23 Januari 2017
Sterilisasi air, cawan petri, pipet, peralatan gelas mutlak dilakukan untuk mendukung pekerjaan laboratorium. Sterilisasi dapat dikerjakan dengan dua cara yaitu sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Sterilisasi basah menggunakan alat yang disebut autoklave sedangkan sterilisasi kering menggunakan alat berupa oven listrik.
Melakukan sterilisasi basah menggunakan autoklave merupakan pekerjaan yang menguras tenaga. Paling tidak harus selalu duduk di depan alat hingga proses sterilisasi selesai. Selama kurun waktu tersebut api kompor harus dijaga sehingga tekanan uap autoklave selalu pada 15 Psi suhu 121C selama 15 hingga 30 menit. Kondisi tersebut ditunjukkan oleh jarum yang berada dalam posisi meteran berwarna hijau (Gambar 1). Jarum tidak boleh berada daerah merah yang menunjukkan adanya peningkatan suhu dan tekanan serta sebaliknya didaerah dibawah suhu plus tekanan yang menjadi standar.
Waktu sterilisasi basah yang diperlukan hanya 15 hingga 30 menit, akan tetapi untuk menuju suhu 121C diperlukan waktu penamanasan. Setelah itu ketika harus membuka alat autoclave suhu harus diturunkan terlebih dahulu baru tutup autoclave dapat dibuka. Sehingga total waktu yang diperlukan ketika melakukan proses sterilisasi kurang lebih 1 jam.
Contoh Kasus 1
Adakalanya timbul masalah ketika melakukan sterilisasi. Waktu optimal sterilisasi belum tercapai (belum 30 menit) akan tetapi tekanan di meteran turun. Otomatis, peralatan yang disterilisasi masih diragukan kebersihannya. Kenapa bisa terjadi hal seperti itu???
Jawaban
Meteran turun disebabkan oleh air di dalam alat sterilisasi habis. Uap air inilah yang membuat tekanan udara selalu pada 15 psi.
Kenapa air habis padahal sudah ditambah air sebelumnya ke dalam sterilisator?
Kasus tekanan uap turun dialami ketika melakukan sterilisasi sesuatu yang berat seperti air, tanah, media tanam dll. Ketika melakukan sterilisasi dengan bahan-bahan yang berat tersebut pastikan air cukup. Proses pemanasan untuk mencapai suhu 121C memakan waktu lebih lama pada bahan-bahan tersebut dibandingkan jika hanya melakukan sterilisasi peralatan kecil dan ringan seperti pipet kaca, eppendorf, cawan petri dll.
Cara mengetahui air yang bakal diperlukan untuk sterilisasi air, tanah, media tanam dll cukup adalah memastikan posisi panci di dalam alat sterilisasi permukaannya sejajar dengan panci luar sterilisator sedangkan posisi cuping panci dalam lebih tinggi dibandingkan panci luar sterilisator (Gambar 2).
Dengan menjaga agar permukaan pinggiran panci dalam dan luar sejajaran maka proses sterilisasi berjalan lancar tekanan terpenuhi 15 psi suhu 121C selama 15 hingga 30 menit. Karena air yang ditambahkan dalam alat sterilisator banyak maka waktu yang diperlukan untuk memanaskannya lebih lama. Sehingga proses sterilisasi bahan-bahan yang berat bisa memakan waktu lebih dari 1 jam.
Contoh Kasus 2
Saat melakukan sterilisasi uap bocor melalui sisi tutup sehingga tekanan 15 psi tidak tercapai, padahal waktu yang dihabiskan untuk menunggu di depan alat sterilisator sudah lebih dari 1 jam.
Jawaban
Uap air bocor kemungkinan karena saat menutup alat sterilisator tidak sempurna. Tips agar tutup sterilisator terpasang sempurna adalah ketika mengunci tutup sterilisator baut harus dikunci secara berlawanan arah. Baut di sisi kiri dikencangkan secara bersamaan dengan baut di sisi kanan sterilisator (Gambar 3). Dengan demikian tutup autoclave akan terpasang sempurna.
Contoh Kasus 3
Ketika melakukan sterilisasi harus bolak-balik mengatur api kompor. Tentu saja pekerjaan ini menjadi melelahkan dan tidak nyaman.
Jawaban
Ketika air dalam alat sterilisator cukup, kemudian jarum jam mencapai di daerah hijau, maka api kompor harus dikecilkan kemudian diatur pada posisi sedang. Seberapa besar api memadai dan membuat jarum stabil di posisi hijau, harus dicoba-coba sebelumnya. Setelah mendapatkan besaran api yang pas, maka besarnya api itulah yang selanjutnya dipakai (Gambar 4). Dengan demikian maka proses sterilisasi akan stabil dengan ditunjukkan jarum selalu diangka hijau. Kita tinggal duduk santai sambil mengerjakan tugas tidak usah bolak-balik menuju kompor.
Sterilisasi air, cawan petri, pipet, peralatan gelas mutlak dilakukan untuk mendukung pekerjaan laboratorium. Sterilisasi dapat dikerjakan dengan dua cara yaitu sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Sterilisasi basah menggunakan alat yang disebut autoklave sedangkan sterilisasi kering menggunakan alat berupa oven listrik.
Melakukan sterilisasi basah menggunakan autoklave merupakan pekerjaan yang menguras tenaga. Paling tidak harus selalu duduk di depan alat hingga proses sterilisasi selesai. Selama kurun waktu tersebut api kompor harus dijaga sehingga tekanan uap autoklave selalu pada 15 Psi suhu 121C selama 15 hingga 30 menit. Kondisi tersebut ditunjukkan oleh jarum yang berada dalam posisi meteran berwarna hijau (Gambar 1). Jarum tidak boleh berada daerah merah yang menunjukkan adanya peningkatan suhu dan tekanan serta sebaliknya didaerah dibawah suhu plus tekanan yang menjadi standar.
Gambar 1. Jarum penunjuk pada autoclave harus selalu berada di daerah hijau selama proses sterilisasi basah |
Waktu sterilisasi basah yang diperlukan hanya 15 hingga 30 menit, akan tetapi untuk menuju suhu 121C diperlukan waktu penamanasan. Setelah itu ketika harus membuka alat autoclave suhu harus diturunkan terlebih dahulu baru tutup autoclave dapat dibuka. Sehingga total waktu yang diperlukan ketika melakukan proses sterilisasi kurang lebih 1 jam.
Contoh Kasus 1
Adakalanya timbul masalah ketika melakukan sterilisasi. Waktu optimal sterilisasi belum tercapai (belum 30 menit) akan tetapi tekanan di meteran turun. Otomatis, peralatan yang disterilisasi masih diragukan kebersihannya. Kenapa bisa terjadi hal seperti itu???
Jawaban
Meteran turun disebabkan oleh air di dalam alat sterilisasi habis. Uap air inilah yang membuat tekanan udara selalu pada 15 psi.
Kenapa air habis padahal sudah ditambah air sebelumnya ke dalam sterilisator?
Kasus tekanan uap turun dialami ketika melakukan sterilisasi sesuatu yang berat seperti air, tanah, media tanam dll. Ketika melakukan sterilisasi dengan bahan-bahan yang berat tersebut pastikan air cukup. Proses pemanasan untuk mencapai suhu 121C memakan waktu lebih lama pada bahan-bahan tersebut dibandingkan jika hanya melakukan sterilisasi peralatan kecil dan ringan seperti pipet kaca, eppendorf, cawan petri dll.
Cara mengetahui air yang bakal diperlukan untuk sterilisasi air, tanah, media tanam dll cukup adalah memastikan posisi panci di dalam alat sterilisasi permukaannya sejajar dengan panci luar sterilisator sedangkan posisi cuping panci dalam lebih tinggi dibandingkan panci luar sterilisator (Gambar 2).
Gambar 2. Panci dalam pinggirannya harus sama tinggi dengan panci luar sterilisator sedangkan cupingnya lebih tinggi dibandingkan panci luar. |
Dengan menjaga agar permukaan pinggiran panci dalam dan luar sejajaran maka proses sterilisasi berjalan lancar tekanan terpenuhi 15 psi suhu 121C selama 15 hingga 30 menit. Karena air yang ditambahkan dalam alat sterilisator banyak maka waktu yang diperlukan untuk memanaskannya lebih lama. Sehingga proses sterilisasi bahan-bahan yang berat bisa memakan waktu lebih dari 1 jam.
Contoh Kasus 2
Saat melakukan sterilisasi uap bocor melalui sisi tutup sehingga tekanan 15 psi tidak tercapai, padahal waktu yang dihabiskan untuk menunggu di depan alat sterilisator sudah lebih dari 1 jam.
Jawaban
Uap air bocor kemungkinan karena saat menutup alat sterilisator tidak sempurna. Tips agar tutup sterilisator terpasang sempurna adalah ketika mengunci tutup sterilisator baut harus dikunci secara berlawanan arah. Baut di sisi kiri dikencangkan secara bersamaan dengan baut di sisi kanan sterilisator (Gambar 3). Dengan demikian tutup autoclave akan terpasang sempurna.
Gambar 3. baut sebelah kiri pasangannya adalah baus sebelah kanan (melewati meteran) kemudian dikencangkan bersamaan |
Ketika melakukan sterilisasi harus bolak-balik mengatur api kompor. Tentu saja pekerjaan ini menjadi melelahkan dan tidak nyaman.
Jawaban
Ketika air dalam alat sterilisator cukup, kemudian jarum jam mencapai di daerah hijau, maka api kompor harus dikecilkan kemudian diatur pada posisi sedang. Seberapa besar api memadai dan membuat jarum stabil di posisi hijau, harus dicoba-coba sebelumnya. Setelah mendapatkan besaran api yang pas, maka besarnya api itulah yang selanjutnya dipakai (Gambar 4). Dengan demikian maka proses sterilisasi akan stabil dengan ditunjukkan jarum selalu diangka hijau. Kita tinggal duduk santai sambil mengerjakan tugas tidak usah bolak-balik menuju kompor.
Gambar 4. Besaran api sedang sehingga jarum di autoclave selalu stabil didaerah hijau |
-end-