JURNAL
UNTUK PENGEMBANGAN
ILMU
PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
CONTOH
KASUS ILMU BIOLOGI MOLEKULER
Oleh
Sat
Rahayuwati
A. PENDAHULUAN
A.1.
Penemuan Mutakhir Ilmu Pengetahuan
Teknologi hingga
tahun 2016 ini sudah sangat berkembang. Telefon
gengam pada tahun 1995 merupakan barang mahal dengan tombol keyboard sistem
tekan, masih ada antena pemancar, dan berukuran besar. Saat ini telefon gengam berevolusi menjadi berbentuk
balok tipis, dengan layar sentuh, harga terjangkau sehingga mampu dimiliki
semua orang. Salah satu bentuk teknologi
informasi tersebut, dahulu hanya untuk menulis sms (short message texts) dan menelepon sekarang sudah dilengkapi fitur
canggih antara lain untuk browsing internet; sms berbasis internet seperti line,
whats apps, blackberry messagge;
menyimpanan data mega besar di drive; GPS (Global
Position System); jejaring sosial facebook, tweeter, snapchat, youtube;
aplikasi foto dan video dll.
Perkembangan
teknologi tidak hanya dalam bidang informasi, juga untuk bidang keilmuan
lainnya. Ilmu biologi sejak ditemukannya
materi genetik DNA di dalam inti sel membuka peluang ditemukannya tanaman
transgenik tahan hama dan herbisida, cloning hewan tingkat tinggi, penemuan
berbagai obat dll.
Dalam
bidang astronomi, manusia sudah menemukan bahwa matahari ukurannya
sangat-sangat kecil dibandingkan bintang-bintang yang lain seperti VY Canis
Mayoris, Aldebaran dll. Manusia juga
menemukan lubang hitam berupa materi bintang yang dimampatkan hingga
sangat-sangat kecil menjadi medan grafitasi super raksasa yang akan menarik
cahaya dan materi termasuk bintang-bintang yang mendekatinya. Bahkan manusia sudah menemukan planet serupa
bumi di daerah goldilock yakni daerah
diantara bintang pusat dan planet yang mengitarinya dimana suhu daerah tersebut
tidak panas juga tidak dingin. Planet
serupa bumi ini seperti planet Kepler dan Gliese dapat ditempati dimasa datang (Courtesy
of youtube).
A.2. Manusia Mahluk Yang Dikaruniai Akal Fikiran
Manusia sebagai
khalifah atau wakil Allah di muka bumi dikaruniai akal dan fikiran untuk
mengelola alam berserta isinya.
Pengembaraan akal manusia merupakan proses yang berlangsung
terus-menerus sehingga ditemukan aneka bentuk ilmu dan teknologi yang muaranya
adalah kemudahan dan kenyamanan manusia menjalani hidup (Lubis dan Adian 2011). Pengembaraan akal manusia dibingkai dengan
pemikiran logis menghasilkan pengetahuan yang terstruktur dengan baik,
terakumulasi menjadi sain dan teknologi seperti: handpone, televisi, padi
dengan umur tanam pendek, padi dengan kandungan vitamin A, aneka sayuran dan
buah-buahan yang lebih besar ukuran dan lebih tidak cepat busuk dll, untuk
kesejahteraan manusia.
Manusia
diharapkkan mampu secara filosofis memahami ilmu dengan mengetahui hakekatnya,
proses akumulasi penalarannya, logika yang mendasarinya, etika pengembngannya
dan sistem nilai yang mengejawantah di dalamnya. Pengetahuan yang terstruktur
dengan baik memerlukan pengamatan, penulisan data, dan pengambilan
kesimpulan. Proses tersebut harus
ditulis sehingga dapat dipelajari dan dikembangkan oleh orang lain (Semiawan
dkk, 2005).
Data
dan hasil penelitian salah satunya didokumentasikan dalam bentuk jurnal
ilmiah. Jurnal ilmiah adalah publikasi
yang ditulis berkala untuk satu bidang disiplin ilmu. Jurnal sebagai sarana
untuk mengenalkan, mempresentasikan penelitian baru atau bahkan kritik dari
penelitian yang sudah ada. Jurnal berisi
tulisan hasil penelitian sebelumnya yang sudah dipublikasikan, ulasan tentang
suatu topik atau ulasan buku. Manfaat
dari jurnal untuk memberitahukan pengetahuan kepada orang lain, berkontribusi
terhadap perkembangan pengetahuan sehingga lahirlah sains atau ilmu pengetahuan
yang bermanfaat bagi kemanusiaan (En. Wikipedia.Org/wiki/academic-journal).
B. SEJARAH LAHIRNYA JURNAL
Orang
yang pertama kali menggagas jurnal adalah Henry Oldenburg, lahir 5 September
1677. Henry adalah seorang teolog (ahli
agama kristen) asal Jerman yang terkenal sebagai diplomat, natural philosopher dan pencetus peer review suatu publikasi ilmiah.
Henry adalah anggota Royal Society
kerajaan Inggris dengan tugas melakukan korespodensi dengan semua ilmuwan
yang ada di Eropa. Henry sebagi editor
untuk jurnal yang pertama dibuat, yakni The Philosophical Transactions of the
Royal Society. Naskah yang masuk ke
dewan redaksi, sebelum diterbitkan, dikirimkan Henry ke ahli yang kompeten.
Para ahli ini disebut peer reviewer diberikan
kekuasaan apakah naskah tersebut layak untuk diterbitkan atau tidak. Jurnal Philosophical Transaction of the Royal
Society menjadi jurnal pertama yang tetap bertahan hingga saat ini (En.
Wikipedia.Org/wiki/henry-oldenburg).
Royal society (RS) adalah kominitas yang terdiri dari presiden, dewan, dan anggota. RS didirikan bulan November tahun 1660 yang
berkedudukan di kota London. Anggota RS
berupa adalah lembaga keilmuan yang berada di Inggris dan negara
persemakmuran. Pendirian RS bertujuan untuk:
memajukan ilmu pengetahuan dan manfaatnya bagi kemanusiaan, memberikan penghargaan
terhadap ilmu pengetahuan, mendukung temuan ilmu pengetahuan yang luar biasa,
memberikan nasehat ilmiah untuk suatu kebijakan publik, menjalin kerjasama
internasional, melakukan fungsi pendidikan (En.
Wikipedia.Org/wiki/royal-society).
RS
menerbitkan jurnal ilmiah yang diberi nama Philosophical Transactions of the
Royal Society (Phil. Trans) sejak tahun 1665.
Phil. Tans merupakan jurnal pertama di dunia, yang mengkhususkan diri
pada pengembangan ilmu pengetahuan sehingga menjadi jurnal yang paling lama
beroperasi di dunia. Kata philosophical pengacu pada natural philosophy yang berkorelasi
dengan ilmu pengetahuan atau sains. Pada
tahun 1887 jurnal dibagi menjadi dua terbitan berbeda, Philosophical
Transactions of the Royal Society A yang menerbitkan ilmu fisika, matematika
dan teknik, sedengkan Philosophical Transaction of the Royal Society B membidangi ilmu-ilmu biologi. Royal society membuka presentasi dan diskusi
dari publikasi yang diterbitkan dalam jurnal Phil. Trans (Royal Society
Publishing web).
Salah
satu judul publikasi yang diterbitkan pertama kali tahun 1665 adalah “Perbaikan gelas optik, laporan pertama
adanya bintik merah besar pada planet Jupiter”. Publikasi lain yang terkenal seperti tulisan
Isaac Newton mengenai teori baru tentang cahaya dan warna, Charles Darwin,
Stephen Howking. Publikasi terkini tahun
2016, salah satunya berjudul Androgenesis, dimana jantan membajak telur untuk
membuat kloning (Schwander T, Oldroyd BP 2016).
Dengan
semakin berkembangnya cabang-cabang ilmu pengetahuan, saat ini telah ada 2000
jurnal yang diterbitkan oleh 8000 instansi dari 160 negara. Untuk mengoleksi 2000 jurnal tersebut,
perpustakaan memerlukan biaya sangat mahal untuk penyimpanan arsip secara
komprehensif. Dengan melakukan
digitalisasi maka perpustakaan dapat menyimpan semua isi jurnal secara
komprehensif dan tersedia sepanjang waktu.
Program digitalisas ini disebut JSTOR kepanjangan dari Journal
Storage. JSTOR ditemukan oleh William G.
Bowen tahun 1995. Yang menjadi anggota
JSTOR adalah perpustakaan dari suatu instansi atau lembaga di seluruh dunia. Seseorang bisa mengakses jurnal yang ada di
JSTOR setelah sebelumnya mendaftarkkan diri melalui perpustkaan di tempat dia
sekolah atau bekerja (En. Wikipedia. Org/wiki/JSTOR).
C. BIOLOGI MOLEKULER SEBUAH CONTOH
BERKEMBANGNNYA ILMU
C.1.
Teori Munculnya Mahluk Hidup
Setiap
pengetahuan dan ilmu yang ditemukan membuka peluang untuk dikembangkan menjadi
menjadi temuan dan ilmu baru.
Hasil-hasil penelitian tersebut dipublikasikan di suatu jurnal. Temuan atau teori yang tidak sesuai fakta
yang ada di alam akan mendapat kritik dan perbaikan dari peneliti
selanjutnya. Seseorang akan melanjutkan
penelitian yang telah dipublikasikan sebelumnya sehingga tidak dilakukan
pengulangan data. Daftar pustaka yang
disitir di jurnal merupakan tulisan-tulisan yang sudah dipublikasikan
sebelumnya. Dengan begitu ilmu
pengetahuan semakin berkembang dan berkembang membuka temuan-temuan baru yang
bermanfaat bagi nilai kehidupan.
Salah
satu cabang ilmu yang pesat mengalami perkembangan adalah biologi molekular. Sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari
fungsi dan peran sel suatu mahluk hidup.
Teori tentang sel diawati saat bumi masih berupa planet panas yang mulai
dingin suhunya. Unsur N2, CO2 dan udara bereaksi lalu jatuh ke laut membentuk
molekul asam fosfor, asam nukleat, dan ribosa.
Di dalam laut semua molekul
bersatu membentuk banyak zat organik baru lainnya seperti nukleotida. Polinukleotida atau gabungan dari rantai
tunggal nukleotida merupakan inti sel mahluk hidup. Dengan begitu awal kehidupan berasal dari
laut. Polinukleotida utas ganda dikenal dengan sebutan DNA. Bahan penyusun polinukleotida berupa basa
nitrogen yang diberi nama Adenin, Guanin, Timin, Sitosin. Di dalam DNA terdapat susunan nukleotida yang
menyandikan protein tertantu dikenal dengan sebutan gen. Utas DNA ganda akan membuka lalu mRNA membuat
kopi dari susunan polinukleotida. mRNA
akan menuju ribosom yang berperan sebagai cetakan bakal protein yang
dibuat. tRNA akan datang membawa asam
amino. Tiap 3 basa nukleotida
menyandikan 1 buah asam amino. Asam amino lain datang menempel satu sama lain
sesuai urutan basa nitrogen yang ada diceetakan mRNA. Untaian asam amino disebut sebagai protein
(Park et al 2009).
DNA,
RNA, ribosom mulai membentuk organisasi yang lebih baik sehingga munculah sel
untuk pertama kalinya. Sel ini masih
belum ada intinya atau disebut prokariot.
Di jaman purba ini terbentuk sel lain yang bernama mitokondria. Mitokondria bergabung dengan sel prokariot. Mereka mampu melakukan fotosintesis sehingga
munculah O2. O2 ini bisa mematikan DNA
sehingga dibuatlah selaput untuk membungkusnya.
DNA yang tertutup selaput sehingga terbentuklah inti sel. Sel yang sudah mempunyai inti disebut sel
eukariot, yang merupakan nenek moyang hewan. Produk hasil fotosintesis bersimbiosis dengan
sel eukariot membentuk kloroplast.
Dengan demikian terbentuklah nenek moyang tumbuhan. Dari satu sel di dalam laut terus berkembang
dan bergabung-gabung membentuk mahluk hidup baru yang lebih komplek seperti
euglena, tripasonoma, amuba hingga muncul mahluk hidup besar bersel
banyak. Mahluk dari laut ini kemudian
naik kedaratan, berevolusi terus menerus hingga saat ini (Park et al 2009).
C.2.
Penemuan dan Teori Sel
Tahun
1665 ditemukan sel oleh Robert Hook setelah dia menemukan mikroskop untuk
pertama kali. Hook mengamati bahwa di dalam
gabus terdapat kamar-kamar kecil yang diberinama sel. Tahun 1805 Eigen ahli tanaman dari Jerman
melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa mahluk hidup tersusun atas sel. Saat itu banyak orang tidak mempercayaai
teori Eigen. Seiring berjalannya waktu
banyak orang yang memperlajari sel.
Tahun 1839 Schleiden dan Schwan ilmuwan dari Jerman menyatakan teori
yang sama dengan Eigen bahwa semua mahluk hidup tersusun atas sel. Mandel melakukan percobaan perkawinan silang
ada kacang ercis. Tahun 1865 Mandel
melaporkan hasil uji coba bahwa perkawinan silang menghasilkan 3 hukum: dominan
vs resesif, segregasi bebas dan berpasangan bebas. Saat itu hasil laporan Mandel tidak dihargai
orang. Sebelum Mandel mengadakan
penelitian, secara terpisah Nageli tahun 1842, mengetahui benda yang berada
dalam inti sel berupa benang-benang.
Tahun 1920 Poilken mencoba mewarnai benang dalam inti sel sehingga
terlihat lebih jelas. Oleh Poilken
benang tsb diberinama kromosom. Dengan
semakin tajam resolusi mikroskop, Poilken berhasil melihat proses pembelahan
(mitosis) pada sel hewan dan tumbuhan.
Poilken menyatakan yang bertanggung jawab pada proses hereditas seperti
yang diungkapkan Mendel adalah kromosom ((Park et al 2009).
Thomas
Hunt Morgan mendapatkan hadiah nobel pada bidang kedokteran dan fisiologi.
Morgan bekerja dengan Drosophila
melanogaster, yang mempunyai 8 pasang kromosom sehingga mudah diamati
terjadinya mutasi. Kejadian mutasi ini
digagas sebagai salah satu teori munculnya keragaman mahluk hidup. Tahun 1928 Frederick Griffith dan 1944 Avery
melakukan percobaan yang menyimpulkan bahwa materi genetik penyusun hereditas
adalah DNA. Percobaan yang dilakukan
adalah: tikus disuntik dengan bakteri paru-paru tidak ganas ternyata tikus
tidak mati. Tikus disuntik dengan
bakteri paru-paru ganas yang sudah dipanaskan sebelumnya, ternyata tikus tidak
mati. Bakteri yang dipanaskan menjadi
mati sehingga tidak mampu menginfeksi tikus.
Bakteri tidak ganas dan bakteri ganas yang sudah dipanaskan sebelumnya
dicampur kemudian disuntikan pada tikus. Ternyata tikus bisa mati. Setelah diperiksa pada tubuh tikus ditemukan
materi genetik bakteri ganas. Materi
genetik bakteri ganas setelah dipanaskan ternyata tidak mati, lalu masuk ke
inti bakteri tidak ganas. Bakteri yang
tidak ganas berubah menjadi ganas sehingga berhasil mematikan tikus. Materi genetik yang mampu berpindah ini
memperkuat temuan bahwa asal usul keturunan, sifat yang diwariskan dari mahluk
hidup berada dalam inti sel (Karp 2014a).
C.3. Penemuan Molekul DNA Sebagai Tonggak Sejarah
Biologi Molekuler
Penemuan
molekul DNA (Adenocine triphosphat) merupakan
tonggak sejarah perkembangan ilmu pengetahuan biologi molekuler. Semua mahluk hidup tersusun atas sel, dari
organisme bersel satu hingga manusia. Di
dalam sel mahluk hidup terdapat untaian materi genetik seperti temuan
penelitian Griffith (1928) dan Avery (1944), kemudian berhasil diketahui
susunan molekul tiga dimensinya oleh Watson dan Crick (1953). Materi genetik tersebut diberi nama DNA yang tersusun
atas nukleotida. Sebuah molekul nukleotida
terdiri atas basa nitrogen Adenin, Guanin, Sitosin, Timin, gula ribosa dan
posfor. Setiap 3 buah basa nitrogen
menyandikan 1 buah asam amino. Untaian
asam amino menghasilkan protein yang berfungsi untuk menjalankan fungsi
kehidupan. Untuk membuat protein diperlukan urutan basa
nitrogen dengan panjang tertentu. Urutan
basa nitrogen dalam untaian DNA menyandikan suatu protein tertentu disebut gen.
DNA tersusun terorganisir di inti sel
dalam bentuk kromosom. Saat akan
melakukan mitosis (menggandakan diri dari 2n ke 2n atau dari n ke n), meiosis (mengurangi
jumlah kromosom dari 2n-n), kromosom berbentuk seperti pita. Jumlah kromosom tiap organisme berjumlah
tertentu, seperti kromosom manusia berjumlah 46 buah, kromosom nyamuk 6 buah,
kromosom anjing 78 dll. Bentuk pita ini
memudahkan kromosom melakukan fungsi mitosis dan meiosis (Karp 2014b).
Susunan
basa nitrogen dalam DNA dapat diketahui jenisnya dengan teknik sekuensing. Banyak organisme sudah diketahui seluruh
urutan basa nitrogen seperti lalat Drosophila
melanogaster, Eschericia coli, bahkan
urutan basa nitrogen manusia yang mulai disekuen tahun 1990 dan selesai tahun 2001. Urutan basa nitrogen disimpan dalam gen bank
NCBI (national center for biotechnology information) dengan alamat
http//www.ncbi.nih.gov sehingga dapat diakses oleh semua orang di seluruh
dunia. Peta gen manusia dapat
dimanfaatkan untuk mengobati penyakit genetik.
Gen yang sakit dapat diganti dengan gen sehat Pengetahuan urutan basa nitrogen DNA dimanfaatkan untuk
mengetahui asal usul nenek moyang manusia.
Berbagai ras manusia diambil sampel darah, dilakukan ekstraksi DNA
total, dilakukan sekuensing, kemudian urutan basa nitrogen disejajarkan
(aligment) untuk diketahui hubungan kekerabatannya. Pohon filogeny di berbagai sampel ras manusia
menunjukkan bahwa manusia berkembang dari benua Afrika kemudian menyebar ke
wilayah lain di dunia (NCBI web).
Pengetahuan
urutan basa nitrogen bisa juga untuk mengetahui adanya mutasi di satu titik
yang memunculkan banyak variasi pada berbagai organisme. Urutan basa nitrogen bisa digunakan untuk mendeteksi
datangnya serangga invasif ke suatu wilayah.
Bemisia tabaci (Homoptera:
Aleyrodidae) mempunyai karakter morfologi sama tetapi materi genetik terutama
mitokondria mtCOI sangat bervariasi.
Untuk mengakomodasi hal tersebut, B.
tabaci dikelompokkan dalam biotipe.
Terdapat biotipe invasif yang menyebabkan banyak kerugian, yaitu biotipe
B dan Q. Kerugian terbesar B. tabaci terutama karena berperan
sebagai vektor salah satunya geminivirus.
Keberadaan biotipe invasif tersebut dapat diidentifikasi menggunakan
urutan basa nitrogen mitokondria mtCOI (Rahayuwati 2009).
Bakteri
pembuat puru pada tanaman (Agrobacterium
tumefaciens dan A. rhizogenes)
menyumbangkan pengetahuan bahwa gen dapat dipindahkan dari satu organisme ke
organisme lain yang berbeda spesies. Bakteri
mempunyai plasmid T-DNA yang dapat
berpindah dari bakteri ke tanaman. T-DNA
menyandikan protein yang diproduksi tanaman untuk keperluan hidup bakteri. T-DNA disisipi gen yang diinginkan manusia yang
akan menyisip pada tanaman sehingga tanaman mempunyai sifat yang diinginkan
manusian, misalnya tanaman tahan hama, tanaman tahan herbisida, buah tanaman
yang tidak lekas busuk dll (Heren 2005).
Tanaman
jagung di Kenya diserang oleh penggerek batang Afrika (Busseola fusca, Sesamia calamistis, Eldana saccharina,Chilo partellus)
sehingga menyebabkan kerugian besar.
Proyek kerjasama antara International Maize and Wheat Improvement Centre
dan Novartis Foundation for Sustainable Development melakukan penelitian dan
pengujian penanaman tanaman transgenik jagung tahan hama penggerek batang. Gen jagung disisipi gen bakteri Bacillus thuringiensis (Bt). Bt mengganggu sistem pencernaan banyak larva
lepidoptera. Gen Bt dimasukkan dalam gen
tanaman jagung sehingga setiap bagian tanaman mengandung gen Bt. Larva penggerek batang jagung dengan proses
makan yang dilakukan tidak sengaja juga ikut memakan gen Bt sehingga
menyebabkan kematian (Buergi 2009).
Transgenesis
adalah proses masuknya gene dari luar ke organisme lain sehingga keturunannya
memproduksi gen yang disisipkan tersebut.
Organisema yang sudah disisipi gen dari luar disebut transgenik. Organisme transgenik dapat memproduksi
protein yang disandikan oleh gen dari
luar karena kode genetik semua organisme adalah sama. Pemindahan DNA dapat dibantu oleh T-DNA yang
dijelaskan sebelumnya, liposomes, enzim plasmid vektor, virus vektor, injeksi
pronukleus (Heren 2005).
Gen
manusia yang telah berhasil dipetakan dapat dipelajari berbagai penyakit karena
kelainan genetik. Penyakit SCID-X1
adalah kelainan gen dimana pasien tidak punya sistem imunitas. Begitu lahir pasien SCID-X1 harus berada
dalam tabung steril. Kelainan terjadi
pada kromosom X karena susunan rantai X tidak sempurna. Sel yang bertanggung jawab terhadap sistem
kekebalan tubuh adalah sel T, sel B, sel pembunuh, sel mikro. Semua sel ini terdapat di dalam sel sumsum
tulang belakang. Cara pengobatan
penyakit SCID-X1 yaitu: pengambilan sumsum tulang belakang. Sel pembentuk sistem kekebalan dalam tulang
belakang dipisahkan, ditumbuhkan bersama dengan virus rekayasa yang membawa gen
SCID-X1 normal. Transposom akan
memindahkan gen SCID-X1 di virus ke sel pembentuk sistem kekebalan pasien. Sel yang telah mengandung gen SCID-X1 normal
disuntikan kembali ke pasien. Di dalam
tubuh pasien sudah ada gen SCID-X1 sehingga tubuh akan membentuk sel kekebalan(Park
et al 2009).
D. PUBLIKASI JURNAL DARI MASA KE MASA
Berikut ini
dituliskan judul-judul publikasi yang berkaitan dengan perkembangan ilmu dan
teknologi biologi molekuler yang diterbitkan oleh jurnal ilmiah seperti
diterangkan dalam paragraf sebelumnya.
·
Miescher
JF. 1871. Hoppe-Seyler’s Med Chem. Untersuchungen 4:441
·
Levene
PA & London ES. 1929. The structur of thymonucleid acid. J. Biol. Chem 83: 793-802
·
Griffith
F. 1923. The influence of immune serum on the biological properties of
pneumococci. Rep. Health Med. Subj 18:1-13
·
Watson
JD, Crick FHC. 1953. Molecular structure of nucleic acids. Nature Vol 171:
737-738
·
Sagan
L. 1967. On the origin of mitosing cells.
J. Theor. Biol. 14:225-274
·
Zuckerkandl
E & Pauling L. 1965. Molecultes as documents of evolutionary
history. J. Theor. Biol 8: 357-365
·
Cech
TR, Zaug AJ, Grabsowki PJ. 1981. In vitro spicing of the ribosomal RNA
precursor of Tetrahymena. Cell 27:487-496
·
Kraut
J. 1988.
How do enzymes work? Sciene 242:533-540
·
Martinn
W & Mueller M. 1998. The hydrogen
hypothesis for the first eukaryote. Nature 392:37-41
·
Blumberg
RS. 2012. Fokus on autoimmunity. Nature
Med. 18:35-70
·
dll
Penemuan
sebelumnya yang dipublikasikan di jurnal membuka peluang dilakukan penelitian
selanjutnya. Peneliti selanjutnya terus
mengembangkan temuan yang sudah dilaporkan sebelumnya menghasilkan
temuan-temuan baru lainnya. Semua perkembangan ilmu pengetahuan tersebut
berasal dari penelitian yang dilakukan secara berkelanjutan oleh banyak orang
dari seluruh dunia. . Diharapkan semua temuan ilmiah tersebut untuk
kemaslahatan dan kesejahtaraan umat manusia.
Referensi
Buergi
J. 2009. Insect-resistant Maize, a case
study of fighting the african stem borer.
Translated from German by T Wachs and M Thibault. CABI org: UK
Courtesy
of youtube with search key planet similar earth
En.
Wikipedia. Org/wiki/JSTOR
En.
Wikipedia.Org/wiki/philosophical-transactions-of-the-royal-society
En.
Wikipedia.Org/wiki/royal-society
En.
Wikipedia.Org/wiki/henry-oldenburg
En.
Wikipedia.Org/wiki/academic-journal
En.
Wikipedia.Org/wiki/Transfer_DNA
En.
Wikipedia. Org/wiki/Transgenesis
Http//www.ncbi.nih.gov
Herren
RV. 2005. Introduction to Biotehnology An Agricultural
Revolution. Thomson Delmar Learning: USA
Karp
Ga. 2014. Cell Biology Seventh Edition.
Wiley: Asia. P 155-156.
Karp
Gb. 2014. Cell Biology Seventh Edition. Wiley: Asia. P 122-127
Lubis
AY dan Adian DG. 2011. Pengantar Filsafat Ilmu Pengetahuan, Dari
David Hume Sampai Thomas Kuhn. Penerbit
Koekoesan: Depok
Park
YH, Heo SB, Park JK. 2009. Why Life Science. YeaRimDang publising: Korea
Semiawan
C, Setiawan ThI, Yufiarti. 2005. Panorama Filsafat Ilmu Landasan Perkembangan
Ilmu Sepanjang Zaman. Seri Buku Daras:
Bandung
Rahayuwati
S. 2009. Variasi morfologi dan molekular
Bemisia tabaci Gennadius (Homoptera:
Alayrodidae) di daerah endemik penyakit kuning cabai di Indonesia bagian
barat. Tesis. Institut Pertanian Bogor:
Bogor
Schwander
T, Oldroyd BP. 2016. Androgenesis: where males hijack eggs to
clone themselves. Phil. Trans. R. Soc. B
371: 20150534.
Watson
JD, Crick FHC. 1953. Molecular structure of nucleic acids. Nature Vol 171:
737-738