat dari semua hal tersebut adalah
  • populasi WBC meningkat
  • tindakan pengendalian yang dilakukan menjadi tidak efektif dan efisien
  • pencemaran lingkungan menjadi semakin meningkat

Penyemprotan insektisida di lapangan tetapi tidak mengendalikan OPT.  Banyak insektisida terbuang percuma tidak mengenai organisme sasaran.  Penyebab dari tidak tepatnya palikasi karena
  • pengetahuan petani rendah
  • pendampingan terhadap petani yang semakin menurun
  • iklan pestisida yang sangat intensif dan ada dimana-mana

Upaya untuk mencegah terjadinya ledakan hama wereng
  1. Tidak menjadikan pestisida sebagai senjata utama tetapi gunakanlah PHT
  2. Gunakan pestisida dengan benar, bijaksana agar efisien dan aman terhadap lingkungan
  3. Lakukan peningkatan dan pemanfaatan jasa ekosisem seperti optimalisasi musuh alami
  4. Perlu dilakukan pencabutan izin edar pestisida yang melakukan promosi secara sembarangan seperti menempelkan di batang pohon di pinggir persawahan

###

Penyakit padi yang ditularkan oleh wereng batang cokelat adalah

  1.  Rice tungro virus (virus tungro)
  2. Rice grassy stunt virus (virus kerdil rumput)
  3. Rice ragged stunt virus (virus kerdil hampa)

Gejala padi yang terkena virus tungro adalah daun padi berwarna orange.  Padi terkena virus kerdil rumput anakan banyak dan daun tetap berwarna hijau sehingga sekilas menyerupai rumput.  Virus kerdil hampa memiliki ciri menyebabkan daun padi terpelintir.  


Penyakit kerdil rumput dan kerdil hapa tersebar meliputi wilayah Malaysia, Philiphina, Vietnam, Jepang, Taiwan, China dan Indonesia.  Tahun 2017 ini dilaporkan terjadi serangan infeksi virus kerdil rumput dan kerdil hampa di Indonesia.


Penularan virus sangat bergantung pada wereng batang cokelat.  Tidak ada mekanisme penularan virus yang lainnya.  Nimfa wereng lebih efisien menularkan virus dibandingkan imago.  Sekali terinfeksi virus maka selamanya wereng akan mengandung virus.  Tanaman yang terinfeksi virus tidak akan mati.  Tanaman tetap hidup tetapi tidak dapat berproduksi.  Virus mengembangkan mekanisme agar inang yang ditumpanginya tidak mati.  Jika inang mati maka virus pun akan musnah sehingga akan merugikan untuk keberlangsungan hidupnya.


Tanaman yang terinfeksi virus tidak ada mekanisme untuk penyembuhannya.  Sehingga cara pengendalian adalah dengan memusnahkan tanaman padi yang terinfeksi oleh virus.  Jika tanaman tidak dimatikan, maka dapat menjadi sumber penularan pada tanaman lain yang masih sehat.

-end-

 








Tulisan bersumber dari kuliah umum yang disampaikan oleh Prof. Dr. Aunu Rauf, Prof. Dr. Dadang dan Prof. Dr. Sri Hendrastuti Hidayat yang dilaksanakan 14 Agustus 2017 di Ruang Sidang Lantai 6 Gedung Rektorat Institut Pertanian Bogor (IPB) dan teori perkuliahan selama menempuh pendidikan di PTN IPB


Rekomendasi IPB dalam Pengendalian Wereng Batang Cokelat

23 Agustus 2017

Serangan hama wereng berupa tanaman seperti terbakar

Pengamatan secara langsung di lapangan yang dilakukan melalui kegiatan klinik tanaman IPB sejak bulan Februari hingga Juli tahun 2017 menghasilkan temuan sebagai berikut:


  1. Ledakan wereng batang cokelat (WBC), penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput di sentra-sentra produksi padi terjadi minimal di 30 kabupaten di Jawa, Bali dan Lampung.  Pada banyak tempat serangan WBC dan kejadian penyakit kerdil rumpul dan kerdil hampa yang disebabkan oleh virus telah berlangsung selama 2-4 musim tanam padi.  Cakupan daerah serangan WBC, penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa yang ditularkan oleh WBC pada tahun 2017 lebih luas dari tahun 2010.
  2. Serangan berat WBC dan virus kerdil terjadi pada daerah yang melakukan tiga kali penanaman padi dalam setahun.
  3. Berbeda dengan ledakan WBC tahun 2010-2011, yang mana ledakan juga dialami oleh negara lain seperti Thailand dan Vietnam, ledakan WBC tahun 2017 hanya terjadi di Indonesia
  4. Pengetahuan petani tentang wereng batang cokelat dan penyakit kerdil hampa/kerdil rumput sangat terbatas.  Hampir 100% petani tidak tahu tentang gejala, penularan, sifat-sifat penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput serta kaitannya dengan WBC
  5. Permasalahan pestisida berkaitan dengan pertanaman padi sangat memprihatinkan: a) sebanyak 70% petani padi di Pulau Jawa menggunakan beberapa insektisida yang dilarang untuk padi, b) hampir semua petugas pertanian yang ada tidak tahu tentang insektisida yang dilarang untuk padi, c) adanya promosi pestisida yang dilarang untuk padi dan d) banyak petani tidak faham penggunaan pestisida yang baik dan benar.
  6. Sistem pengamatan hama dan penyakit padi tidak mampu mendeteksi potensi ledakan hama/penyakit karena kelemahan metodologi dan konsistensi penerapannya.


IPB mengidentifikasi penyebab ledakan WBC tahun 2017 adalah interaksi dari
  • iklim yang cukup basah pada tahun 2017 (kemarau basah)
  • penanaman padi yang terus menerus tanpa jeda
  • intensitas penggunaan insektisida yang tinggi (8-12 aplikasi per musim) oleh petani dan beberapa insektisida yang digunakan merupakan golongan insektisida dilarang untuk padi


Berdasarkan permasalahan tersebut, direkomendasikan upaya-upaya berikut:

  1. Menerapkan secara konsisten sistem pengendalian hama terpadu (PHT) dalam pengendalian hama penyakit padi sesuai dengan Inpres no 3/1986, UU 12/1992 dan PP no 6/1995.
  2. Melakukan jeda penanaman satu musim sehingga dalam satu hamparan dihindarkan adanya tanaman padi secara terus menerus.
  3. Memusnahkan tanaman yang terserang virus kerdil hampa dan kerdil rumput karena berpotensi menjadi sumber penyakit pada musim berikutnya.
  4. Memperbarui sistem pengamatan hama dan penyakit padi sehingga memenuhi prinsip cepat, akurat, obyektif dan efisien, sehingga dapat dijadikan dasar yang tepat untuk mengambil tindakan pengendalian.
  5. Meningkatkan kapasitas SDM pertanian, baik petani, POPT, PPL dan staf Dinas terkait dengan pengetahuan mereka terhadap WBC, virus kerdil hampa/kerdil rumput, pestisida dan penggunaannya pada tanaman padi.  Khususnya untuk petani, pola SLPHT dapat didorong kembali keberadaanya dan lebih diperkuat.
  6. Membenahi distribusi, promosi dan penggunaan serta pengawasan pestisida untuk tanaman padi
  7. Menerapkan teknologi pengendalian yang memperkuat ketahanan agroekosistem, diantaranya pengembalian jerami, penggunaan agens hayati dan mengurangi penggunaan insektisida


Tim Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB
Prof. Dr. Aunu Rauf
Prof. Dr. Dadang
Dr. Hermanu Triwidodo
Prof. Dr. Sri Hendrastuti Hidayat
Dr. Suryo Wiyono
Dr. Widodo

-end-



Siaran Pers IPB 15 Agustus 2017 Lakukan PHT Segera

28 Agustus 2017

Berikut ini salinan siaran pers yang dilakukan IPB berkaitan dengan adanya serangan Hama Wereng Batang Coklat.  Siaran pers yang digelar di Ruang Sidang Lantai 6 Gedung Rektorat IPB tanggal 15 Agustus 2017 lalu. 


Setelah dilakukan survei, pengambilan data mengenai serangan wereng dan pengolahan statistik maka hasil yang didapatkan harus disebar luaskan.  Kenapa semua harus tahu?  Karena beras adalah komoditas seksi yang semua orang sangat bergantung.  Beras diurus langsung oleh pemerintah. Adakalanya kebijakan pemerintah yang menginginkan produksi tinggi bertentangan dengan ranah keilmuan pengendalian hama dan penyakit.  Ibarat kata, perguruan tinggi sebagai pengingat. Kebijakan yang dipandang positif pemerintah justru sebaliknya, keputusan yang membahayakan.   Dalam membuat rekomendasi perguruan tinggi tidak bisa asal berbicara tetapi harus berdasar bukti ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan.  Rangkaian survei yang dilakukan oleh Departemen Proteksi Tanaman (PTN) IPB adalah cara merangkai bukti ilmiah tersebut.

#

Siaran Pers, 15/8/2017
IPB: Lakukan Pengendalian Wereng dengan PHT Segera!

Meningkatnya serangan hama wereng yang diikuti penyakit kerdil di sentra-sentra produksi padi nasional nyata terjadi.  Di Subang Jawa Barat sebagai contoh, sudah tiga musim budidaya padi gagal.  Tidak hanya menyebabkan kegagalan produksi, serangan hama wereng yang diikuti virus ini juga menyebabkan petani terjebak dalam kerugian sangat besar.


Hal inilah yang ditemukan oleh tim klinik tanaman Departemen Proteksi Tanaman dan LPPM IPB yang telah melakukan aksi lapangan dengan memberikan layanan konsultasi dan penyebaran teknologi ramah lingkungan kepada petani di 6 kabupaten yaitu Subang, Kebumen, Klaten, Bojonegoro, Banten dan Lampung.  Aksi lapangan adalah bentuk tridarma perguruan tinggi sekaligus upaya untuk membantu petani yang sedang tertimpa kesusahan terkait serangan hama wereng.


Data yang ada di pemerintah menunjukkan kecilnya serangan, namun di lapangan klinik tanaman menemukan kerugian berlipat-lipat dan petani tidak ada yang membantu.  Pengendalian hama wereng tidak bisa dilakukan dengan cara biasa tetapi harus dengan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT).  Aplikasi PHT disahkan dalam UU 12 Tahun 1992 dan PP no 6 Tahun 1995.  Ada dasar hukum kuat untuk melaksanakan PHT dalam pengendalian hama di lapangan.


Ledakan hama merupakan manifestasi kesalahan dalam pengelolaan ekosistem pertanian.  Dalam peningkatan produksi beras seharusnya memperkuat daya lenting lingkungan bukan justru memperlemah daya dukung lingkungan.


Apa yang dikerjakan oleh klinik tanaman PTN mendapat dukungan penuh dari rektor IPB Prof. Herry Suhardiyanto.  Peningkatan produksi pertanian harus berdasarkan pada pengetahuan.  Produksi akan meningkat secara kontinyu jika didasarkan pada sains.  Dalam hal ini pendekatan PHT menjadi salah satu pilihan karena secara saintifik telah terbukti.  Kebijakan sebagai pijakan aplikasi budidaya dan tercapainya peningkatan produksi harus dengan pendekatan Sains Base Policy.  Dengan demikian arah kebijakan akan tepat dan efektif.


Persoalan mendasar pengendalian hama wereng bukan lagi pada persoalan teknis dan pengetahuan tetapi sudah pada tataran Political Will.  Ilmu pengetahuan, pengalaman, teknologi terkait wereng sudah lengkap.  Wereng bukan hama baru di Indonesia.  Sudah sangat banyak percobaan, penelitian sampai inovasi yang telah diciptakan oleh peneliti, perguruan tinggi, lembaga litbang pemerintah dan petani.  Akan tetapi hama wereng menjadi wabah berulang yang selalu tetap ada.



Press release yang dilakukan di gedung rektorat merupakan bagian akhir dari aksi lapang pengendalian hama wereng yang di gelar IPB selama bulan Juni hingga Agustus 2017.  Pemberitaan harus disebar luaskan agar menjadi awareness public.  Harapan akhir dari siaran press adalah adanya perubahan kebijakan dan implementasi pengendalian hama penyakit sehingga dapat menyelamatkan petani serta produksi padinya.

-end-


Monday, August 21, 2017

Survey Wereng Batang Coklat di Kab Jepara Jateng

21 Agustus 2017

Klinik tanaman, departemen proteksi tanaman mendapat laporan dari petani binaan bahwa ada serangan wereng batang coklat (WBC) di Jatim, Jateng dan Jabar.  Untuk mengantisipasi serangan WBC bertambah luas, maka dilakukan serangkaian kegiatan salah satunya survei keberadaan WBC, pembagian leaflet cara mengelola tanaman padi yang baik dan pembagian biakan induk cendawan antagonis Lecanicillium lecanii.

Pertanaman padi di kec. Pakis Aji kab. Jepara Jawa Tengah

Survey dilakukan di 280 kabupaten yang ada di Indonesia.  Peserta survey adalah mahasiswa S1, S2 dan S3 yang sedang pulang kampung selama libur hari raya Idul Fitri 2017.  Hasil survey ini sebagai bahan masukan dan rekomendasi kepada pemerintah dalam mengambil kebijakan berkaitan dengan komoditas padi.



Padi makanan pokok bagi bangsa Indonesia.  Lambung terasa masih lapar jika belum makan nasi.  Padahal berbagai makanan sudah dimakan, dari lontong sayur, roti dan camilan lain.  Saking tergantungnya bangsa Indonesia pada beras, sedikit saja gangguan terjadi maka menjadi issue panas nasional.  Sebelum menjadi bencana nasional gagal panen akibat serangan WBC maka IPB sejak dini bersuara ikut menjaga kedaulatan pangan nasional.


Penulis ikut menjadi surveyor untuk kabupaten Jepara Jawa Tengah.  Survey dilakukan dari tanggal 20 - 23 Juni 2017 meliputi pengambilan quissioner dari petani di kec. Bangsri, Kembang dan Pakis Aji kab. Jepara.  Catatan penting saat mengambil data yakni


  • Serangan WBC dijumpai di tiga kecamatan wilayah survey.  Serangan WBC dalam titik-titik kecil yang saat dilihat di lokasi sudah dikendalikan dengan pestisida oleh pemilik lahan atau petani penggarap.
  • Serangan WBC tergolong tidak tinggi mungkin kurang dari 10%
  • Serangan WBC baru terjadi di musim tanam kedua.  Dalam satu tahun ada 3 kali tanam dengan pola padi-padi-palawija.  Hama yang dominan di musim tanam pertama dan musim tanam sebelumnya adalah sundep-beluk yang disebabkan oleh hama Scipophaga innotata (Lepidoptera: Crambidae).
  • Petani menanggapi serangan WBC dengan sangat responsif.  Berbagai insektisida dipakai, dilakukan penyemprotan berulang bahkan menggunakan bahan yang tidak lazim seperti autan.
  • Rekomendasi penyemprotan lahan tidak hanya dari petani itu sendiri tetapi dari pengamat dan penyuluh hama.  Laporan dari petugas di tingkat desa ini disampaikan ke tingkat kabupaten untuk kemudian penanggung jawab kabupaten membeli dan menyalurkan insektisida bantuan ke desa-desa.
  • Pengendalian hama menggunakan insektisida dilakukan jika ada serangan saja.  Respon pengendalian langsung mengandalkan pestisida bukan cara-cara PHT (pengendalian hama terpadu) seperti pengoptimalan musuh alami dan jasa ekosistem.
  • Pengetahuan pengendalian hama dan penyakit dari petani, ketua kelompok tani serta petugas tingkat desa  terbatas pada pemakaian pestisida.  Pengetahuan PHT sangat kurang.
  • Lokasi survey yang didatangi berdasarkan data dari Koordinator POPT kab. Jepara yang tergolong wilayah dengan serangan WBC tinggi.  
  • Salah satu lokasi dengan serangan WBC tinggi berada di desa Bondo, kec. Bangsri.  Persawahan berada di sepanjang pesisir pantai, dengan sistem irigasi sangat bagus.
  • Dampak dari serangan WBC berupa tanaman mengering berwarna coklat dan tanaman kerdil.  Padi berwarna coklat sebagai akibat cairan tanaman dihisap oleh wereng.  Tanaman kerdil akibat adanya virus yang ditularkan oleh WBC

Populasi wereng batang coklat pada rumpun padi


Padi mengering akibat serangan wereng batang coklat di desa Slagi kec. Pakis Aji kab. Jepara


Tanaman padi kerdil  akibat virus yang ditularkan wereng di desa Bondo kec. Bangsri kab. Jepara 



Areal padi di desa Jinggotan kec. Kembang yang tidak ada serangan WBC tetapi ada sedikit sundep-beluk


Pertanaman padi menghijau kerja keras petani untuk negeri


Pertanyaan yang terbersit dalam benak penulis.  

"Oh ternyata serangan WBC tidak meluas hingga dua kali gagal tanam seperti di kab. Subang Jabar."

"Kenapa?"

Jawaban dari pertanyaan terjawab beberapa minggu kemudian ketika departemen Proteksi Tanaman mengeluarkan press release rekomendasi pengendalian WBC

# Ikut survey ikut belajar langsung dari sawah
# Yess!!! Bahagia bisa menyumbangkan sedikit tenaga untuk negeriku.. 

*** end ***