Thursday, June 12, 2014

Membasmi Semut

12 Juni 2014


Bulan Oktober hingga Desember 2013 silam, wohnung HRS khususnya apartemen tempat kami tinggal banyak semut merah, kecil seperti semut yang suka makan gula di Indonesia.  Semut ini banyak berjalan-jalan di dapur.


Ada pengumuman dari management wohnung, akan datang petugas untuk membersihkan semut.  Sempat merasa ketakutan, jangan-jangan semut ini dari Indonesia.  Saat ke Jerman sempat membawa bumbu: daun salam, lengkuas, kencur, kunyit, serai.  Takutnya bumbu yang dibawa tersebut tidak sengaja disisipi telur semut.  Semut kemudian menetas dan berkembang-biak di Goettingen.  



Eit sebentar, ada pertanyaan dengan kalimat "telur menetas dan berkembang biak".  Bagaimana menurut Entomologi?  Apa bisa seperti itu?  Telur menetas, semut besar atau dewasa, kawin lalu berkembang biak?  Semut adalah hewan sosial berkasta dan hidup berkelompok.  Kasta dalam kelompok semut yaitu ratu, kasta bangsawan, kasta pekerja dan prajurit.  Ratu bertugas bertelur untuk menghasilkan keturunan semut.  Kasta bangsawan, ratu melahirkan kasta bangsawan, kasta ini lalu terbang ke tempat lain, kawin dan menghasilkan koloni semut baru.  Kasta pekerta, tidak dapat kawin, yang hidupnya diisi untuk bekerja melayani kebutuhan koloni semut.  Kasta prajurit, tidak dapat kawin, yang hidupnya menjaga keamanan sarang semut.

Jika telur yang terbawa dari Indonesia itu kebetulan kasta bangsawan, ada semut jantan dan betina, tentu saja semut dapat berkembang biak di Goettingen.  Tapi jika telur yang terbawa dari Indonesia itu kasta pekerja atau prajurit, semut menetas hidup lalu mati.  Terputus kehidupannya karena semut tidak dapat kawin.


Jadi sebenarnya tidak perlu ketakutan.  Belum tentu bumbu yang dibawa membawa telur semut.  Bumbu tersebut sudah dicuci bersih.  Atau kalau terbawa juga belum tentu berkembang biak, mana tahu hanya telur semut pekerja atau prajurit.  


Menurut teori karantina, tidak boleh sembarangan membawa tumbuhan, hewan dari satu negara ke negara lain.  Takutnya tumbuhan dan hewan tersebut membawa hama dan penyakit.  Hama dan penyakit yang terbawa tidak ada musuh alaminya sehingga menjadi membahayakan di daerah baru.  Tapi teori karantina tersebur dilanggar.  Saya membawa bumbu dari Indonesia.  Bumbu di dalam koper tidak diperiksa sehingga dapat masak dengan bumbu rempah Indonesia tersebut.  Asikkkk.  Hayo kesimpulannya karantina Jerman tidak ketat!


Tiba waktunya petugas datang ke wohnung.  Hanya satu orang saja, menempelkan sesuatu di dinding dapur dan kamar mandi.  Buat apa benda yang ditempelkan tersebut?  Bagaimana cara bekerja untuk mengendalikan semut?

Hadiah mematikan untuk semut

Awalnya mengira benda tersebut adalah perangkap.  Nanti akan banyak semut datang dan mati di dalam benda tersebut.  Tapi setelah diamati satu minggu, dua minggu ternyata tidak ada semut didalam benda tersebut.  Lalu fungsinya apa?


Satu bulan kemudian datang petugas untuk memeriksa benda yang sudah ditempelkan sebelumnya.  Kebetulan petugas tersebut perempuan.  Saya jadi leluasa untuk bertanya sana dan sini.  Pertanyaan utama saya adalah, "apakah semut yang ada di wohnung berasal dari Asia?"  Maksud pertanyaan adalah untuk mencari jawaban benar tidak saya membawa semut dari Indonesia.  Jawabannya, bukan.  Semut bukan berasal dari Asia tapi memang sudah ada di Jerman.  Ahhhh...lega...semut bukan saya yang bawa dari Indo....


Petugas bertanya, "apakah anda melihat semut di dapur, di kamar mandi atau di tempat lain."  Saya menjawab, iya.  Semut tersebut saya matikan.  Jawaban polos.  Petugas tersebut lalu marah dan memberikan penjelasan.  
Katanya, "anda tidak boleh membunuh semut yang terlihat di dapur atau di tempat lain."  
"Semut tersebut adalah semut pekerja yang sedang mencari makan untuk koloninya." ujar petugas.
"Jika anda membunuh semut tersebut berarti racun dalam wadah tersebut tidak ada yang membawa ke sarang."ujar petugas.
"Benda yang ditempel di tembok adalah makanan buat semut." kata petugas.
"Makanan tersebut akan dibawa ke sarang semut untuk memberi makan koloni termasuk makanan untuk ratunya." petugas menjelaskan.
"Jika ratu sudah makan maka dia akan mati, dengan begitu tidak akan ada generasi semut selanjutnya."  ujar petugas.
"Cara memasang benda ini paling memungkinkan karena kita tidak tahu dimana sang ratu bersarang."  panjang lebar petugas menjelaskan.


Tentu saja petugasnya berbicara dalam bahasa Jerman.  "Little little I can" lah bahasa Jerman.  Kalau tidak ngerti ya bertanya, dengan bahasa seadanya.  Nah loh...orang HPT tidak tahu fungsi benda yang ditempel di tembok itu apa.  


Tidak ada kata terlambat untuk belajar sesuatu, termasuk cara yang paling mudah dan efektif untuk mengendalikan semut di rumah.  Umpan racun jenis apa yang dipasang ditembok belum tahu.  Tapi paling tidak faham cara mengendalikan semut di rumah.


Enam bulan kemudian atau bulan Juni ini, tidak ada semut yang berkeliaran di wohnung.  Umpan beracun sukses mengendalikan semut.  


Hope suatu hari nanti bekerja dengan bidang ini, entomologi.  Ilmu yang mempelajari seluk beluk serangga.  Bidang yang terlihat kecil dan remeh tapi kunci penting mewujudkan pertanian yang berkesinambungan.  Tapi entahnya...hanya mimpi tidak tahu apa yang terjadi esok hari.

***