Monday, October 2, 2017

Jurnal untuk Pengembangan Sain Contoh Kasus Ilmu Biologi Molekular

JURNAL UNTUK PENGEMBANGAN
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
CONTOH KASUS ILMU BIOLOGI MOLEKULER



Oleh
Sat Rahayuwati



A.  PENDAHULUAN
A.1. Penemuan Mutakhir Ilmu Pengetahuan

            Teknologi hingga tahun 2016 ini sudah sangat berkembang.  Telefon gengam pada tahun 1995 merupakan barang mahal dengan tombol keyboard sistem tekan, masih ada antena pemancar, dan berukuran besar.  Saat ini telefon gengam berevolusi menjadi berbentuk balok tipis, dengan layar sentuh, harga terjangkau sehingga mampu dimiliki semua orang.  Salah satu bentuk teknologi informasi tersebut, dahulu hanya untuk menulis sms (short message texts) dan menelepon sekarang sudah dilengkapi fitur canggih antara lain untuk browsing internet; sms berbasis internet seperti line, whats apps, blackberry messagge; menyimpanan data mega besar di drive; GPS (Global Position System); jejaring sosial facebook, tweeter, snapchat, youtube; aplikasi foto dan video dll.  


        Perkembangan teknologi tidak hanya dalam bidang informasi, juga untuk bidang keilmuan lainnya.  Ilmu biologi sejak ditemukannya materi genetik DNA di dalam inti sel membuka peluang ditemukannya tanaman transgenik tahan hama dan herbisida, cloning hewan tingkat tinggi, penemuan berbagai obat dll. 



           Dalam bidang astronomi, manusia sudah menemukan bahwa matahari ukurannya sangat-sangat kecil dibandingkan bintang-bintang yang lain seperti VY Canis Mayoris, Aldebaran dll.  Manusia juga menemukan lubang hitam berupa materi bintang yang dimampatkan hingga sangat-sangat kecil menjadi medan grafitasi super raksasa yang akan menarik cahaya dan materi termasuk bintang-bintang yang mendekatinya.  Bahkan manusia sudah menemukan planet serupa bumi di daerah goldilock yakni daerah diantara bintang pusat dan planet yang mengitarinya dimana suhu daerah tersebut tidak panas juga tidak dingin.  Planet serupa bumi ini seperti planet Kepler dan Gliese dapat ditempati dimasa datang (Courtesy of youtube).



A.2.  Manusia Mahluk Yang Dikaruniai Akal Fikiran


            Manusia sebagai khalifah atau wakil Allah di muka bumi dikaruniai akal dan fikiran untuk mengelola alam berserta isinya.  Pengembaraan akal manusia merupakan proses yang berlangsung terus-menerus sehingga ditemukan aneka bentuk ilmu dan teknologi yang muaranya adalah kemudahan dan kenyamanan manusia menjalani hidup (Lubis dan Adian 2011).  Pengembaraan akal manusia dibingkai dengan pemikiran logis menghasilkan pengetahuan yang terstruktur dengan baik, terakumulasi menjadi sain dan teknologi seperti: handpone, televisi, padi dengan umur tanam pendek, padi dengan kandungan vitamin A, aneka sayuran dan buah-buahan yang lebih besar ukuran dan lebih tidak cepat busuk dll, untuk kesejahteraan manusia.


            Manusia diharapkkan mampu secara filosofis memahami ilmu dengan mengetahui hakekatnya, proses akumulasi penalarannya, logika yang mendasarinya, etika pengembngannya dan sistem nilai yang mengejawantah di dalamnya. Pengetahuan yang terstruktur dengan baik memerlukan pengamatan, penulisan data, dan pengambilan kesimpulan.  Proses tersebut harus ditulis sehingga dapat dipelajari dan dikembangkan oleh orang lain (Semiawan dkk, 2005).


            Data dan hasil penelitian salah satunya didokumentasikan dalam bentuk jurnal ilmiah.  Jurnal ilmiah adalah publikasi yang ditulis berkala untuk satu bidang disiplin ilmu. Jurnal sebagai sarana untuk mengenalkan, mempresentasikan penelitian baru atau bahkan kritik dari penelitian yang sudah ada.  Jurnal berisi tulisan hasil penelitian sebelumnya yang sudah dipublikasikan, ulasan tentang suatu topik atau ulasan buku.  Manfaat dari jurnal untuk memberitahukan pengetahuan kepada orang lain, berkontribusi terhadap perkembangan pengetahuan sehingga lahirlah sains atau ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kemanusiaan (En. Wikipedia.Org/wiki/academic-journal).
           

B.  SEJARAH LAHIRNYA JURNAL


      Orang yang pertama kali menggagas jurnal adalah Henry Oldenburg, lahir 5 September 1677.  Henry adalah seorang teolog (ahli agama kristen) asal Jerman yang terkenal sebagai diplomat, natural philosopher dan pencetus peer review suatu publikasi ilmiah.  Henry adalah anggota Royal Society kerajaan Inggris dengan tugas melakukan korespodensi dengan semua ilmuwan yang ada di Eropa.  Henry sebagi editor untuk jurnal yang pertama dibuat, yakni The Philosophical Transactions of the Royal Society.  Naskah yang masuk ke dewan redaksi, sebelum diterbitkan, dikirimkan Henry ke ahli yang kompeten. Para ahli ini disebut peer reviewer diberikan kekuasaan apakah naskah tersebut layak untuk diterbitkan atau tidak.  Jurnal Philosophical Transaction of the Royal Society menjadi jurnal pertama yang tetap bertahan hingga saat ini (En. Wikipedia.Org/wiki/henry-oldenburg).


        Royal society (RS) adalah kominitas yang terdiri dari presiden, dewan, dan anggota.   RS didirikan bulan November tahun 1660 yang berkedudukan di kota London.  Anggota RS berupa adalah lembaga keilmuan yang berada di Inggris dan negara persemakmuran.  Pendirian RS bertujuan untuk: memajukan ilmu pengetahuan dan manfaatnya bagi kemanusiaan, memberikan penghargaan terhadap ilmu pengetahuan, mendukung temuan ilmu pengetahuan yang luar biasa, memberikan nasehat ilmiah untuk suatu kebijakan publik, menjalin kerjasama internasional, melakukan fungsi pendidikan (En. Wikipedia.Org/wiki/royal-society).


         RS menerbitkan jurnal ilmiah yang diberi nama Philosophical Transactions of the Royal Society (Phil. Trans) sejak tahun 1665.  Phil. Tans merupakan jurnal pertama di dunia, yang mengkhususkan diri pada pengembangan ilmu pengetahuan sehingga menjadi jurnal yang paling lama beroperasi di dunia.  Kata philosophical pengacu pada natural philosophy yang berkorelasi dengan ilmu pengetahuan atau sains.  Pada tahun 1887 jurnal dibagi menjadi dua terbitan berbeda, Philosophical Transactions of the Royal Society A yang menerbitkan ilmu fisika, matematika dan teknik, sedengkan Philosophical Transaction of the Royal Society B  membidangi ilmu-ilmu biologi.  Royal society membuka presentasi dan diskusi dari publikasi yang diterbitkan dalam jurnal Phil. Trans (Royal Society Publishing web).


         Salah satu judul publikasi yang diterbitkan pertama kali tahun 1665 adalah “Perbaikan gelas optik, laporan pertama adanya bintik merah besar pada planet Jupiter”.  Publikasi lain yang terkenal seperti tulisan Isaac Newton mengenai teori baru tentang cahaya dan warna, Charles Darwin, Stephen Howking.  Publikasi terkini tahun 2016, salah satunya berjudul Androgenesis, dimana jantan membajak telur untuk membuat kloning (Schwander T, Oldroyd BP 2016).



  Dengan semakin berkembangnya cabang-cabang ilmu pengetahuan, saat ini telah ada 2000 jurnal yang diterbitkan oleh 8000 instansi dari 160 negara.  Untuk mengoleksi 2000 jurnal tersebut, perpustakaan memerlukan biaya sangat mahal untuk penyimpanan arsip secara komprehensif.  Dengan melakukan digitalisasi maka perpustakaan dapat menyimpan semua isi jurnal secara komprehensif dan tersedia sepanjang waktu.  Program digitalisas ini disebut JSTOR kepanjangan dari Journal Storage.  JSTOR ditemukan oleh William G. Bowen tahun 1995.  Yang menjadi anggota JSTOR adalah perpustakaan dari suatu instansi atau lembaga di seluruh dunia.  Seseorang bisa mengakses jurnal yang ada di JSTOR setelah sebelumnya mendaftarkkan diri melalui perpustkaan di tempat dia sekolah atau bekerja (En. Wikipedia. Org/wiki/JSTOR).



C. BIOLOGI MOLEKULER SEBUAH CONTOH BERKEMBANGNNYA ILMU 


C.1. Teori Munculnya Mahluk Hidup


      Setiap pengetahuan dan ilmu yang ditemukan membuka peluang untuk dikembangkan menjadi menjadi temuan dan ilmu baru.  Hasil-hasil penelitian tersebut dipublikasikan di suatu jurnal.  Temuan atau teori yang tidak sesuai fakta yang ada di alam akan mendapat kritik dan perbaikan dari peneliti selanjutnya.  Seseorang akan melanjutkan penelitian yang telah dipublikasikan sebelumnya sehingga tidak dilakukan pengulangan data.  Daftar pustaka yang disitir di jurnal merupakan tulisan-tulisan yang sudah dipublikasikan sebelumnya.  Dengan begitu ilmu pengetahuan semakin berkembang dan berkembang membuka temuan-temuan baru yang bermanfaat bagi nilai kehidupan.


          Salah satu cabang ilmu yang pesat mengalami perkembangan adalah biologi molekular.  Sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari fungsi dan peran sel suatu mahluk hidup.  Teori tentang sel diawati saat bumi masih berupa planet panas yang mulai dingin suhunya. Unsur N­­2, CO2 dan udara bereaksi lalu jatuh ke laut membentuk molekul asam fosfor, asam nukleat, dan ribosa.  Di dalam laut  semua molekul bersatu membentuk banyak zat organik baru lainnya seperti nukleotida.  Polinukleotida atau gabungan dari rantai tunggal nukleotida merupakan inti sel mahluk hidup.  Dengan begitu awal kehidupan berasal dari laut. Polinukleotida utas ganda dikenal dengan sebutan DNA.  Bahan penyusun polinukleotida berupa basa nitrogen yang diberi nama Adenin, Guanin, Timin, Sitosin.  Di dalam DNA terdapat susunan nukleotida yang menyandikan protein tertantu dikenal dengan sebutan gen.  Utas DNA ganda akan membuka lalu mRNA membuat kopi dari susunan polinukleotida.  mRNA akan menuju ribosom yang berperan sebagai cetakan bakal protein yang dibuat.  tRNA akan datang membawa asam amino.  Tiap 3 basa nukleotida menyandikan 1 buah asam amino. Asam amino lain datang menempel satu sama lain sesuai urutan basa nitrogen yang ada diceetakan mRNA.  Untaian asam amino disebut sebagai protein (Park et al  2009).



            DNA, RNA, ribosom mulai membentuk organisasi yang lebih baik sehingga munculah sel untuk pertama kalinya.  Sel ini masih belum ada intinya atau disebut prokariot.  Di jaman purba ini terbentuk sel lain yang bernama mitokondria.  Mitokondria bergabung dengan sel prokariot.  Mereka mampu melakukan fotosintesis sehingga munculah O2.  O2 ini bisa mematikan DNA sehingga dibuatlah selaput untuk membungkusnya.  DNA yang tertutup selaput sehingga terbentuklah inti sel.  Sel yang sudah mempunyai inti disebut sel eukariot, yang merupakan nenek moyang hewan.  Produk hasil fotosintesis bersimbiosis dengan sel eukariot membentuk kloroplast.  Dengan demikian terbentuklah nenek moyang tumbuhan.  Dari satu sel di dalam laut terus berkembang dan bergabung-gabung membentuk mahluk hidup baru yang lebih komplek seperti euglena, tripasonoma, amuba hingga muncul mahluk hidup besar bersel banyak.  Mahluk dari laut ini kemudian naik kedaratan, berevolusi terus menerus hingga saat ini (Park et al  2009).



C.2. Penemuan dan Teori Sel        
 
            Tahun 1665 ditemukan sel oleh Robert Hook setelah dia menemukan mikroskop untuk pertama kali.  Hook mengamati bahwa di dalam gabus terdapat kamar-kamar kecil yang diberinama sel.  Tahun 1805 Eigen ahli tanaman dari Jerman melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa mahluk hidup tersusun atas sel.  Saat itu banyak orang tidak mempercayaai teori Eigen.  Seiring berjalannya waktu banyak orang yang memperlajari sel.  Tahun 1839 Schleiden dan Schwan ilmuwan dari Jerman menyatakan teori yang sama dengan Eigen bahwa semua mahluk hidup tersusun atas sel.  Mandel melakukan percobaan perkawinan silang ada kacang ercis.  Tahun 1865 Mandel melaporkan hasil uji coba bahwa perkawinan silang menghasilkan 3 hukum: dominan vs resesif, segregasi bebas dan berpasangan bebas.  Saat itu hasil laporan Mandel tidak dihargai orang.  Sebelum Mandel mengadakan penelitian, secara terpisah Nageli tahun 1842, mengetahui benda yang berada dalam inti sel berupa benang-benang.  Tahun 1920 Poilken mencoba mewarnai benang dalam inti sel sehingga terlihat lebih jelas.  Oleh Poilken benang tsb diberinama kromosom.  Dengan semakin tajam resolusi mikroskop, Poilken berhasil melihat proses pembelahan (mitosis) pada sel hewan dan tumbuhan.  Poilken menyatakan yang bertanggung jawab pada proses hereditas seperti yang diungkapkan Mendel adalah kromosom ((Park et al  2009).



            Thomas Hunt Morgan mendapatkan hadiah nobel pada bidang kedokteran dan fisiologi. Morgan bekerja dengan Drosophila melanogaster, yang mempunyai 8 pasang kromosom sehingga mudah diamati terjadinya mutasi.  Kejadian mutasi ini digagas sebagai salah satu teori munculnya keragaman mahluk hidup.  Tahun 1928 Frederick Griffith dan 1944 Avery melakukan percobaan yang menyimpulkan bahwa materi genetik penyusun hereditas adalah DNA.  Percobaan yang dilakukan adalah: tikus disuntik dengan bakteri paru-paru tidak ganas ternyata tikus tidak mati.  Tikus disuntik dengan bakteri paru-paru ganas yang sudah dipanaskan sebelumnya, ternyata tikus tidak mati.  Bakteri yang dipanaskan menjadi mati sehingga tidak mampu menginfeksi tikus.  Bakteri tidak ganas dan bakteri ganas yang sudah dipanaskan sebelumnya dicampur kemudian disuntikan pada tikus. Ternyata tikus bisa mati.  Setelah diperiksa pada tubuh tikus ditemukan materi genetik bakteri ganas.  Materi genetik bakteri ganas setelah dipanaskan ternyata tidak mati, lalu masuk ke inti bakteri tidak ganas.  Bakteri yang tidak ganas berubah menjadi ganas sehingga berhasil mematikan tikus.  Materi genetik yang mampu berpindah ini memperkuat temuan bahwa asal usul keturunan, sifat yang diwariskan dari mahluk hidup berada dalam inti sel (Karp 2014a).


C.3.  Penemuan Molekul DNA Sebagai Tonggak Sejarah Biologi Molekuler


         Penemuan molekul DNA (Adenocine triphosphat) merupakan tonggak sejarah perkembangan ilmu pengetahuan biologi molekuler.  Semua mahluk hidup tersusun atas sel, dari organisme bersel satu hingga manusia.  Di dalam sel mahluk hidup terdapat untaian materi genetik seperti temuan penelitian Griffith (1928) dan Avery (1944), kemudian berhasil diketahui susunan molekul tiga dimensinya oleh Watson dan Crick (1953).  Materi genetik tersebut diberi nama DNA yang tersusun atas nukleotida.  Sebuah molekul nukleotida terdiri atas basa nitrogen Adenin, Guanin, Sitosin, Timin, gula ribosa dan posfor.  Setiap 3 buah basa nitrogen menyandikan 1 buah asam amino.  Untaian asam amino menghasilkan protein yang berfungsi untuk menjalankan fungsi kehidupan.  Untuk  membuat protein diperlukan urutan basa nitrogen dengan panjang tertentu.  Urutan basa nitrogen dalam untaian DNA menyandikan suatu protein tertentu disebut gen.  DNA tersusun terorganisir di inti sel dalam bentuk kromosom.  Saat akan melakukan mitosis (menggandakan diri dari 2n ke 2n atau dari n ke n), meiosis (mengurangi jumlah kromosom dari 2n-n), kromosom berbentuk seperti pita.  Jumlah kromosom tiap organisme berjumlah tertentu, seperti kromosom manusia berjumlah 46 buah, kromosom nyamuk 6 buah, kromosom anjing 78 dll.  Bentuk pita ini memudahkan kromosom melakukan fungsi mitosis dan meiosis (Karp 2014b).



            Susunan basa nitrogen dalam DNA dapat diketahui jenisnya dengan teknik sekuensing.  Banyak organisme sudah diketahui seluruh urutan basa nitrogen seperti lalat Drosophila melanogaster, Eschericia coli, bahkan urutan basa nitrogen manusia yang mulai disekuen tahun 1990 dan selesai tahun 2001.  Urutan basa nitrogen disimpan dalam gen bank NCBI (national center for biotechnology information) dengan alamat http//www.ncbi.nih.gov sehingga dapat diakses oleh semua orang di seluruh dunia.  Peta gen manusia dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit genetik.  Gen yang sakit dapat diganti dengan gen sehat            Pengetahuan urutan basa nitrogen DNA dimanfaatkan untuk mengetahui asal usul nenek moyang manusia.  Berbagai ras manusia diambil sampel darah, dilakukan ekstraksi DNA total, dilakukan sekuensing, kemudian urutan basa nitrogen disejajarkan (aligment) untuk diketahui hubungan kekerabatannya.  Pohon filogeny di berbagai sampel ras manusia menunjukkan bahwa manusia berkembang dari benua Afrika kemudian menyebar ke wilayah lain di dunia (NCBI web).


 
        Pengetahuan urutan basa nitrogen bisa juga untuk mengetahui adanya mutasi di satu titik yang memunculkan banyak variasi pada berbagai organisme.  Urutan basa nitrogen bisa digunakan untuk mendeteksi datangnya serangga invasif ke suatu wilayah.  Bemisia tabaci (Homoptera: Aleyrodidae) mempunyai karakter morfologi sama tetapi materi genetik terutama mitokondria mtCOI sangat bervariasi.  Untuk mengakomodasi hal tersebut, B. tabaci dikelompokkan dalam biotipe.  Terdapat biotipe invasif yang menyebabkan banyak kerugian, yaitu biotipe B dan Q.  Kerugian terbesar B. tabaci terutama karena berperan sebagai vektor salah satunya geminivirus.  Keberadaan biotipe invasif tersebut dapat diidentifikasi menggunakan urutan basa nitrogen mitokondria mtCOI (Rahayuwati 2009).


     Bakteri pembuat puru pada tanaman (Agrobacterium tumefaciens dan A. rhizogenes) menyumbangkan pengetahuan bahwa gen dapat dipindahkan dari satu organisme ke organisme lain yang berbeda spesies.  Bakteri mempunyai plasmid  T-DNA yang dapat berpindah dari bakteri ke tanaman.  T-DNA menyandikan protein yang diproduksi tanaman untuk keperluan hidup bakteri.  T-DNA disisipi gen yang diinginkan manusia yang akan menyisip pada tanaman sehingga tanaman mempunyai sifat yang diinginkan manusian, misalnya tanaman tahan hama, tanaman tahan herbisida, buah tanaman yang tidak lekas busuk dll (Heren 2005). 




            Tanaman jagung di Kenya diserang oleh penggerek batang Afrika (Busseola fusca, Sesamia calamistis, Eldana saccharina,Chilo partellus) sehingga menyebabkan kerugian besar.  Proyek kerjasama antara International Maize and Wheat Improvement Centre dan Novartis Foundation for Sustainable Development melakukan penelitian dan pengujian penanaman tanaman transgenik jagung tahan hama penggerek batang.  Gen jagung disisipi gen bakteri Bacillus thuringiensis (Bt).  Bt mengganggu sistem pencernaan banyak larva lepidoptera.  Gen Bt dimasukkan dalam gen tanaman jagung sehingga setiap bagian tanaman mengandung gen Bt.  Larva penggerek batang jagung dengan proses makan yang dilakukan tidak sengaja juga ikut memakan gen Bt sehingga menyebabkan kematian (Buergi 2009). 




            Transgenesis adalah proses masuknya gene dari luar ke organisme lain sehingga keturunannya memproduksi gen yang disisipkan tersebut.  Organisema yang sudah disisipi gen dari luar disebut transgenik.  Organisme transgenik dapat memproduksi protein  yang disandikan oleh gen dari luar karena kode genetik semua organisme adalah sama.  Pemindahan DNA dapat dibantu oleh T-DNA yang dijelaskan sebelumnya, liposomes, enzim plasmid vektor, virus vektor, injeksi pronukleus (Heren 2005). 



            Gen manusia yang telah berhasil dipetakan dapat dipelajari berbagai penyakit karena kelainan genetik.  Penyakit SCID-X1 adalah kelainan gen dimana pasien tidak punya sistem imunitas.  Begitu lahir pasien SCID-X1 harus berada dalam tabung steril.  Kelainan terjadi pada kromosom X karena susunan rantai X tidak sempurna.  Sel yang bertanggung jawab terhadap sistem kekebalan tubuh adalah sel T, sel B, sel pembunuh, sel mikro.  Semua sel ini terdapat di dalam sel sumsum tulang belakang.  Cara pengobatan penyakit SCID-X1 yaitu: pengambilan sumsum tulang belakang.  Sel pembentuk sistem kekebalan dalam tulang belakang dipisahkan, ditumbuhkan bersama dengan virus rekayasa yang membawa gen SCID-X1 normal.  Transposom akan memindahkan gen SCID-X1 di virus ke sel pembentuk sistem kekebalan pasien.  Sel yang telah mengandung gen SCID-X1 normal disuntikan kembali ke pasien.  Di dalam tubuh pasien sudah ada gen SCID-X1 sehingga tubuh akan membentuk sel kekebalan(Park et al  2009).


D.  PUBLIKASI JURNAL DARI MASA KE MASA


            Berikut ini dituliskan judul-judul publikasi yang berkaitan dengan perkembangan ilmu dan teknologi biologi molekuler yang diterbitkan oleh jurnal ilmiah seperti diterangkan dalam paragraf sebelumnya.
·       Miescher JF. 1871.  Hoppe-Seyler’s Med Chem. Untersuchungen 4:441
·       Levene PA & London ES. 1929. The structur of thymonucleid acid. J. Biol. Chem 83: 793-802
·       Griffith F. 1923. The influence of immune serum on the biological properties of pneumococci.  Rep. Health Med. Subj 18:1-13
·       Watson JD, Crick FHC. 1953. Molecular structure of nucleic acids. Nature Vol 171: 737-738
·       Sagan L. 1967. On the origin of mitosing cells.  J. Theor. Biol. 14:225-274
·       Zuckerkandl E & Pauling L.  1965.  Molecultes as documents of evolutionary history. J. Theor. Biol 8: 357-365
·       Cech TR, Zaug AJ, Grabsowki PJ.  1981.  In vitro spicing of the ribosomal RNA precursor of Tetrahymena.  Cell 27:487-496
·       Kraut J.  1988.  How do enzymes work?  Sciene 242:533-540
·       Martinn W & Mueller M.  1998. The hydrogen hypothesis for the first eukaryote.  Nature 392:37-41
·       Blumberg RS.  2012.  Fokus on autoimmunity.  Nature Med. 18:35-70
·       dll

            Penemuan sebelumnya yang dipublikasikan di jurnal membuka peluang dilakukan penelitian selanjutnya.  Peneliti selanjutnya terus mengembangkan temuan yang sudah dilaporkan sebelumnya menghasilkan temuan-temuan baru lainnya. Semua perkembangan ilmu pengetahuan tersebut berasal dari penelitian yang dilakukan secara berkelanjutan oleh banyak orang dari seluruh dunia.  .  Diharapkan semua temuan ilmiah tersebut untuk kemaslahatan dan kesejahtaraan umat manusia.




Referensi
Buergi J. 2009.  Insect-resistant Maize, a case study of fighting the african stem borer.  Translated from German by T Wachs and M Thibault.  CABI org: UK
Courtesy of youtube with search key planet similar earth
En. Wikipedia. Org/wiki/JSTOR
En. Wikipedia.Org/wiki/philosophical-transactions-of-the-royal-society
En. Wikipedia.Org/wiki/royal-society
En. Wikipedia.Org/wiki/henry-oldenburg
En. Wikipedia.Org/wiki/academic-journal
En. Wikipedia.Org/wiki/Transfer_DNA
En. Wikipedia. Org/wiki/Transgenesis
Http//www.ncbi.nih.gov
Herren RV.  2005.  Introduction to Biotehnology An Agricultural Revolution.  Thomson Delmar Learning: USA
Karp Ga.  2014. Cell Biology Seventh Edition. Wiley: Asia. P 155-156.
Karp Gb. 2014. Cell Biology Seventh Edition. Wiley: Asia. P 122-127
Lubis AY dan Adian DG.  2011.  Pengantar Filsafat Ilmu Pengetahuan, Dari David Hume Sampai Thomas Kuhn.  Penerbit Koekoesan: Depok
Park YH, Heo SB, Park JK.  2009.  Why Life Science.  YeaRimDang publising: Korea
Semiawan C, Setiawan ThI, Yufiarti.  2005.  Panorama Filsafat Ilmu Landasan Perkembangan Ilmu Sepanjang Zaman.  Seri Buku Daras: Bandung
Rahayuwati S. 2009.  Variasi morfologi dan molekular Bemisia tabaci Gennadius (Homoptera: Alayrodidae) di daerah endemik penyakit kuning cabai di Indonesia bagian barat.  Tesis. Institut Pertanian Bogor: Bogor
Schwander T, Oldroyd BP.  2016.  Androgenesis: where males hijack eggs to clone themselves.  Phil. Trans. R. Soc. B 371: 20150534.
Watson JD, Crick FHC. 1953. Molecular structure of nucleic acids. Nature Vol 171: 737-738