tag:blogger.com,1999:blog-91620430792763656152024-03-07T03:03:14.346+07:00Entomologicatatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.comBlogger24125tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-9319435064920732052018-01-23T04:01:00.001+07:002018-01-23T04:01:08.821+07:00Tips Melakukan Sterilisasi Basah Yang Mudah dan Nyaman <span style="font-size: large;">23 Januari 2017</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Sterilisasi air, cawan petri, pipet, peralatan gelas mutlak dilakukan untuk mendukung pekerjaan laboratorium. Sterilisasi dapat dikerjakan dengan dua cara yaitu sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Sterilisasi basah menggunakan alat yang disebut autoklave sedangkan sterilisasi kering menggunakan alat berupa oven listrik.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Melakukan sterilisasi basah menggunakan autoklave merupakan pekerjaan yang menguras tenaga. Paling tidak harus selalu duduk di depan alat hingga proses sterilisasi selesai. Selama kurun waktu tersebut api kompor harus dijaga sehingga tekanan uap autoklave selalu pada 15 Psi suhu 121C selama 15 hingga 30 menit. Kondisi tersebut ditunjukkan oleh jarum yang berada dalam posisi meteran berwarna hijau (Gambar 1). Jarum tidak boleh berada daerah merah yang menunjukkan adanya peningkatan suhu dan tekanan serta sebaliknya didaerah dibawah suhu plus tekanan yang menjadi standar.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtJrtobpxMerYztZ6JKhcpkQ9eoPIVaR-heTebjvOkkOjXseVUJxTKtG1775AIW688gkpMKjhnf-9-5KYYTUql89knjo_FjyaWMRBO-N1Ui-0KJWWy-uehqnGLu7uuatFxkoq5d0K3JRF-/s1600/DSC_0062.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1060" data-original-width="1600" height="422" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtJrtobpxMerYztZ6JKhcpkQ9eoPIVaR-heTebjvOkkOjXseVUJxTKtG1775AIW688gkpMKjhnf-9-5KYYTUql89knjo_FjyaWMRBO-N1Ui-0KJWWy-uehqnGLu7uuatFxkoq5d0K3JRF-/s640/DSC_0062.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 1. Jarum penunjuk pada autoclave harus selalu berada di daerah hijau selama proses sterilisasi basah</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Waktu sterilisasi basah yang diperlukan hanya 15 hingga 30 menit, akan tetapi untuk menuju suhu 121C diperlukan waktu penamanasan. Setelah itu ketika harus membuka alat autoclave suhu harus diturunkan terlebih dahulu baru tutup autoclave dapat dibuka. Sehingga total waktu yang diperlukan ketika melakukan proses sterilisasi kurang lebih 1 jam.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>Contoh Kasus 1</b></span><br />
<span style="font-size: large;">Adakalanya timbul masalah ketika melakukan sterilisasi. Waktu optimal sterilisasi belum tercapai (belum 30 menit) akan tetapi tekanan di meteran turun. Otomatis, peralatan yang disterilisasi masih diragukan kebersihannya. Kenapa bisa terjadi hal seperti itu???</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>Jawaban</b></span><br />
<span style="font-size: large;">Meteran turun disebabkan oleh air di dalam alat sterilisasi habis. Uap air inilah yang membuat tekanan udara selalu pada 15 psi. </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Kenapa air habis padahal sudah ditambah air sebelumnya ke dalam sterilisator?</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Kasus tekanan uap turun dialami ketika melakukan sterilisasi sesuatu yang berat seperti air, tanah, media tanam dll. Ketika melakukan sterilisasi dengan bahan-bahan yang berat tersebut pastikan air cukup. Proses pemanasan untuk mencapai suhu 121C memakan waktu lebih lama pada bahan-bahan tersebut dibandingkan jika hanya melakukan sterilisasi peralatan kecil dan ringan seperti pipet kaca, eppendorf, cawan petri dll.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Cara mengetahui air yang bakal diperlukan untuk sterilisasi air, tanah, media tanam dll cukup adalah memastikan posisi panci di dalam alat sterilisasi permukaannya sejajar dengan panci luar sterilisator sedangkan posisi cuping panci dalam lebih tinggi dibandingkan panci luar sterilisator (Gambar 2).</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiddden6rf4vzWSLZGzODMfrmpgmnobgZUIw19GqTU-bDZnZxEvTw-pHn_916Ej_gCd4GCgqZ8W3kgEQKruLstr5KuyMm0ypzbFsW5wehIeH7HmglrNHP1tVxE4qktLqAyzFbkWjBA2rfDU/s1600/DSC_0059.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1060" data-original-width="1600" height="422" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiddden6rf4vzWSLZGzODMfrmpgmnobgZUIw19GqTU-bDZnZxEvTw-pHn_916Ej_gCd4GCgqZ8W3kgEQKruLstr5KuyMm0ypzbFsW5wehIeH7HmglrNHP1tVxE4qktLqAyzFbkWjBA2rfDU/s640/DSC_0059.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 2. Panci dalam pinggirannya harus sama tinggi dengan panci luar sterilisator sedangkan cupingnya lebih tinggi dibandingkan panci luar.</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Dengan menjaga agar permukaan pinggiran panci dalam dan luar sejajaran maka proses sterilisasi berjalan lancar tekanan terpenuhi 15 psi suhu 121C selama 15 hingga 30 menit. Karena air yang ditambahkan dalam alat sterilisator banyak maka waktu yang diperlukan untuk memanaskannya lebih lama. Sehingga proses sterilisasi bahan-bahan yang berat bisa memakan waktu lebih dari 1 jam.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>Contoh Kasus 2</b></span><br />
<span style="font-size: large;">Saat melakukan sterilisasi uap bocor melalui sisi tutup sehingga tekanan 15 psi tidak tercapai, padahal waktu yang dihabiskan untuk menunggu di depan alat sterilisator sudah lebih dari 1 jam.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>Jawaban</b></span><br />
<span style="font-size: large;">Uap air bocor kemungkinan karena saat menutup alat sterilisator tidak sempurna. Tips agar tutup sterilisator terpasang sempurna adalah ketika mengunci tutup sterilisator baut harus dikunci secara berlawanan arah. Baut di sisi kiri dikencangkan secara bersamaan dengan baut di sisi kanan sterilisator (Gambar 3). Dengan demikian tutup autoclave akan terpasang sempurna.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGWXDY0oXgeiJGulmvDYTMJ3pesbf1CPbbGeeGw0GnoaGOVbCHQcGCNgN1hIshyphenhyphenyikvuXAXYdFq6Ct_NfqVJIDVvQAotFaLHzaJsJLGQL0wpbFc11rfkQyRp-5wHAwOc1JLCYO0DX0supz/s1600/DSC_0060.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1060" data-original-width="1600" height="422" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGWXDY0oXgeiJGulmvDYTMJ3pesbf1CPbbGeeGw0GnoaGOVbCHQcGCNgN1hIshyphenhyphenyikvuXAXYdFq6Ct_NfqVJIDVvQAotFaLHzaJsJLGQL0wpbFc11rfkQyRp-5wHAwOc1JLCYO0DX0supz/s640/DSC_0060.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 3. baut sebelah kiri pasangannya adalah baus sebelah kanan (melewati meteran) kemudian dikencangkan bersamaan</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span style="font-size: large;"><b>Contoh Kasus 3</b></span><br />
<span style="font-size: large;">Ketika melakukan sterilisasi harus bolak-balik mengatur api kompor. Tentu saja pekerjaan ini menjadi melelahkan dan tidak nyaman.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>Jawaban</b></span><br />
<span style="font-size: large;">Ketika air dalam alat sterilisator cukup, kemudian jarum jam mencapai di daerah hijau, maka api kompor harus dikecilkan kemudian diatur pada posisi sedang. Seberapa besar api memadai dan membuat jarum stabil di posisi hijau, harus dicoba-coba sebelumnya. Setelah mendapatkan besaran api yang pas, maka besarnya api itulah yang selanjutnya dipakai (Gambar 4). Dengan demikian maka proses sterilisasi akan stabil dengan ditunjukkan jarum selalu diangka hijau. Kita tinggal duduk santai sambil mengerjakan tugas tidak usah bolak-balik menuju kompor.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguX7h9H-wGdrQcql0aIoKtY8DKFwXIuE-mE_p-Bgr_Zo1rAy35tqklW2SWogw0FmByRqO1FDjMf6-Sp96t5cGcQTuIw03qYoARl-4ZP7Qw1lzDwbaFTDa2QiOrGI1yeLSdnAEJ829Rv_bs/s1600/DSC_0063.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1060" data-original-width="1600" height="422" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguX7h9H-wGdrQcql0aIoKtY8DKFwXIuE-mE_p-Bgr_Zo1rAy35tqklW2SWogw0FmByRqO1FDjMf6-Sp96t5cGcQTuIw03qYoARl-4ZP7Qw1lzDwbaFTDa2QiOrGI1yeLSdnAEJ829Rv_bs/s640/DSC_0063.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 4. Besaran api sedang sehingga jarum di autoclave selalu stabil didaerah hijau</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">-end-</span></div>
<br />
<br />
<br />catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-12631905584536800182017-10-02T09:20:00.000+07:002017-10-02T09:20:04.503+07:00Jurnal untuk Pengembangan Sain Contoh Kasus Ilmu Biologi Molekular<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">JURNAL
UNTUK PENGEMBANGAN <o:p></o:p></span></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">ILMU
PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI <o:p></o:p></span></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">CONTOH
KASUS ILMU BIOLOGI MOLEKULER<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Oleh<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Sat
Rahayuwati<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">A. PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">A.1.
Penemuan Mutakhir Ilmu Pengetahuan<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Teknologi hingga
tahun 2016 ini sudah sangat berkembang. Telefon
gengam pada tahun 1995 merupakan barang mahal dengan tombol keyboard sistem
tekan, masih ada antena pemancar, dan berukuran besar. Saat ini telefon gengam berevolusi menjadi berbentuk
balok tipis, dengan layar sentuh, harga terjangkau sehingga mampu dimiliki
semua orang. Salah satu bentuk teknologi
informasi tersebut, dahulu hanya untuk menulis sms (<i>short message texts</i>) dan menelepon sekarang sudah dilengkapi fitur
canggih antara lain untuk browsing internet; sms berbasis internet seperti line,
whats apps, blackberry <i>messagge</i>;
menyimpanan data mega besar di drive; GPS (<i>Global
Position System</i>); jejaring sosial facebook, tweeter, snapchat, youtube;
aplikasi foto dan video dll. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> Perkembangan
teknologi tidak hanya dalam bidang informasi, juga untuk bidang keilmuan
lainnya. Ilmu biologi sejak ditemukannya
materi genetik DNA di dalam inti sel membuka peluang ditemukannya tanaman
transgenik tahan hama dan herbisida, cloning hewan tingkat tinggi, penemuan
berbagai obat dll. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> Dalam
bidang astronomi, manusia sudah menemukan bahwa matahari ukurannya
sangat-sangat kecil dibandingkan bintang-bintang yang lain seperti VY Canis
Mayoris, Aldebaran dll. Manusia juga
menemukan lubang hitam berupa materi bintang yang dimampatkan hingga
sangat-sangat kecil menjadi medan grafitasi super raksasa yang akan menarik
cahaya dan materi termasuk bintang-bintang yang mendekatinya. Bahkan manusia sudah menemukan planet serupa
bumi di daerah <i>goldilock</i> yakni daerah
diantara bintang pusat dan planet yang mengitarinya dimana suhu daerah tersebut
tidak panas juga tidak dingin. Planet
serupa bumi ini seperti planet Kepler dan Gliese dapat ditempati dimasa datang (Courtesy
of youtube).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">A.2. Manusia Mahluk Yang Dikaruniai Akal Fikiran<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Manusia sebagai
khalifah atau wakil Allah di muka bumi dikaruniai akal dan fikiran untuk
mengelola alam berserta isinya.
Pengembaraan akal manusia merupakan proses yang berlangsung
terus-menerus sehingga ditemukan aneka bentuk ilmu dan teknologi yang muaranya
adalah kemudahan dan kenyamanan manusia menjalani hidup (Lubis dan Adian 2011). Pengembaraan akal manusia dibingkai dengan
pemikiran logis menghasilkan pengetahuan yang terstruktur dengan baik,
terakumulasi menjadi sain dan teknologi seperti: handpone, televisi, padi
dengan umur tanam pendek, padi dengan kandungan vitamin A, aneka sayuran dan
buah-buahan yang lebih besar ukuran dan lebih tidak cepat busuk dll, untuk
kesejahteraan manusia.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> Manusia
diharapkkan mampu secara filosofis memahami ilmu dengan mengetahui hakekatnya,
proses akumulasi penalarannya, logika yang mendasarinya, etika pengembngannya
dan sistem nilai yang mengejawantah di dalamnya. Pengetahuan yang terstruktur
dengan baik memerlukan pengamatan, penulisan data, dan pengambilan
kesimpulan. Proses tersebut harus
ditulis sehingga dapat dipelajari dan dikembangkan oleh orang lain (Semiawan
dkk, 2005).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> Data
dan hasil penelitian salah satunya didokumentasikan dalam bentuk jurnal
ilmiah. Jurnal ilmiah adalah publikasi
yang ditulis berkala untuk satu bidang disiplin ilmu. Jurnal sebagai sarana
untuk mengenalkan, mempresentasikan penelitian baru atau bahkan kritik dari
penelitian yang sudah ada. Jurnal berisi
tulisan hasil penelitian sebelumnya yang sudah dipublikasikan, ulasan tentang
suatu topik atau ulasan buku. Manfaat
dari jurnal untuk memberitahukan pengetahuan kepada orang lain, berkontribusi
terhadap perkembangan pengetahuan sehingga lahirlah sains atau ilmu pengetahuan
yang bermanfaat bagi kemanusiaan (En. Wikipedia.Org/wiki/academic-journal).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">B. SEJARAH LAHIRNYA JURNAL<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> Orang
yang pertama kali menggagas jurnal adalah Henry Oldenburg, lahir 5 September
1677. Henry adalah seorang teolog (ahli
agama kristen) asal Jerman yang terkenal sebagai diplomat, <i>natural philosopher </i>dan pencetus <i>peer review</i> suatu publikasi ilmiah.
Henry adalah anggota <i>Royal Society
</i>kerajaan Inggris dengan tugas melakukan korespodensi dengan semua ilmuwan
yang ada di Eropa. Henry sebagi editor
untuk jurnal yang pertama dibuat, yakni The Philosophical Transactions of the
Royal Society. Naskah yang masuk ke
dewan redaksi, sebelum diterbitkan, dikirimkan Henry ke ahli yang kompeten.
Para ahli ini disebut <i>peer reviewer </i>diberikan
kekuasaan apakah naskah tersebut layak untuk diterbitkan atau tidak. Jurnal Philosophical Transaction of the Royal
Society menjadi jurnal pertama yang tetap bertahan hingga saat ini (En.
Wikipedia.Org/wiki/henry-oldenburg).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> <i>Royal society </i>(RS)<i> </i>adalah kominitas yang terdiri dari presiden, dewan, dan anggota. RS didirikan bulan November tahun 1660 yang
berkedudukan di kota London. Anggota RS
berupa adalah lembaga keilmuan yang berada di Inggris dan negara
persemakmuran. Pendirian RS bertujuan untuk:
memajukan ilmu pengetahuan dan manfaatnya bagi kemanusiaan, memberikan penghargaan
terhadap ilmu pengetahuan, mendukung temuan ilmu pengetahuan yang luar biasa,
memberikan nasehat ilmiah untuk suatu kebijakan publik, menjalin kerjasama
internasional, melakukan fungsi pendidikan (En.
Wikipedia.Org/wiki/royal-society).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> RS
menerbitkan jurnal ilmiah yang diberi nama Philosophical Transactions of the
Royal Society (Phil. Trans) sejak tahun 1665.
Phil. Tans merupakan jurnal pertama di dunia, yang mengkhususkan diri
pada pengembangan ilmu pengetahuan sehingga menjadi jurnal yang paling lama
beroperasi di dunia. Kata <i>philosophical </i>pengacu pada <i>natural philosophy </i>yang berkorelasi
dengan ilmu pengetahuan atau sains. Pada
tahun 1887 jurnal dibagi menjadi dua terbitan berbeda, Philosophical
Transactions of the Royal Society A yang menerbitkan ilmu fisika, matematika
dan teknik, sedengkan Philosophical Transaction of the Royal Society B membidangi ilmu-ilmu biologi. Royal society membuka presentasi dan diskusi
dari publikasi yang diterbitkan dalam jurnal Phil. Trans (Royal Society
Publishing web).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> Salah
satu judul publikasi yang diterbitkan pertama kali tahun 1665 adalah “<b>Perbaikan gelas optik, laporan pertama
adanya bintik merah besar pada planet Jupiter</b>”. Publikasi lain yang terkenal seperti tulisan
Isaac Newton mengenai teori baru tentang cahaya dan warna, Charles Darwin,
Stephen Howking. Publikasi terkini tahun
2016, salah satunya berjudul Androgenesis, dimana jantan membajak telur untuk
membuat kloning (Schwander T, Oldroyd BP 2016).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> Dengan
semakin berkembangnya cabang-cabang ilmu pengetahuan, saat ini telah ada 2000
jurnal yang diterbitkan oleh 8000 instansi dari 160 negara. Untuk mengoleksi 2000 jurnal tersebut,
perpustakaan memerlukan biaya sangat mahal untuk penyimpanan arsip secara
komprehensif. Dengan melakukan
digitalisasi maka perpustakaan dapat menyimpan semua isi jurnal secara
komprehensif dan tersedia sepanjang waktu.
Program digitalisas ini disebut JSTOR kepanjangan dari Journal
Storage. JSTOR ditemukan oleh William G.
Bowen tahun 1995. Yang menjadi anggota
JSTOR adalah perpustakaan dari suatu instansi atau lembaga di seluruh dunia. Seseorang bisa mengakses jurnal yang ada di
JSTOR setelah sebelumnya mendaftarkkan diri melalui perpustkaan di tempat dia
sekolah atau bekerja (En. Wikipedia. Org/wiki/JSTOR).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">C. BIOLOGI MOLEKULER SEBUAH CONTOH
BERKEMBANGNNYA ILMU <o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">C.1.
Teori Munculnya Mahluk Hidup<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> Setiap
pengetahuan dan ilmu yang ditemukan membuka peluang untuk dikembangkan menjadi
menjadi temuan dan ilmu baru.
Hasil-hasil penelitian tersebut dipublikasikan di suatu jurnal. Temuan atau teori yang tidak sesuai fakta
yang ada di alam akan mendapat kritik dan perbaikan dari peneliti
selanjutnya. Seseorang akan melanjutkan
penelitian yang telah dipublikasikan sebelumnya sehingga tidak dilakukan
pengulangan data. Daftar pustaka yang
disitir di jurnal merupakan tulisan-tulisan yang sudah dipublikasikan
sebelumnya. Dengan begitu ilmu
pengetahuan semakin berkembang dan berkembang membuka temuan-temuan baru yang
bermanfaat bagi nilai kehidupan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> Salah
satu cabang ilmu yang pesat mengalami perkembangan adalah biologi molekular. Sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari
fungsi dan peran sel suatu mahluk hidup.
Teori tentang sel diawati saat bumi masih berupa planet panas yang mulai
dingin suhunya. Unsur N2, CO2 dan udara bereaksi lalu jatuh ke laut membentuk
molekul asam fosfor, asam nukleat, dan ribosa.
Di dalam laut semua molekul
bersatu membentuk banyak zat organik baru lainnya seperti nukleotida. Polinukleotida atau gabungan dari rantai
tunggal nukleotida merupakan inti sel mahluk hidup. Dengan begitu awal kehidupan berasal dari
laut. Polinukleotida utas ganda dikenal dengan sebutan DNA. Bahan penyusun polinukleotida berupa basa
nitrogen yang diberi nama Adenin, Guanin, Timin, Sitosin. Di dalam DNA terdapat susunan nukleotida yang
menyandikan protein tertantu dikenal dengan sebutan gen. Utas DNA ganda akan membuka lalu mRNA membuat
kopi dari susunan polinukleotida. mRNA
akan menuju ribosom yang berperan sebagai cetakan bakal protein yang
dibuat. tRNA akan datang membawa asam
amino. Tiap 3 basa nukleotida
menyandikan 1 buah asam amino. Asam amino lain datang menempel satu sama lain
sesuai urutan basa nitrogen yang ada diceetakan mRNA. Untaian asam amino disebut sebagai protein
(Park et al 2009).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> DNA,
RNA, ribosom mulai membentuk organisasi yang lebih baik sehingga munculah sel
untuk pertama kalinya. Sel ini masih
belum ada intinya atau disebut prokariot.
Di jaman purba ini terbentuk sel lain yang bernama mitokondria. Mitokondria bergabung dengan sel prokariot. Mereka mampu melakukan fotosintesis sehingga
munculah O2. O2 ini bisa mematikan DNA
sehingga dibuatlah selaput untuk membungkusnya.
DNA yang tertutup selaput sehingga terbentuklah inti sel. Sel yang sudah mempunyai inti disebut sel
eukariot, yang merupakan nenek moyang hewan. Produk hasil fotosintesis bersimbiosis dengan
sel eukariot membentuk kloroplast.
Dengan demikian terbentuklah nenek moyang tumbuhan. Dari satu sel di dalam laut terus berkembang
dan bergabung-gabung membentuk mahluk hidup baru yang lebih komplek seperti
euglena, tripasonoma, amuba hingga muncul mahluk hidup besar bersel
banyak. Mahluk dari laut ini kemudian
naik kedaratan, berevolusi terus menerus hingga saat ini (Park et al 2009).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">C.2.
Penemuan dan Teori Sel</span></b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> Tahun
1665 ditemukan sel oleh Robert Hook setelah dia menemukan mikroskop untuk
pertama kali. Hook mengamati bahwa di dalam
gabus terdapat kamar-kamar kecil yang diberinama sel. Tahun 1805 Eigen ahli tanaman dari Jerman
melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa mahluk hidup tersusun atas sel. Saat itu banyak orang tidak mempercayaai
teori Eigen. Seiring berjalannya waktu
banyak orang yang memperlajari sel.
Tahun 1839 Schleiden dan Schwan ilmuwan dari Jerman menyatakan teori
yang sama dengan Eigen bahwa semua mahluk hidup tersusun atas sel. Mandel melakukan percobaan perkawinan silang
ada kacang ercis. Tahun 1865 Mandel
melaporkan hasil uji coba bahwa perkawinan silang menghasilkan 3 hukum: dominan
vs resesif, segregasi bebas dan berpasangan bebas. Saat itu hasil laporan Mandel tidak dihargai
orang. Sebelum Mandel mengadakan
penelitian, secara terpisah Nageli tahun 1842, mengetahui benda yang berada
dalam inti sel berupa benang-benang.
Tahun 1920 Poilken mencoba mewarnai benang dalam inti sel sehingga
terlihat lebih jelas. Oleh Poilken
benang tsb diberinama kromosom. Dengan
semakin tajam resolusi mikroskop, Poilken berhasil melihat proses pembelahan
(mitosis) pada sel hewan dan tumbuhan.
Poilken menyatakan yang bertanggung jawab pada proses hereditas seperti
yang diungkapkan Mendel adalah kromosom ((Park et al 2009).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> Thomas
Hunt Morgan mendapatkan hadiah nobel pada bidang kedokteran dan fisiologi.
Morgan bekerja dengan <i>Drosophila
melanogaster, </i>yang mempunyai 8 pasang kromosom sehingga mudah diamati
terjadinya mutasi. Kejadian mutasi ini
digagas sebagai salah satu teori munculnya keragaman mahluk hidup. Tahun 1928 Frederick Griffith dan 1944 Avery
melakukan percobaan yang menyimpulkan bahwa materi genetik penyusun hereditas
adalah DNA. Percobaan yang dilakukan
adalah: tikus disuntik dengan bakteri paru-paru tidak ganas ternyata tikus
tidak mati. Tikus disuntik dengan
bakteri paru-paru ganas yang sudah dipanaskan sebelumnya, ternyata tikus tidak
mati. Bakteri yang dipanaskan menjadi
mati sehingga tidak mampu menginfeksi tikus.
Bakteri tidak ganas dan bakteri ganas yang sudah dipanaskan sebelumnya
dicampur kemudian disuntikan pada tikus. Ternyata tikus bisa mati. Setelah diperiksa pada tubuh tikus ditemukan
materi genetik bakteri ganas. Materi
genetik bakteri ganas setelah dipanaskan ternyata tidak mati, lalu masuk ke
inti bakteri tidak ganas. Bakteri yang
tidak ganas berubah menjadi ganas sehingga berhasil mematikan tikus. Materi genetik yang mampu berpindah ini
memperkuat temuan bahwa asal usul keturunan, sifat yang diwariskan dari mahluk
hidup berada dalam inti sel (Karp 2014a).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 28.35pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -28.35pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 28.35pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -28.35pt;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">C.3. Penemuan Molekul DNA Sebagai Tonggak Sejarah
Biologi Molekuler<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 28.35pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -28.35pt;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 28.35pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -28.35pt;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> Penemuan
molekul DNA (<i>Adenocine triphosphat</i>) merupakan
tonggak sejarah perkembangan ilmu pengetahuan biologi molekuler. Semua mahluk hidup tersusun atas sel, dari
organisme bersel satu hingga manusia. Di
dalam sel mahluk hidup terdapat untaian materi genetik seperti temuan
penelitian Griffith (1928) dan Avery (1944), kemudian berhasil diketahui
susunan molekul tiga dimensinya oleh Watson dan Crick (1953). Materi genetik tersebut diberi nama DNA yang tersusun
atas nukleotida. Sebuah molekul nukleotida
terdiri atas basa nitrogen Adenin, Guanin, Sitosin, Timin, gula ribosa dan
posfor. Setiap 3 buah basa nitrogen
menyandikan 1 buah asam amino. Untaian
asam amino menghasilkan protein yang berfungsi untuk menjalankan fungsi
kehidupan. Untuk membuat protein diperlukan urutan basa
nitrogen dengan panjang tertentu. Urutan
basa nitrogen dalam untaian DNA menyandikan suatu protein tertentu disebut gen.
DNA tersusun terorganisir di inti sel
dalam bentuk kromosom. Saat akan
melakukan mitosis (menggandakan diri dari 2n ke 2n atau dari n ke n), meiosis (mengurangi
jumlah kromosom dari 2n-n), kromosom berbentuk seperti pita. Jumlah kromosom tiap organisme berjumlah
tertentu, seperti kromosom manusia berjumlah 46 buah, kromosom nyamuk 6 buah,
kromosom anjing 78 dll. Bentuk pita ini
memudahkan kromosom melakukan fungsi mitosis dan meiosis (Karp 2014b).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> Susunan
basa nitrogen dalam DNA dapat diketahui jenisnya dengan teknik sekuensing. Banyak organisme sudah diketahui seluruh
urutan basa nitrogen seperti lalat <i>Drosophila
melanogaster</i>, <i>Eschericia coli, </i>bahkan
urutan basa nitrogen manusia yang mulai disekuen tahun 1990 dan selesai tahun 2001. Urutan basa nitrogen disimpan dalam gen bank
NCBI (national center for biotechnology information) dengan alamat
http//www.ncbi.nih.gov sehingga dapat diakses oleh semua orang di seluruh
dunia. Peta gen manusia dapat
dimanfaatkan untuk mengobati penyakit genetik.
Gen yang sakit dapat diganti dengan gen sehat Pengetahuan urutan basa nitrogen DNA dimanfaatkan untuk
mengetahui asal usul nenek moyang manusia.
Berbagai ras manusia diambil sampel darah, dilakukan ekstraksi DNA
total, dilakukan sekuensing, kemudian urutan basa nitrogen disejajarkan
(aligment) untuk diketahui hubungan kekerabatannya. Pohon filogeny di berbagai sampel ras manusia
menunjukkan bahwa manusia berkembang dari benua Afrika kemudian menyebar ke
wilayah lain di dunia (NCBI web).</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> Pengetahuan
urutan basa nitrogen bisa juga untuk mengetahui adanya mutasi di satu titik
yang memunculkan banyak variasi pada berbagai organisme. Urutan basa nitrogen bisa digunakan untuk mendeteksi
datangnya serangga invasif ke suatu wilayah.
<i>Bemisia tabaci </i>(Homoptera:
Aleyrodidae) mempunyai karakter morfologi sama tetapi materi genetik terutama
mitokondria mtCOI sangat bervariasi.
Untuk mengakomodasi hal tersebut, <i>B.
tabaci </i>dikelompokkan dalam biotipe.
Terdapat biotipe invasif yang menyebabkan banyak kerugian, yaitu biotipe
B dan Q. Kerugian terbesar <i>B. tabaci </i>terutama karena berperan
sebagai vektor salah satunya geminivirus.
Keberadaan biotipe invasif tersebut dapat diidentifikasi menggunakan
urutan basa nitrogen mitokondria mtCOI (Rahayuwati 2009).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> Bakteri
pembuat puru pada tanaman (<i>Agrobacterium
tumefaciens </i>dan <i>A. rhizogenes</i>)
menyumbangkan pengetahuan bahwa gen dapat dipindahkan dari satu organisme ke
organisme lain yang berbeda spesies. Bakteri
mempunyai plasmid T-DNA yang dapat
berpindah dari bakteri ke tanaman. T-DNA
menyandikan protein yang diproduksi tanaman untuk keperluan hidup bakteri. T-DNA disisipi gen yang diinginkan manusia yang
akan menyisip pada tanaman sehingga tanaman mempunyai sifat yang diinginkan
manusian, misalnya tanaman tahan hama, tanaman tahan herbisida, buah tanaman
yang tidak lekas busuk dll (Heren 2005).
<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> Tanaman
jagung di Kenya diserang oleh penggerek batang Afrika (<i>Busseola fusca, Sesamia calamistis, Eldana saccharina,Chilo partellus</i>)
sehingga menyebabkan kerugian besar.
Proyek kerjasama antara International Maize and Wheat Improvement Centre
dan Novartis Foundation for Sustainable Development melakukan penelitian dan
pengujian penanaman tanaman transgenik jagung tahan hama penggerek batang. Gen jagung disisipi gen bakteri <i>Bacillus thuringiensis </i>(Bt). Bt mengganggu sistem pencernaan banyak larva
lepidoptera. Gen Bt dimasukkan dalam gen
tanaman jagung sehingga setiap bagian tanaman mengandung gen Bt. Larva penggerek batang jagung dengan proses
makan yang dilakukan tidak sengaja juga ikut memakan gen Bt sehingga
menyebabkan kematian (Buergi 2009). <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> Transgenesis
adalah proses masuknya gene dari luar ke organisme lain sehingga keturunannya
memproduksi gen yang disisipkan tersebut.
Organisema yang sudah disisipi gen dari luar disebut transgenik. Organisme transgenik dapat memproduksi
protein yang disandikan oleh gen dari
luar karena kode genetik semua organisme adalah sama. Pemindahan DNA dapat dibantu oleh T-DNA yang
dijelaskan sebelumnya, liposomes, enzim plasmid vektor, virus vektor, injeksi
pronukleus (Heren 2005). <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> Gen
manusia yang telah berhasil dipetakan dapat dipelajari berbagai penyakit karena
kelainan genetik. Penyakit SCID-X1
adalah kelainan gen dimana pasien tidak punya sistem imunitas. Begitu lahir pasien SCID-X1 harus berada
dalam tabung steril. Kelainan terjadi
pada kromosom X karena susunan rantai X tidak sempurna. Sel yang bertanggung jawab terhadap sistem
kekebalan tubuh adalah sel T, sel B, sel pembunuh, sel mikro. Semua sel ini terdapat di dalam sel sumsum
tulang belakang. Cara pengobatan
penyakit SCID-X1 yaitu: pengambilan sumsum tulang belakang. Sel pembentuk sistem kekebalan dalam tulang
belakang dipisahkan, ditumbuhkan bersama dengan virus rekayasa yang membawa gen
SCID-X1 normal. Transposom akan
memindahkan gen SCID-X1 di virus ke sel pembentuk sistem kekebalan pasien. Sel yang telah mengandung gen SCID-X1 normal
disuntikan kembali ke pasien. Di dalam
tubuh pasien sudah ada gen SCID-X1 sehingga tubuh akan membentuk sel kekebalan(Park
et al 2009).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">D. PUBLIKASI JURNAL DARI MASA KE MASA <o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Berikut ini
dituliskan judul-judul publikasi yang berkaitan dengan perkembangan ilmu dan
teknologi biologi molekuler yang diterbitkan oleh jurnal ilmiah seperti
diterangkan dalam paragraf sebelumnya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Miescher
JF. 1871. <i>Hoppe-Seyler’s Med Chem. Untersuchungen</i> 4:441<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Levene
PA & London ES. 1929. The structur of thymonucleid acid. <i>J. Biol. Chem </i>83: 793-802<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Griffith
F. 1923. The influence of immune serum on the biological properties of
pneumococci. <i>Rep. Health Med. Subj </i>18:1-13<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Watson
JD, Crick FHC. 1953. Molecular structure of nucleic acids. Nature Vol 171:
737-738<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Sagan
L. 1967. On the origin of mitosing cells.
<i>J. Theor. Biol. </i>14:225-274<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Zuckerkandl
E & Pauling L. 1965. Molecultes as documents of evolutionary
history. <i>J. Theor. Biol </i>8: 357-365<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Cech
TR, Zaug AJ, Grabsowki PJ. 1981. In vitro spicing of the ribosomal RNA
precursor of Tetrahymena. <i>Cell </i>27:487-496<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Kraut
J. 1988.
How do enzymes work? <i>Sciene </i>242:533-540<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Martinn
W & Mueller M. 1998. The hydrogen
hypothesis for the first eukaryote. <i>Nature </i>392:37-41<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Blumberg
RS. 2012. Fokus on autoimmunity. <i>Nature
Med. </i>18:35-70<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">dll<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> Penemuan
sebelumnya yang dipublikasikan di jurnal membuka peluang dilakukan penelitian
selanjutnya. Peneliti selanjutnya terus
mengembangkan temuan yang sudah dilaporkan sebelumnya menghasilkan
temuan-temuan baru lainnya. Semua perkembangan ilmu pengetahuan tersebut
berasal dari penelitian yang dilakukan secara berkelanjutan oleh banyak orang
dari seluruh dunia. . Diharapkan semua temuan ilmiah tersebut untuk
kemaslahatan dan kesejahtaraan umat manusia.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Referensi<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: large;">Buergi
J. 2009. Insect-resistant Maize, a case
study of fighting the african stem borer.
Translated from German by T Wachs and M Thibault. CABI org: UK <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: large;">Courtesy
of youtube with search key planet similar earth<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: large;">En.
Wikipedia. Org/wiki/JSTOR<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: large;">En.
Wikipedia.Org/wiki/philosophical-transactions-of-the-royal-society<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: large;">En.
Wikipedia.Org/wiki/royal-society<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: large;">En.
Wikipedia.Org/wiki/henry-oldenburg<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: large;">En.
Wikipedia.Org/wiki/academic-journal<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: large;">En.
Wikipedia.Org/wiki/Transfer_DNA<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: large;">En.
Wikipedia. Org/wiki/Transgenesis<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: large;">Http//www.ncbi.nih.gov<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: large;">Herren
RV. 2005. Introduction to Biotehnology An Agricultural
Revolution. Thomson Delmar Learning: USA<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: large;">Karp
Ga. 2014. Cell Biology Seventh Edition.
Wiley: Asia. P 155-156.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: large;">Karp
Gb. 2014. Cell Biology Seventh Edition. Wiley: Asia. P 122-127<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: large;">Lubis
AY dan Adian DG. 2011. Pengantar Filsafat Ilmu Pengetahuan, Dari
David Hume Sampai Thomas Kuhn. Penerbit
Koekoesan: Depok<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: large;">Park
YH, Heo SB, Park JK. 2009. Why Life Science. YeaRimDang publising: Korea<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: large;">Semiawan
C, Setiawan ThI, Yufiarti. 2005. Panorama Filsafat Ilmu Landasan Perkembangan
Ilmu Sepanjang Zaman. Seri Buku Daras:
Bandung<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: large;">Rahayuwati
S. 2009. Variasi morfologi dan molekular
<i>Bemisia tabaci </i>Gennadius (Homoptera:
Alayrodidae) di daerah endemik penyakit kuning cabai di Indonesia bagian
barat. Tesis. Institut Pertanian Bogor:
Bogor<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: large;">Schwander
T, Oldroyd BP. 2016. Androgenesis: where males hijack eggs to
clone themselves. Phil. Trans. R. Soc. B
371: 20150534.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: large;">Watson
JD, Crick FHC. 1953. Molecular structure of nucleic acids. Nature Vol 171:
737-738<o:p></o:p></span></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;"><span style="font-size: large;"> </span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-19180898158551099042017-08-25T15:19:00.001+07:002017-08-25T15:30:15.659+07:00Sisi Lain Survey Wereng Coklat<span style="font-size: large;">25 Agustus 2017</span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Serangan wereng batang cokelat di kabupaten Jepara tahun 2017 tidak terlalu tinggi. Justru hama yang lebih dominan adalah sundep beluk yang disebabkan oleh oleh ngengat <i>Schirpophaga sp. </i>Petani menggunakan pola tanam padi-padi-palawija dalan satu tahun tanam. Ada jeda palawija sehingga hama wereng yang mungkin ada tidak berkembang populasinya menjadi merugikan.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Lalu dengan berhasilnya panen apakah para petani sudah sejahtera? Bapak petani yang sudah memberi makan dengan beras yang selalu tersedia di rumah. Pernahkah ikut merasakan betapa penuh perjuangan untuk menghasilkan satu kemasan beras di rumah. Benih padi disemai terlebih dahulu. Tanaman padi kecil ini lalu ditanam di tanah berlumpur agar nanti tumbuh menjadi besar. Pernahkan ikut masuk ke dalam lumpur? Sebagai informasi kedalaman lumpur sawah itu hingga satu lutut orang dewasa.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Padi yang tumbuh itu lalu berbuah bulir keemasan yang ditunggu hingga masa panen. Riang gembira tersirat dari wajah-wajah pahlawan pangan. Gabah panen itu akhirnya dapat dijemur untuk kemudian dijual. Uang itu didapat setelah 4 bulan bekerja keras memelihara padi.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Lalu apakah uang itu banyak? Kebanyakan bapak tani ini hanya penggarap. Uang hasil panen setelah dipotong biaya pupuk, tenaga kerja dll kemudian dibagi dua. Satu bagian untuk fihak yang mempunyai sawah sedangkan satu bagian baru untuk bapak tani. </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivsew4En6CLg0sdF4F60bRWdZvQPTbOYk9IKdxh5AsrgGWbPNp4LuLTDqNkM6pqoLsUo0lnquHrteWYEKo5fxNwSULgmiBj4niD0HLAooBbTaN8Pmepqg4ROS3iT3VrWqKoGATG-QSxeMi/s1600/IMG_3820.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivsew4En6CLg0sdF4F60bRWdZvQPTbOYk9IKdxh5AsrgGWbPNp4LuLTDqNkM6pqoLsUo0lnquHrteWYEKo5fxNwSULgmiBj4niD0HLAooBbTaN8Pmepqg4ROS3iT3VrWqKoGATG-QSxeMi/s640/IMG_3820.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">pahlawan pangan Indonesia</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiq2RU392cZgjTDhPjdu1mo9jhZLW1p2-ZEUyb0dEZUiWdF9PgVeBklQPEr86aMvGe4V2LUXtmMVpyxbSXaOffuXznjRxXkgKMZciF7ssRPWEqz-kVwKmGJAXzlwhrEBsjQYzK7rgzWnsKN/s1600/IMG_3872.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiq2RU392cZgjTDhPjdu1mo9jhZLW1p2-ZEUyb0dEZUiWdF9PgVeBklQPEr86aMvGe4V2LUXtmMVpyxbSXaOffuXznjRxXkgKMZciF7ssRPWEqz-kVwKmGJAXzlwhrEBsjQYzK7rgzWnsKN/s640/IMG_3872.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">pahlawan pangan Indonesia</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYvoDh6tqIW43TSighF5O-dJ51AL05Tfi9dneb6P7V8DnJPXbmX8eE6rYEKgHPZHDa4Hi7WaNrBNnIeeeTWz8-X8bAYCVFh2koWTiTrwpZxe_YPkfnIXDCtoew5H2nimJDo46fiotMfamT/s1600/IMG_3896.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYvoDh6tqIW43TSighF5O-dJ51AL05Tfi9dneb6P7V8DnJPXbmX8eE6rYEKgHPZHDa4Hi7WaNrBNnIeeeTWz8-X8bAYCVFh2koWTiTrwpZxe_YPkfnIXDCtoew5H2nimJDo46fiotMfamT/s640/IMG_3896.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">pahlawan pangan Indonesia</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh969F1TO1FEu__JV6F0qQMhZ09Q2V1SnFYB9lLSyz_j_wSGLhoD6lTco3_TLjAE_SBffW33WNEWSu9JHbUTrdNd_7nM51f3imQLR_4_Zkzi8LidHTk8Xy9d-1QT-eFt1cTcFGIrZOiKdqo/s1600/IMG_3954.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh969F1TO1FEu__JV6F0qQMhZ09Q2V1SnFYB9lLSyz_j_wSGLhoD6lTco3_TLjAE_SBffW33WNEWSu9JHbUTrdNd_7nM51f3imQLR_4_Zkzi8LidHTk8Xy9d-1QT-eFt1cTcFGIrZOiKdqo/s640/IMG_3954.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">pahlawan pangan Indonesia</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Uang hasil bertani penggarap tidak banyak. Hanya untuk mencukupi kebutuhan makan. Untuk membuat tempat tinggal yang layak tidak cukup. Lihatlah foto-foto rumah para pahlawan tersebut. Rumah sederhana dengan lantai beralas tanah.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-nuUTk2DzDS0lREsfj22S92J0Ee76NmcJFRN6vaqgyqRBGG2J19Q32w9AeH3eHaMI8eJzqKwbTOaazlmDH8AcuoX4iAc2JFX3teIylBa3A8GYLyFOBrR29wcXsa6MXKTe22YRs46j4Qu-/s1600/IMG_3890.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-nuUTk2DzDS0lREsfj22S92J0Ee76NmcJFRN6vaqgyqRBGG2J19Q32w9AeH3eHaMI8eJzqKwbTOaazlmDH8AcuoX4iAc2JFX3teIylBa3A8GYLyFOBrR29wcXsa6MXKTe22YRs46j4Qu-/s640/IMG_3890.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">rumah petani padi</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHXdaWjAFd1KQ0RjwyWajlU7Z4NMSLRZlUkhooRLE2FZrifuFcttdWFBM6GsMGwgkWzUXzUTkv8G7UckLsq6ZLgx3VRg_fZVIaETYDCsaQuMvxr4wbmQ25Cjt0Thm9guZqvpj2xNf_SCIj/s1600/IMG_3927.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHXdaWjAFd1KQ0RjwyWajlU7Z4NMSLRZlUkhooRLE2FZrifuFcttdWFBM6GsMGwgkWzUXzUTkv8G7UckLsq6ZLgx3VRg_fZVIaETYDCsaQuMvxr4wbmQ25Cjt0Thm9guZqvpj2xNf_SCIj/s640/IMG_3927.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">rumah petani padi</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgncfzHb6PllXeWD51k2KYwG1j6FgMbrW6-kNsSb3iRzORlPh4A4gfh972J9qPJH0rBBA_8XHMhegD1v0_3sEG9xNRs7NdD2ZRwXhL7JsuxMagbty1gnl-vG_lk0I0tMx7LCLz_XjkpvH1V/s1600/IMG_3910.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgncfzHb6PllXeWD51k2KYwG1j6FgMbrW6-kNsSb3iRzORlPh4A4gfh972J9qPJH0rBBA_8XHMhegD1v0_3sEG9xNRs7NdD2ZRwXhL7JsuxMagbty1gnl-vG_lk0I0tMx7LCLz_XjkpvH1V/s640/IMG_3910.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">rumah petani padi</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Yang lebih baik penghidupan jika petani sekaligus pemilik tanah. Rumah beliau-beliau ini lebih baik walaupun aroma keserdehanaan masih tercium. Kebiasaan memelihara tanaman dengan hati ikut terbawa dalam pola hidup yang menerima keadaan. Bapak tani yang beruntung ini pun dapat menjalankan ibadah haji. Dan gelar bapak Haji di desa merupakan suatu kehormatan.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyPPHVbm5snmec-sciHqi_n1h2BLMuQf2N9f2A0tUbw2IVd9rvkyCAj4n6DWYswpCnAqoalhtiPWFtfx252zEhKo9BrOkrCkF0LYy4d5EK9LQB4SqBRFZTX2cLgv505jYT-FkNOi22-2F1/s1600/IMG_3911.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyPPHVbm5snmec-sciHqi_n1h2BLMuQf2N9f2A0tUbw2IVd9rvkyCAj4n6DWYswpCnAqoalhtiPWFtfx252zEhKo9BrOkrCkF0LYy4d5EK9LQB4SqBRFZTX2cLgv505jYT-FkNOi22-2F1/s640/IMG_3911.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Masjid desa yang lebih mewah dibandingkan rumah penduduk disekitar</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Bapak tani yang relijius. Yang rela menyisihkan uang untuk membangun masjid sehingga gedungnya pun beralas keramik dan berdiri megah. Bangunan masjid lebih bagus dari rumah bapak tani pun menjadikan hidup lebih tentram.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSfwTQUJ76cDwuurEZBrniWQHp0pjxdIyg_619wsIhfIb2G7I_T9V0I3gGxbrZDt7Uvzst7jHNaoM-QRTb1yoNyDK7d23r_3mGrJvU_DkRC3iu2OJUJiQGH9WjEPN0beahl63JhNtsDoto/s1600/IMG_3922.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSfwTQUJ76cDwuurEZBrniWQHp0pjxdIyg_619wsIhfIb2G7I_T9V0I3gGxbrZDt7Uvzst7jHNaoM-QRTb1yoNyDK7d23r_3mGrJvU_DkRC3iu2OJUJiQGH9WjEPN0beahl63JhNtsDoto/s640/IMG_3922.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Walau hidup dalam suasana sederhana tetapi jalan di desa-desa di Jepara bagus. Beruntung dana bantuan pemerintah dipegang dengan amanah oleh para aparatnya. Kesejahteraan bersama yang menjadi tujuan bukan hanya untuk memperkaya diri sendiri.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiz2JWibug1-r9ogwLlVmw_Vk6osAKumPEtNtPwnxia_knkM3bvSqPK4lgae4s4R7R6UQ9VcmfAQOJD75XpHrHSH_oKkNu5jsROJCC9sFizYp4-zlFSghn0urC7tfH0R8aPEQ8XCKR-Tsx/s1600/IMG_3953.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiz2JWibug1-r9ogwLlVmw_Vk6osAKumPEtNtPwnxia_knkM3bvSqPK4lgae4s4R7R6UQ9VcmfAQOJD75XpHrHSH_oKkNu5jsROJCC9sFizYp4-zlFSghn0urC7tfH0R8aPEQ8XCKR-Tsx/s640/IMG_3953.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Apa yang sudah disumbangkan untuk negeri ini?</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Penulis hidup ditengah kesederhanaan masyarakat desa. Masyarakat desa yang sebagian besar berprofesi sebagai petani. Petani yang benar kurang sejahtera.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Celaan besar itu saat diterima di institut pertanian bogor. </span><br />
<span style="font-size: large;">"Mau jadi petani miskin kuliah di IPB?!"</span><br />
<span style="font-size: large;">"Seharusnya menjadi bidan desa yang pasti mempunyai masa depan lebih cerah".</span><br />
<span style="font-size: large;">Anak baru lulus SMA itu pun hanya bisa tertunduk diam tidak bisa mengeluarkan kata-kata.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Harus bisa membuktikan bahwa d</span><span style="font-size: large;">engan ilmu pengetahuan kemiskinan dapat diatasi. Semoga sedikit ilmu yang diraih dapat turut membangun bangsa ini menjadi besar, bermartabat, mandiri dan sejahtera.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">_end_</span></div>
<br />catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-72719824864526521562017-08-23T22:01:00.001+07:002017-08-23T22:01:58.260+07:00Tidak Kenal Tidak Sayang Wereng Batang Coklat?<span style="font-size: large;">23 Agustus 2017</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Wereng Batang Coklat (WBC) mempunyai nama latin <i>Nilaparvata lugens </i>yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai <i>brown planthopper. </i>Serangga ini termasuk dalam Ordo Hemiptera dengan alat mulut menusuk menghisap, famili Delphacidae.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlomkKw6qFwHbHU-87XZbcCYnUBu1Tx0L6Owb6ikj_k8c-6uooN6pMUgdUDMY42N91cUdJAPXr_dzPZpIYFaI6i96BesR1OoNaUYr3hKzsXPtHpzbPNrfYk6AYnJQtQMr1XdJPg_ffD49I/s1600/nilaparvata+lugens.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="373" data-original-width="560" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlomkKw6qFwHbHU-87XZbcCYnUBu1Tx0L6Owb6ikj_k8c-6uooN6pMUgdUDMY42N91cUdJAPXr_dzPZpIYFaI6i96BesR1OoNaUYr3hKzsXPtHpzbPNrfYk6AYnJQtQMr1XdJPg_ffD49I/s640/nilaparvata+lugens.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Wereng batang coklat, sumber alchetron.com/Delphacidae-2297823-W</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Wereng kurun 50 tahun yang lalu, bukan hama utama pada tanaman padi. Disertasi Van der Boot ta</span><span style="font-size: large;">hun 1929 menyebutkan bahwa hama utama tanaman padi pada tahun tersebut adalah</span><br />
<br />
<ol>
<li><span style="font-size: large;"><i>Scirpophaga innotata</i></span></li>
<li><span style="font-size: large;"><i>Schoenobus incertullas</i></span></li>
<li><span style="font-size: large;"><i>Ocile simplex</i></span></li>
<li><span style="font-size: large;"><i>Leptocorisa acuta</i></span></li>
<li><span style="font-size: large;"><i>Nephotetrix apicalis</i></span></li>
<li><span style="font-size: large;"><i>Podops coarctata</i></span></li>
</ol>
<div>
<span style="font-size: large;"><i><br /></i></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Tahun 1964, Soenardi, dari Balai Penelitian Cimanggu melaporkan dalam buku <i>Insect Pest of Rice in Indonesia</i> bahwa hama utama pertanaman padi adalah</span></div>
<div>
<ol>
<li><span style="font-size: large;"><i>Tryporyza innotata</i></span></li>
<li><span style="font-size: large;"><i>Triporyza incertulas </i></span></li>
<li><span style="font-size: large;"><i>Chilo suppressalis</i></span></li>
</ol>
</div>
<br />
<span style="font-size: large;">Serangan wereng pertama di mulai tahun 1970 an. Peningkatan populasi hama ini berkaitan dengan sistem budidaya yang semakin membaik. Padi yang awalnya ditanam 1 kali dalam setahun meningkat menjadi dua kali tanam hingga tahun 2017 ini menjadi 3 kali tanam. Padi genjah memiliki 105-124 hari (sumber http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id) atau 3,5 hingga 4 bulan. Sehingga dalam satu tahun hamparan persawahan akan terisi oleh tanaman padi secara terus menerus. Penanaman padi tanpa jeda dalam satu tahun menyebabkan populasi wereng akan selalu ada di persawahan. Populasi wereng ini yang akan memicu populasi yang lebih besar lagi di musim tanam berikutnya.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Faktor budidaya lain yang memicu meledaknya hama wereng disamping padi berumur pendek adalah pemakaian </span><span style="font-size: large;">pupuk sintetik </span><span style="font-size: large;">dan </span><span style="font-size: large;">insektisida. Pupuk sintetik terutama N menyebabkan figor tanaman menjadi besar dan berwarna hijau. Wereng membutuhkan N tinggi, sehingga dengan tersedianya N yang cukup banyak di tanaman menyebabkan kebutuhan nutrisi wereng menjadi terjamin dan sangat-sangat cukup untuk memproduksi generasi berikutnya. Faktor penting ledakan wereng adalah pemakaian insektisida tidak tepat dan bijaksana.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Insektisida merupakan cara instan mengendalikan hama. Sayangnya insektisida membunuh tidak hanya hama yang diinginkan juga musuh alami seperti parasitoid dan predator yang banyak dijumpai di persawahan. Dalam kondisi normal, populasi hama dan musuh alami selalu berada dalam kondisi berkeseimbangan. </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Hama merupakan makanan dari predator. Predator dengan alat mulut menggigit mengunyah dengan rakusnya memakan wereng hingga tidak tersisa satu potong bagian tubuhnya. Parasitoid menggunakan badan wereng untuk meletakkan telur untuk kemudian menetas dan menjadi pupa tetap berada di dalam tubuh wereng. Peristiwa ini yang menyebabkan populasi wereng dapat dikendalikan secara alami menggunakan musuh alami atau bahasa kerennya menggunakan jasa <i>ecosystem services. </i>Pengendali alami ini tidak hanya predator, parasitoid tetapi ada juga penyakit yang disebabkan oleh nematoda, cendawan, virus dan bakteri.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Insektisida yang dipakai tidak tepat sasaran dan tidak bijaksana mengakibatkan predator dan parasitoid ikut terbunuh. Tidak ada lagi pemangsa alami yang mampu mengendalikan populasi wereng. Ketika dilakukan aplikasi insektisida baik wereng, predator dan parasitoid mati. Wereng mempunyai daya adaptasi lebih baik terhadap insektisida dibandingkan predator dan parasitoid. Saat dilakukan penyemprotan insektisida di persawahan, masih ada sedikit populasi wereng yang tidak ikut mati terbunuh. Wereng lebih tahan insektisida biasanya berperawakan badan lebih kecil, warna lebih gelap, kapasitas reproduksinya lebih rendah dibandingkan populasi wereng normal. Wereng yang masih hidup ini dapat berkembang biak hingga menjadi sejumlah populasi tertentu. Ketahanan terhadap insektisida dikendalikan secara genetik dari dalam sel wereng.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Wereng yang berhasil hidup ini jika dikendalikan dengan konsentrasi insektisida sama, tidak mati. Sehingga untuk mematikan wereng tersebut memerlukan konsentrasi yang lebih tinggi. Insektisida ini pun tidak juga mampu untuk membunuh 100% populasi wereng. Akan selalu ada sedikit individu yang tahan secara genetik terhadap insektisida. Populasi wereng pun seberapapun tinggi diberikan konsentrasi insektisida tidak akan pernah mati. Fenomena ini yang disebut dengan peristiwa resistensi. Sebaliknya, musuh alami berupa predator dan parasitoid tidak ada lagi yang mampu bertahan hidup dalam kondisi konsentrasi insektisida tinggi.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Sudah dapat diduga, populasi wereng di lapangan meraja lela tanpa ada yang mampu mengendalikan lagi. Ditambah lagi penanam padi secara terus menerus selama satu tahun, tanpa ada jeda membuat siklus hidup wereng tidak ada yang memutusnya. </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Ledakan hama wereng di Indonesia dimulai tahun 1970 an. Siklus kemudian berulang setiap 5 hingga 20 tahunan. Tercatat serangan wereng di tahun 1970, 1989, 1998, 2005, 2010 dan 2017.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Secara umum dugaan pemicu terjadinya ledakan hama wereng yaitu</span><br />
<br />
<ul>
<li><span style="font-size: large;">penanaman variets rentan</span></li>
<li><span style="font-size: large;">pemakaian pupuk N berlebihan</span></li>
<li><span style="font-size: large;">aplikasi insektisida sembarangan</span></li>
<li><span style="font-size: large;">penanaman padi terus menerus</span></li>
<li><span style="font-size: large;">adanya resistensi populasi wereng batang cokelat</span></li>
<li><span style="font-size: large;">adanya migrasi wereng batang cokelat.</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">###</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Komisi pestisida (kompes) salah satu pintu kelembagaan untuk pengaturan peredaran pestisida di Indonesia. Lembaga ini sudah mengeluarkan 70 bahan aktif pestisida yang tidak boleh digunakan pada komoditas padi. 29 bahan aktif yang dilarang tersebut diantaranya dari golongan organophosphat. Kompes juga melakukan moratorium pendaftaran insektisida untuk 150 merk dagang. Peraturan lain yang dibuat adalah pelarangan insektisida berbahan aktif piretroid. Pirethroid menyebabkan terjadinya resistensi dan resurgensi.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Pada kenyataan di lapang. Penggunaan bahan aktif pirethroid dan organofosfat tetap dilakukan untuk komoditas padi. Insektisida dengan bahan aktif imidakloprid dan abemektin yang belum disahkan untuk komoditas padi sudah digunakan. Teknik aplikasi insektisida tidak tepat. Yang lebih parah lagi terdapat peredaran insektisida palsu. Akibat dari semua hal tersebut adalah</span></div>
<div>
<ul>
<li><span style="font-size: large;">populasi WBC meningkat</span></li>
<li><span style="font-size: large;">tindakan pengendalian yang dilakukan menjadi tidak efektif dan efisien</span></li>
<li><span style="font-size: large;">pencemaran lingkungan menjadi semakin meningkat</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;">Penyemprotan insektisida di lapangan tetapi tidak mengendalikan OPT. Banyak insektisida terbuang percuma tidak mengenai organisme sasaran. Penyebab dari tidak tepatnya palikasi karena</span></div>
<div>
<ul>
<li><span style="font-size: large;">pengetahuan petani rendah</span></li>
<li><span style="font-size: large;">pendampingan terhadap petani yang semakin menurun</span></li>
<li><span style="font-size: large;">iklan pestisida yang sangat intensif dan ada dimana-mana</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;">Upaya untuk mencegah terjadinya ledakan hama wereng</span></div>
<div>
<ol>
<li><span style="font-size: large;">Tidak menjadikan pestisida sebagai senjata utama tetapi gunakanlah PHT</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Gunakan pestisida dengan benar, bijaksana agar efisien dan aman terhadap lingkungan</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Lakukan peningkatan dan pemanfaatan jasa ekosisem seperti optimalisasi musuh alami</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Perlu dilakukan pencabutan izin edar pestisida yang melakukan promosi secara sembarangan seperti menempelkan di batang pohon di pinggir persawahan</span></li>
</ol>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;">###</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Penyakit padi yang ditularkan oleh wereng batang cokelat adalah</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<ol>
<li><span style="font-size: large;"> <i>Rice tungro virus </i>(virus tungro)</span></li>
<li><span style="font-size: large;"><i>Rice grassy stunt virus </i>(virus kerdil rumput)</span></li>
<li><span style="font-size: large;"><i>Rice ragged stunt virus </i>(virus kerdil hampa)</span></li>
</ol>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;">Gejala padi yang terkena virus tungro adalah daun padi berwarna orange. Padi terkena virus kerdil rumput anakan banyak dan daun tetap berwarna hijau sehingga sekilas menyerupai rumput. Virus kerdil hampa memiliki ciri menyebabkan daun padi terpelintir. </span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Penyakit kerdil rumput dan kerdil hapa tersebar meliputi wilayah Malaysia, Philiphina, Vietnam, Jepang, Taiwan, China dan Indonesia. Tahun 2017 ini dilaporkan terjadi serangan infeksi virus kerdil rumput dan kerdil hampa di Indonesia.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Penularan virus sangat bergantung pada wereng batang cokelat. Tidak ada mekanisme penularan virus yang lainnya. Nimfa wereng lebih efisien menularkan virus dibandingkan imago. Sekali terinfeksi virus maka selamanya wereng akan mengandung virus. Tanaman yang terinfeksi virus tidak akan mati. Tanaman tetap hidup tetapi tidak dapat berproduksi. Virus mengembangkan mekanisme agar inang yang ditumpanginya tidak mati. Jika inang mati maka virus pun akan musnah sehingga akan merugikan untuk keberlangsungan hidupnya.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Tanaman yang terinfeksi virus tidak ada mekanisme untuk penyembuhannya. Sehingga cara pengendalian adalah dengan memusnahkan tanaman padi yang terinfeksi oleh virus. Jika tanaman tidak dimatikan, maka dapat menjadi sumber penularan pada tanaman lain yang masih sehat.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">-end-</span></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: medium;"><br /></span>
<span style="font-size: medium;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Tulisan bersumber dari kuliah umum yang disampaikan oleh Prof. Dr. Aunu Rauf, Prof. Dr. Dadang dan Prof. Dr. Sri Hendrastuti Hidayat yang dilaksanakan 14 Agustus 2017 di Ruang Sidang Lantai 6 Gedung Rektorat Institut Pertanian Bogor (IPB) dan teori perkuliahan selama menempuh pendidikan di PTN IPB</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-52976818721538183982017-08-23T10:24:00.002+07:002017-08-23T10:24:12.839+07:00Rekomendasi IPB dalam Pengendalian Wereng Batang Cokelat<span style="font-size: large;">23 Agustus 2017</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU0tfdP27UA9Tqzsp14Q4J8sXRWaffyH9X2q1kaBJJeNSJsEJBikL_c1trx667vUQG9SEN5XYWex1wiQq-gg3yIAGxJQsQZWJgKCe7v-4-OK9j_7dbEWAcvhhYBZpe8XvOGLt4NqgXXnkA/s1600/IMG_3932.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU0tfdP27UA9Tqzsp14Q4J8sXRWaffyH9X2q1kaBJJeNSJsEJBikL_c1trx667vUQG9SEN5XYWex1wiQq-gg3yIAGxJQsQZWJgKCe7v-4-OK9j_7dbEWAcvhhYBZpe8XvOGLt4NqgXXnkA/s640/IMG_3932.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Serangan hama wereng berupa tanaman seperti terbakar</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Pengamatan secara langsung di lapangan yang dilakukan melalui kegiatan klinik tanaman IPB sejak bulan Februari hingga Juli tahun 2017 menghasilkan temuan sebagai berikut:</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<ol>
<li><span style="font-size: large;">Ledakan wereng batang cokelat (WBC), penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput di sentra-sentra produksi padi terjadi minimal di 30 kabupaten di Jawa, Bali dan Lampung. Pada banyak tempat serangan WBC dan kejadian penyakit kerdil rumpul dan kerdil hampa yang disebabkan oleh virus telah berlangsung selama 2-4 musim tanam padi. Cakupan daerah serangan WBC, penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa yang ditularkan oleh WBC pada tahun 2017 lebih luas dari tahun 2010.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Serangan berat WBC dan virus kerdil terjadi pada daerah yang melakukan tiga kali penanaman padi dalam setahun.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Berbeda dengan ledakan WBC tahun 2010-2011, yang mana ledakan juga dialami oleh negara lain seperti Thailand dan Vietnam, ledakan WBC tahun 2017 hanya terjadi di Indonesia</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Pengetahuan petani tentang wereng batang cokelat dan penyakit kerdil hampa/kerdil rumput sangat terbatas. Hampir 100% petani tidak tahu tentang gejala, penularan, sifat-sifat penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput serta kaitannya dengan WBC</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Permasalahan pestisida berkaitan dengan pertanaman padi sangat memprihatinkan: a) sebanyak 70% petani padi di Pulau Jawa menggunakan beberapa insektisida yang dilarang untuk padi, b) hampir semua petugas pertanian yang ada tidak tahu tentang insektisida yang dilarang untuk padi, c) adanya promosi pestisida yang dilarang untuk padi dan d) banyak petani tidak faham penggunaan pestisida yang baik dan benar.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Sistem pengamatan hama dan penyakit padi tidak mampu mendeteksi potensi ledakan hama/penyakit karena kelemahan metodologi dan konsistensi penerapannya.</span></li>
</ol>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">IPB mengidentifikasi penyebab ledakan WBC tahun 2017 adalah interaksi dari</span></div>
<div>
<ul>
<li><span style="font-size: large;">iklim yang cukup basah pada tahun 2017 (kemarau basah)</span></li>
<li><span style="font-size: large;">penanaman padi yang terus menerus tanpa jeda</span></li>
<li><span style="font-size: large;">intensitas penggunaan insektisida yang tinggi (8-12 aplikasi per musim) oleh petani dan beberapa insektisida yang digunakan merupakan golongan insektisida dilarang untuk padi</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Berdasarkan permasalahan tersebut, direkomendasikan upaya-upaya berikut:</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<ol>
<li><span style="font-size: large;">Menerapkan secara konsisten sistem pengendalian hama terpadu (PHT) dalam pengendalian hama penyakit padi sesuai dengan Inpres no 3/1986, UU 12/1992 dan PP no 6/1995.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Melakukan jeda penanaman satu musim sehingga dalam satu hamparan dihindarkan adanya tanaman padi secara terus menerus.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Memusnahkan tanaman yang terserang virus kerdil hampa dan kerdil rumput karena berpotensi menjadi sumber penyakit pada musim berikutnya.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Memperbarui sistem pengamatan hama dan penyakit padi sehingga memenuhi prinsip cepat, akurat, obyektif dan efisien, sehingga dapat dijadikan dasar yang tepat untuk mengambil tindakan pengendalian.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Meningkatkan kapasitas SDM pertanian, baik petani, POPT, PPL dan staf Dinas terkait dengan pengetahuan mereka terhadap WBC, virus kerdil hampa/kerdil rumput, pestisida dan penggunaannya pada tanaman padi. Khususnya untuk petani, pola SLPHT dapat didorong kembali keberadaanya dan lebih diperkuat.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Membenahi distribusi, promosi dan penggunaan serta pengawasan pestisida untuk tanaman padi</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Menerapkan teknologi pengendalian yang memperkuat ketahanan agroekosistem, diantaranya pengembalian jerami, penggunaan agens hayati dan mengurangi penggunaan insektisida</span></li>
</ol>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Tim Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Prof. Dr. Aunu Rauf</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Prof. Dr. Dadang</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Dr. Hermanu Triwidodo</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Prof. Dr. Sri Hendrastuti Hidayat</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Dr. Suryo Wiyono</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Dr. Widodo</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">-end-</span></div>
<br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-41576109511362404812017-08-23T09:45:00.001+07:002017-08-23T09:45:24.468+07:00Siaran Pers IPB 15 Agustus 2017 Lakukan PHT Segera<span style="font-size: large;">28 Agustus 2017</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Berikut ini salinan siaran pers yang dilakukan IPB berkaitan dengan adanya serangan Hama Wereng Batang Coklat. </span><span style="font-size: large;">Siaran pers yang digelar di Ruang Sidang Lantai 6 Gedung Rektorat IPB tanggal 15 Agustus 2017 lalu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Setelah dilakukan survei, pengambilan data mengenai serangan wereng dan pengolahan statistik maka hasil yang didapatkan harus disebar luaskan. Kenapa semua harus tahu? Karena beras adalah komoditas seksi yang semua orang sangat bergantung. Beras diurus langsung oleh pemerintah. Adakalanya kebijakan pemerintah yang menginginkan produksi tinggi bertentangan dengan ranah keilmuan pengendalian hama dan penyakit. Ibarat kata, perguruan tinggi sebagai pengingat. Kebijakan yang dipandang positif pemerintah justru sebaliknya, keputusan yang membahayakan. Dalam membuat rekomendasi perguruan tinggi tidak bisa asal berbicara tetapi harus berdasar bukti ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan. Rangkaian survei yang dilakukan oleh Departemen Proteksi Tanaman (PTN) IPB adalah cara merangkai bukti ilmiah tersebut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">#</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Siaran Pers, 15/8/2017</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>IPB: Lakukan Pengendalian Wereng dengan PHT Segera!</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Meningkatnya serangan hama wereng yang diikuti penyakit kerdil di sentra-sentra produksi padi nasional nyata terjadi. Di Subang Jawa Barat sebagai contoh, sudah tiga musim budidaya padi gagal. Tidak hanya menyebabkan kegagalan produksi, serangan hama wereng yang diikuti virus ini juga menyebabkan petani terjebak dalam kerugian sangat besar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Hal inilah yang ditemukan oleh tim klinik tanaman Departemen Proteksi Tanaman dan LPPM IPB yang telah melakukan aksi lapangan dengan memberikan layanan konsultasi dan penyebaran teknologi ramah lingkungan kepada petani di 6 kabupaten yaitu Subang, Kebumen, Klaten, Bojonegoro, Banten dan Lampung. Aksi lapangan adalah bentuk tridarma perguruan tinggi sekaligus upaya untuk membantu petani yang sedang tertimpa kesusahan terkait serangan hama wereng.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Data yang ada di pemerintah menunjukkan kecilnya serangan, namun di lapangan klinik tanaman menemukan kerugian berlipat-lipat dan petani tidak ada yang membantu. Pengendalian hama wereng tidak bisa dilakukan dengan cara biasa tetapi harus dengan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Aplikasi PHT disahkan dalam UU 12 Tahun 1992 dan PP no 6 Tahun 1995. Ada dasar hukum kuat untuk melaksanakan PHT dalam pengendalian hama di lapangan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Ledakan hama merupakan manifestasi kesalahan dalam pengelolaan ekosistem pertanian. Dalam peningkatan produksi beras seharusnya memperkuat daya lenting lingkungan bukan justru memperlemah daya dukung lingkungan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Apa yang dikerjakan oleh klinik tanaman PTN mendapat dukungan penuh dari rektor IPB Prof. Herry Suhardiyanto. Peningkatan produksi pertanian harus berdasarkan pada pengetahuan. Produksi akan meningkat secara kontinyu jika didasarkan pada sains. Dalam hal ini pendekatan PHT menjadi salah satu pilihan karena secara saintifik telah terbukti. Kebijakan sebagai pijakan aplikasi budidaya dan tercapainya peningkatan produksi harus dengan pendekatan <i>Sains Base Policy.</i> Dengan demikian arah kebijakan akan tepat dan efektif.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Persoalan mendasar pengendalian hama wereng bukan lagi pada persoalan teknis dan pengetahuan tetapi sudah pada tataran <i>Political Will</i>. Ilmu pengetahuan, pengalaman, teknologi terkait wereng sudah lengkap. Wereng bukan hama baru di Indonesia. Sudah sangat banyak percobaan, penelitian sampai inovasi yang telah diciptakan oleh peneliti, perguruan tinggi, lembaga litbang pemerintah dan petani. Akan tetapi hama wereng menjadi wabah berulang yang selalu tetap ada.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Press release yang dilakukan di gedung rektorat merupakan bagian akhir dari aksi lapang pengendalian hama wereng yang di gelar IPB selama bulan Juni hingga Agustus 2017. Pemberitaan harus disebar luaskan agar menjadi <i>awareness public</i>. Harapan akhir dari siaran press adalah adanya perubahan kebijakan dan implementasi pengendalian hama penyakit sehingga dapat menyelamatkan petani serta produksi padinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">-end-</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-41694165183765749502017-08-21T10:48:00.001+07:002017-08-21T10:48:04.569+07:00Survey Wereng Batang Coklat di Kab Jepara Jateng<span style="font-size: large;">21 Agustus 2017</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Klinik tanaman, departemen proteksi tanaman mendapat laporan dari petani binaan bahwa ada serangan wereng batang coklat (WBC) di Jatim, Jateng dan Jabar. Untuk mengantisipasi serangan WBC bertambah luas, maka dilakukan serangkaian kegiatan salah satunya survei keberadaan WBC, pembagian leaflet cara mengelola tanaman padi yang baik dan pembagian biakan induk cendawan antagonis <i>Lecanicillium lecanii</i>.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaZbQ8tiZW4AXCvfqqjxD3OHSQez6Ajd5_phIvwX686P3TApxCOMZ0pX5WkyJrVbR21aaBext14ORLGhyKcP3jDzfBH6vdMPDSl8TKOk6HFfP0YjF2zlZhVqcusFP3Z-1h3lp4zjZcFKjF/s1600/IMG_3944.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaZbQ8tiZW4AXCvfqqjxD3OHSQez6Ajd5_phIvwX686P3TApxCOMZ0pX5WkyJrVbR21aaBext14ORLGhyKcP3jDzfBH6vdMPDSl8TKOk6HFfP0YjF2zlZhVqcusFP3Z-1h3lp4zjZcFKjF/s640/IMG_3944.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pertanaman padi di kec. Pakis Aji kab. Jepara Jawa Tengah</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-size: large;">Survey dilakukan di 280 kabupaten yang ada di Indonesia. Peserta survey adalah mahasiswa S1, S2 dan S3 yang sedang pulang kampung selama libur hari raya Idul Fitri 2017. Hasil survey ini sebagai bahan masukan dan rekomendasi kepada pemerintah dalam mengambil kebijakan berkaitan dengan komoditas padi.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<span style="font-size: large;">Padi makanan pokok bagi bangsa Indonesia. Lambung terasa masih lapar jika belum makan nasi. Padahal berbagai makanan sudah dimakan, dari lontong sayur, roti dan camilan lain. Saking tergantungnya bangsa Indonesia pada beras, sedikit saja gangguan terjadi maka menjadi issue panas nasional. Sebelum menjadi bencana nasional gagal panen akibat serangan WBC maka IPB sejak dini bersuara ikut menjaga kedaulatan pangan nasional.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Penulis ikut menjadi surveyor untuk kabupaten Jepara Jawa Tengah. Survey dilakukan dari tanggal 20 - 23 Juni 2017 meliputi pengambilan quissioner dari petani di kec. Bangsri, Kembang dan Pakis Aji kab. Jepara. Catatan penting saat mengambil data yakni</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<ul>
<li><span style="font-size: large;">Serangan WBC dijumpai di tiga kecamatan wilayah survey. Serangan WBC dalam titik-titik kecil yang saat dilihat di lokasi sudah dikendalikan dengan pestisida oleh pemilik lahan atau petani penggarap.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Serangan WBC tergolong tidak tinggi mungkin kurang dari 10%</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Serangan WBC baru terjadi di musim tanam kedua. Dalam satu tahun ada 3 kali tanam dengan pola padi-padi-palawija. Hama yang dominan di musim tanam pertama dan musim tanam sebelumnya adalah sundep-beluk yang disebabkan oleh hama <i>Scipophaga innotata </i>(Lepidoptera: Crambidae).</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Petani menanggapi serangan WBC dengan sangat responsif. Berbagai insektisida dipakai, dilakukan penyemprotan berulang bahkan menggunakan bahan yang tidak lazim seperti autan.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Rekomendasi penyemprotan lahan tidak hanya dari petani itu sendiri tetapi dari pengamat dan penyuluh hama. Laporan dari petugas di tingkat desa ini disampaikan ke tingkat kabupaten untuk kemudian penanggung jawab kabupaten membeli dan menyalurkan insektisida bantuan ke desa-desa.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Pengendalian hama menggunakan insektisida dilakukan jika ada serangan saja. Respon pengendalian langsung mengandalkan pestisida bukan cara-cara PHT (pengendalian hama terpadu) seperti pengoptimalan musuh alami dan jasa ekosistem.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Pengetahuan pengendalian hama dan penyakit dari petani, ketua kelompok tani serta petugas tingkat desa terbatas pada pemakaian pestisida. Pengetahuan PHT sangat kurang.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Lokasi survey yang didatangi berdasarkan data dari Koordinator POPT kab. Jepara yang tergolong wilayah dengan serangan WBC tinggi. </span></li>
<li><span style="font-size: large;">Salah satu lokasi dengan serangan WBC tinggi berada di desa Bondo, kec. Bangsri. Persawahan berada di sepanjang pesisir pantai, dengan sistem irigasi sangat bagus.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Dampak dari serangan WBC berupa tanaman mengering berwarna coklat dan tanaman kerdil. Padi berwarna coklat sebagai akibat cairan tanaman dihisap oleh wereng. Tanaman kerdil akibat adanya virus yang ditularkan oleh WBC</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhTLPgkHpCoNPXnVfepgF6zalhmpMmpqIaOcN1EBeSWzKbdlXIL-05GVWHwEsnYWrmRi6fWZkLEHbNOuvFC29-AYqyBWyRYyXDlHvNdksWZ2nU6dIHPO7GicMjjai2y5DXe6ArBB1HaS5f/s1600/IMG_3881.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhTLPgkHpCoNPXnVfepgF6zalhmpMmpqIaOcN1EBeSWzKbdlXIL-05GVWHwEsnYWrmRi6fWZkLEHbNOuvFC29-AYqyBWyRYyXDlHvNdksWZ2nU6dIHPO7GicMjjai2y5DXe6ArBB1HaS5f/s640/IMG_3881.JPG" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Populasi wereng batang coklat pada rumpun padi</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEic6HLZeJGcDNHxY5D_Y7sGX0Lr1bho3wTq9pl8zNCvfcOE1DJJLUQ0ZMJjDUz1J6gMe2ybcw0EzGPzuePluVIUJXG3fz1lPYi8w0yKXY352rcBlCwyoJSioKP67uxC6SXRnDGnokC4GiLg/s1600/IMG_3933.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEic6HLZeJGcDNHxY5D_Y7sGX0Lr1bho3wTq9pl8zNCvfcOE1DJJLUQ0ZMJjDUz1J6gMe2ybcw0EzGPzuePluVIUJXG3fz1lPYi8w0yKXY352rcBlCwyoJSioKP67uxC6SXRnDGnokC4GiLg/s640/IMG_3933.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Padi mengering akibat serangan wereng batang coklat di desa Slagi kec. Pakis Aji kab. Jepara</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGl0GBExyohyajNGNBFR3Z8RbJWv3lpea8INERwHRFNEs6a9A19yOYymQGVGiVJ-2eGaESB7hV-2XTh7XPc7W_2E-7Mi9pXK3f0LFT4x0zOaL9UEzIoN7KY_YyvODH71b1Bp_t7jmkdOxm/s1600/IMG_3841.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGl0GBExyohyajNGNBFR3Z8RbJWv3lpea8INERwHRFNEs6a9A19yOYymQGVGiVJ-2eGaESB7hV-2XTh7XPc7W_2E-7Mi9pXK3f0LFT4x0zOaL9UEzIoN7KY_YyvODH71b1Bp_t7jmkdOxm/s640/IMG_3841.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tanaman padi kerdil akibat virus yang ditularkan wereng di desa Bondo kec. Bangsri kab. Jepara </td></tr>
</tbody></table>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWerh64mZhoBXHR_P2KldJLTgMOP1KwppwZkXuSPDvj9AUCf-ExVSt3nQLQgAOfTJmUsDMMjb0SLPbd1cCtgUS_P7QPSSGeNePIhHKfLC5Fgeju3MB2mbdjzCk2VRd1o7ryaAGEbp2Aw9_/s1600/IMG_3896.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWerh64mZhoBXHR_P2KldJLTgMOP1KwppwZkXuSPDvj9AUCf-ExVSt3nQLQgAOfTJmUsDMMjb0SLPbd1cCtgUS_P7QPSSGeNePIhHKfLC5Fgeju3MB2mbdjzCk2VRd1o7ryaAGEbp2Aw9_/s640/IMG_3896.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Areal padi di desa Jinggotan kec. Kembang yang tidak ada serangan WBC tetapi ada sedikit sundep-beluk</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1xuAtSFXGgBO6IIR2U2y0DdmbudAq9ZLH08deTzO-Wc8fcwEx6Ku5C42T0LUuW7frXmVWyfVYNFi4X13HrqyyrtLaaAQUkRLCjnutcHfYOq4ukyfMR9mf3GqyyB5RKjgaHtatCL7g7jFK/s1600/IMG_3943.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1xuAtSFXGgBO6IIR2U2y0DdmbudAq9ZLH08deTzO-Wc8fcwEx6Ku5C42T0LUuW7frXmVWyfVYNFi4X13HrqyyrtLaaAQUkRLCjnutcHfYOq4ukyfMR9mf3GqyyB5RKjgaHtatCL7g7jFK/s640/IMG_3943.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pertanaman padi menghijau kerja keras petani untuk negeri</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Pertanyaan yang terbersit dalam benak penulis. </span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">"Oh ternyata serangan WBC tidak meluas hingga dua kali gagal tanam seperti di kab. Subang Jabar."</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">"Kenapa?"</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Jawaban dari pertanyaan terjawab beberapa minggu kemudian ketika departemen Proteksi Tanaman mengeluarkan press release rekomendasi pengendalian WBC</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"># Ikut survey ikut belajar langsung dari sawah</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"># Yess!!! Bahagia bisa menyumbangkan sedikit tenaga untuk negeriku.. </span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">*** end ***</span></div>
catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-25399437384823631982017-02-11T17:22:00.001+07:002017-02-11T17:37:48.352+07:00Penelitian Terkini Cara Membuat Serangga Transgenik<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Serangga
Transgenik: Apa, Bagaimana dan Contoh Aplikasi Dalam Kehidupan<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Sat Rahayuwati/A361160041<o:p></o:p></span></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmngUVdrdrhMoIphUWaTWHZiAjcTAvfefEf4kmW5eeBjLjVFTNuuBMzSFUim0n58FZefAoJxruAtjphR9Y7cHvpQWPTpBKzZ5lASU9Ujw0GjVeCfJFLrFVVGH6YnImEchdpZPG_a3GW1Hl/s1600/bombyx+mori+imago.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmngUVdrdrhMoIphUWaTWHZiAjcTAvfefEf4kmW5eeBjLjVFTNuuBMzSFUim0n58FZefAoJxruAtjphR9Y7cHvpQWPTpBKzZ5lASU9Ujw0GjVeCfJFLrFVVGH6YnImEchdpZPG_a3GW1Hl/s320/bombyx+mori+imago.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">A.Sejarah
Penemuan DNA Hingga Munculnya Serangga Transgenik<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">A.1.
Penemuan DNA<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Penemuan
molekul DNA (deoxyrybonucleate acid) tahun 1953 oleh Watson dan Crick merupakan
tonggak sejarah perkembangan ilmu pengetahuan biologi molekuler. Penemuan DNA oleh Watson dan Crick tersebut adalah
proses penelitian panjang sebelumnya. Diketahui bahwa semua mahluk hidup
tersusun atas sel, dari organisme tingkat rendah bersel satu hingga organisme
tingkat tinggi seperti tumbuhan, hewan dan manusia. Tahun 1928 Frederick Griffith dan 1944 Avery
melakukan percobaan yang menyimpulkan bahwa materi genetik penyusun hereditas
adalah DNA. Percobaan yang dilakukan
adalah: tikus disuntik dengan bakteri paru-paru tidak ganas ternyata tikus
tidak mati. Tikus disuntik dengan
bakteri paru-paru ganas yang sudah dipanaskan sebelumnya, ternyata tikus tidak
mati. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Bakteri ganas yang dipanaskan
menjadi mati sehingga tidak mampu menginfeksi tikus. Bakteri tidak ganas dan bakteri ganas yang
sudah dipanaskan sebelumnya dicampur kemudian disuntikan pada tikus. Ternyata
tikus bisa mati. Setelah diperiksa pada
tubuh tikus ditemukan materi genetik bakteri ganas. Materi genetik bakteri ganas setelah
dipanaskan ternyata tidak mati, lalu masuk ke inti bakteri tidak ganas. Bakteri yang tidak ganas berubah menjadi
ganas sehingga berhasil mematikan tikus.
Materi genetik yang mampu berpindah ini memperkuat temuan bahwa asal
usul keturunan, sifat yang diwariskan dari mahluk hidup berada dalam inti sel
(Karp 2014).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Susunan
molekul tiga dimensi meteri yang diturunkan dari induk ke anak setiap organisme
hasil temuan Watson dan Crick (1953) adalah<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Bentuk
DNA adalah utas seperti tali panjang, berpasangan, dengan orientasi cara
berpasangannya belawanan dan memutar (double helix).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">2.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Tali
panjang tersebut terdiri atas molekul phospat, gula pentosa dan basa nitrogen. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Posphat
yang berperan seperti punggung yang membuat DNA tampak seperti sebuah tali
ganda <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">4.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">DNA
tersusun atas unit tunggal disebut nukleotida terdiri atas pasangan 1 buah
phosphat, 1 buah gula pentosan dan 1 buah basa nitrogen<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">5.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Satu
unit nukleotida tersebut saling berpasangan pada bagian basa nitrogen.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">6.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Basa
nitrogen DNA terdiri atas Adenin (A), Guanin (G), Citosin (C), Timin (T). Basa nitrogen tersebut saling berpasangan
tetap yaitu Adenin-Timin dan Guanin-Citosin (Watson & Crick 1953)<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">A.2.
Penelitian Bioteknologi<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Penelitian
tentang DNA semakin banyak dilakukan.
Untuk memudahkan mempelajari sistem kerja DNA digunakan organisme
tingkat rendah yaitu bakteri <i>Eschericia
coli. </i> Diketahui bahwa materi genetik
<i>E. coli </i>berupa DNA yang tidak
diselubungi inti sel dan plasmid. Ukuran
DNA plasmid lebih pendek dibandingkan DNA utama. Tahun 1973 sudah ditemukan cara mengisolasi
dan purifikasi plasmid. Plasmid
merupakan materi genetik DNA yang bertugas membentuk resistensi terhadap
antibiotik antara lain streptomycin dan sulfonamide. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Pada tahun tersebut juga sudah diketahui
enzim yang dapat memotong utas ganda DNA yaitu restriction endonuclease EcoRI
dan EcoRII. Hasil pemotongan enzim
tersebut pada utas ganda DNA adalah ujung overlaping utas tunggal atau disebut
juga <i>sticky end</i>. DNA dari sumber lain yang dipotong
menggunakan EcoRI dan EcoRII juga menghasilkan ujung <i>sticky end</i> serupa. DNA dari
luar ini dapat bergabung dengan DNA plasmid melalui ujung <i>sticky end</i> akibat kerja enzim pengikat ligase, menghasilkan DNA
rekombinan baru. Rekombinan DNA ini
dapat dikerjakan secara invitro dan mampu berfungsi layaknya DNA plasmid yang
ada di dalam tubuh bakteri (Cohen et al 1973).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Bakteri
pembuat puru pada tanaman (<i>Agrobacterium
tumefaciens </i>dan <i>A. rhizogenes</i>)
menyumbangkan pengetahuan bahwa gen dapat dipindahkan dari satu organisme ke
organisme lain yang berbeda spesies.
Bakteri <i>A. tumefaciens </i>dan <i>A. rhizogenes</i>) mempunyai plasmid T-DNA
yang dapat berpindah dari bakteri ke tanaman.
T-DNA menyandikan protein yang diproduksi tanaman untuk keperluan hidup
bakteri. T-DNA yang telah disisipi gen
yang diinginkan manusia, akan masuk ke genom tanaman sehingga ekspresi sifat
yang diharapkan akan muncul, misalnya tanaman tahan hama, tanaman tahan
herbisida, buah tanaman yang tidak mudah busuk dll (Heren 2005). <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">A.3.
Transposable Element (TE) PiggyBac<sup>TM<o:p></o:p></sup></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><sup><br /></sup></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><sup><br /></sup></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Terciptanya serangga transgenik tidak
terlepas dari penelitian panjang mengenai agen pemindah gen (jumping gen). PiggyBac<sup>TM</sup> adalah nama produk gen
pemindah DNA rekombinan ke genom serangga.
PiggyBac sebagai jumping gen banyak dimanfaatkan dalam bidang rekayasa
genetika karena beberapa keuntungan: tidak berasal dari virus sehingga tidak
ada kekawatiran potensi membahayakan manusia, kapasitas membawa DNA rekombinan
besar 200 kb, DNA rekombinan yang dihasilkan stabil, PiggyBac efisien bergabung
dengan berbagai genom target (Transposagenbio.com 2016).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Penelitian
jumping gen atau transposable element (TE) pertama kali dilakukan oleh Barbara
McClintock (1902-1992) dari Cornel University.
Barbara tahun 1929 mengamati bintik-bintik warna yang terbentuk pada
biji jagung populasi indigenous Amerika Latin. Bintik pada biji jagung
disebabkan oleh mutasi dapat balik karena adanya perpindahan TE. Saat TE berada dalam gen warna ungu maka biji
jagung akan menjadi berbintik-bintik ungu.
Saat TE keluar kembali dari gen ungu maka biji jagung kembali ke warna
normal kuning. Empat puluh tahun pasca
penemuan transposable oleh Barbara, ternyata diketahui TE tidak hanya ditemukan
pada tanaman jagung tetapi ditemukan pada semua organisme (Wessler 2012).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Transposable
element adalah ruas DNA yang dapat berpindah dari satu lokasi dalam kromosom ke
ruas DNA kromosom lain suatu organisme. Transposable element merupakan untaian
DNA dengan panjang antara 700-1500 pasang basa.
Untaian DNA tersebut jika dirinci terdiri dari coding region untuk
membuat enzim dan 3 pasang basa (TAA) untuk menempel pada kromosom target
(Biology animation videos 2016).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Mekanisme
kerja jumping gen atau transposable element ada 2 macam yaitu replikatif
transposisi dan non replikatif transposisi. Mekanisme kerja replikatif
transposisi, coding region melakukan proses translasi sehingga dihasilkan
protein enzim transposase. Enzim akan
mengenali ruas DNA target pada basa TAA.
Enzim memotong pada satu titik untuk tiap-tiap utas ganda DNA
transposable element TE. Enzim juga
memotong DNA target pada satu titik untuk setiap pasangan basanya. Satu titik
pemotongan TE berpindah ke DNA target, sedangkan satu titik lain pemotongan TE
berpindah ke DNA target basa pasangannya.
Ruas DNA target melebar kemudian terjadi replikasi atau penggandaan
sehingga didapatkan 2 buah TE (Biology animation videos 2016). </span></span></div>
<span style="font-size: large;"><br clear="ALL" />
</span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600"
o:spt="75" o:preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f"
stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"/>
<v:f eqn="sum @0 1 0"/>
<v:f eqn="sum 0 0 @1"/>
<v:f eqn="prod @2 1 2"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @0 0 1"/>
<v:f eqn="prod @6 1 2"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="sum @8 21600 0"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @10 21600 0"/>
</v:formulas>
<v:path o:extrusionok="f" gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
<o:lock v:ext="edit" aspectratio="t"/>
</v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_1" o:spid="_x0000_i1032" type="#_x0000_t75"
style='width:153pt;height:99.75pt;visibility:visible;mso-wrap-style:square'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\NOTEBOOK\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.png"
o:title="" croptop="12136f" cropbottom="24035f" cropleft="4220f" cropright="36120f"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="font-size: large;"><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<!--[if gte vml 1]><v:shape id="Text_x0020_Box_x0020_6"
o:spid="_x0000_s1032" type="#_x0000_t202" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:283.3pt;margin-top:8.2pt;width:29.25pt;height:26.25pt;
z-index:251661312;visibility:visible;mso-wrap-style:square;
mso-width-percent:0;mso-height-percent:0;mso-wrap-distance-left:9pt;
mso-wrap-distance-top:0;mso-wrap-distance-right:9pt;
mso-wrap-distance-bottom:0;mso-position-horizontal:absolute;
mso-position-horizontal-relative:text;mso-position-vertical:absolute;
mso-position-vertical-relative:text;mso-width-percent:0;mso-height-percent:0;
mso-width-relative:margin;mso-height-relative:margin;v-text-anchor:top'
o:gfxdata="UEsDBBQABgAIAAAAIQC75UiUBQEAAB4CAAATAAAAW0NvbnRlbnRfVHlwZXNdLnhtbKSRvU7DMBSF
dyTewfKKEqcMCKEmHfgZgaE8wMW+SSwc27JvS/v23KTJgkoXFsu+P+c7Ol5vDoMTe0zZBl/LVVlJ
gV4HY31Xy4/tS3EvRSbwBlzwWMsjZrlprq/W22PELHjb51r2RPFBqax7HCCXIaLnThvSAMTP1KkI
+gs6VLdVdad08ISeCho1ZLN+whZ2jsTzgcsnJwldluLxNDiyagkxOquB2Knae/OLUsyEkjenmdzb
mG/YhlRnCWPnb8C898bRJGtQvEOiVxjYhtLOxs8AySiT4JuDystlVV4WPeM6tK3VaILeDZxIOSsu
ti/jidNGNZ3/J08yC1dNv9v8AAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEArTA/8cEAAAAyAQAACwAAAF9y
ZWxzLy5yZWxzhI/NCsIwEITvgu8Q9m7TehCRpr2I4FX0AdZk2wbbJGTj39ubi6AgeJtl2G9m6vYx
jeJGka13CqqiBEFOe2Ndr+B03C3WIDihMzh6RwqexNA281l9oBFTfuLBBhaZ4ljBkFLYSMl6oAm5
8IFcdjofJ0z5jL0MqC/Yk1yW5UrGTwY0X0yxNwri3lQgjs+Qk/+zfddZTVuvrxO59CNCmoj3vCwj
MfaUFOjRhrPHaN4Wv0VV5OYgm1p+LW1eAAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEAdHrcygsDAAAxBwAA
HwAAAGNsaXBib2FyZC9kcmF3aW5ncy9kcmF3aW5nMS54bWysVV1P2zAUfZ+0/2D5HZLQD6AiRV0Z
CAlBRTvxbBynjXDszHbblF+/ex2nzRjaxDYeiu17fO7x8b3OxWVdSrIRxhZapTQ5jikRiuusUMuU
fltcH51RYh1TGZNaiZTuhKWX48+fLthoaVi1KjgBBmVHLKUr56pRFFm+EiWzx7oSCmK5NiVzMDXL
KDNsC8yljE7ieBiVrFB0fKC6Yo6RtSn+gkpq/iKyKVMbZoFS8lF3JWiU/N+Z2Uhtbkw1r2YGlfP7
zcyQIkspOKdYCRbRKAQCDKbRm13LA0GdmxLxOs9JndJB3DuLz4FrB+N+P477g4ZP1I5wAPROk/7p
gBIOgB78wbjJt3r4AwNfff0tB4hsxMCgI9BWKE9tfj3xsD3xAsV90TUZ7s+OaOJqWISqwlVvQcth
g3v/5/B74WxUGetuhC4JDlJqBHe+wNjmzrpGRQvBU1kti+y6kNJPsG7FVBqyYTKl0rW6f0JJRbYp
HfYGsSdWGrc3zFIhjchzyLpP1x7V1XNvJHqS7RD4DP/BJKNBKFy4rfh1AarvmHUzZqCfYBE60z3A
Ty41ZNVhRMlKm9f31hEPNQ5RSrbQnym139fMCErkrbIpPU+gpihxftIfnJ7AxHQjz92IWpdTDVYk
Xp0fIt7JdpgbXT5pk00wK4SY4pA7pa4dTh3MIACPABeTiR9zXVbM3al5Be2YeBfxThb1EzNVuDgH
FXWv5ytWiffur8GiiUpP1k7nRbjcxlMMSOvmbieFbw7vfKg5iYkRAYbPuGsuO0kGcRyHOu0iJrlr
sc4G7AEJFB4AFRjYDaINXKtk+IIW2dHtFbj3CidNIAFGuwUCM0bcrhI54/B0TJksnk0Rush2Ioui
FJbciy151CVTQSkkQkY3PsH+AqXwCysox/8eim1txbx6hMJsSrWtRosWIYVUjyKHdwzatVHpX/FD
NzDOhdp3hEfjthyK/yMbA/5gw0c2N8bBDp9ZK7ffXBZKG2/uG9nZS9vEeYP3toRTg034uEVvPhYe
Ej5u+EXqzsc/AAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEAnE5eIeIGAAA6HAAAGgAAAGNsaXBib2FyZC90
aGVtZS90aGVtZTEueG1s7FlPbxtFFL8j8R1Ge2/j/42jOlXs2A20aaPYLepxvB7vTjO7s5oZJ/UN
tUckJERBHKjEjQMCKrUSl/JpAkVQpH4F3szsrnfiNUnbCCpoDvHu29+8/+/Nm93LV+5FDB0SISmP
O171YsVDJPb5hMZBx7s1GlxY95BUOJ5gxmPS8eZEelc233/vMt7wGU3GHIvJKCQRQcAolhu444VK
JRtra9IHMpYXeUJieDblIsIKbkWwNhH4CAREbK1WqbTWIkxjbxM4Ks2oz+BfrKQm+EwMNRuCYhyB
9JvTKfWJwU4Oqhoh57LHBDrErOMBzwk/GpF7ykMMSwUPOl7F/Hlrm5fX8Ea6iKkVawvrBuYvXZcu
mBzUjEwRjHOh1UGjfWk7528ATC3j+v1+r1/N+RkA9n2w1OpS5NkYrFe7Gc8CyF4u8+5VmpWGiy/w
ry/p3O52u812qotlakD2srGEX6+0Gls1B29AFt9cwje6W71ey8EbkMW3lvCDS+1Ww8UbUMhofLCE
1gEdDFLuOWTK2U4pfB3g65UUvkBBNuTZpUVMeaxW5VqE73IxAIAGMqxojNQ8IVPsQ072cDQWFGsB
eIPgwhNL8uUSSctC0hc0UR3vwwTHXgHy8tn3L589Qcf3nx7f/+n4wYPj+z9aRs6qHRwHxVUvvv3s
z0cfoz+efPPi4RfleFnE//rDJ7/8/Hk5EMpnYd7zLx//9vTx868+/f27hyXwLYHHRfiIRkSiG+QI
7fMIDDNecTUnY/FqK0YhpsUVW3EgcYy1lBL+fRU66BtzzNLoOHp0ievB2wLaRxnw6uyuo/AwFDNF
SyRfCyMHuMs563JR6oVrWlbBzaNZHJQLF7Mibh/jwzLZPRw78e3PEuibWVo6hvdC4qi5x3CscEBi
opB+xg8IKbHuDqWOX3epL7jkU4XuUNTFtNQlIzp2smmxaIdGEJd5mc0Qb8c3u7dRl7Myq7fJoYuE
qsCsRPkRYY4br+KZwlEZyxGOWNHh17EKy5QczoVfxPWlgkgHhHHUnxApy9bcFGBvIejXMHSs0rDv
snnkIoWiB2U8r2POi8htftALcZSUYYc0DovYD+QBpChGe1yVwXe5WyH6HuKA45Xhvk2JE+7Tu8Et
GjgqLRJEP5mJklheJdzJ3+GcTTExrQaautOrIxr/XeNmFDq3lXB+jRta5fOvH5Xo/ba27C3Yvcpq
ZudEo16FO9mee1xM6NvfnbfxLN4jUBDLW9S75vyuOXv/+ea8qp7PvyUvujA0aD2L2EHbjN3Ryql7
Shkbqjkj16UZvCXsPZMBEPU6c7ok+SksCeFSVzIIcHCBwGYNElx9RFU4DHECQ3vV00wCmbIOJEq4
hMOiIZfy1ngY/JU9ajb1IcR2DonVLp9Ycl2Ts7NGzsZoFZgDbSaorhmcVVj9UsoUbHsdYVWt1Jml
VY1qpik60nKTtYvNoRxcnpsGxNybMNQgGIXAyy0432vRcNjBjEy0322MsrCYKJxniGSIJySNkbZ7
OUZVE6QsV5YM0XbYZNAHx1O8VpDW1mzfQNpZglQU11ghLovem0Qpy+BFlIDbyXJkcbE4WYyOOl67
WWt6yMdJx5vCORkuowSiLvUciVkAb5h8JWzan1rMpsoX0WxnhrlFUIVXH9bvSwY7fSARUm1jGdrU
MI/SFGCxlmT1rzXBredlQEk3OpsW9XVIhn9NC/CjG1oynRJfFYNdoGjf2du0lfKZImIYTo7QmM3E
Pobw61QFeyZUwusO0xH0Dbyb0942j9zmnBZd8Y2YwVk6ZkmI03arSzSrZAs3DSnXwdwV1APbSnU3
xr26Kabkz8mUYhr/z0zR+wm8fahPdAR8eNErMNKV0vG4UCGHLpSE1B8IGBxM74Bsgfe78BiSCt5K
m19BDvWvrTnLw5Q1HCLVPg2QoLAfqVAQsgdtyWTfKcyq6d5lWbKUkcmogroysWqPySFhI90DW3pv
91AIqW66SdoGDO5k/rn3aQWNAz3kFOvN6WT53mtr4J+efGwxg1FuHzYDTeb/XMV8PFjsqna9WZ7t
vUVD9IPFmNXIqgKEFbaCdlr2r6nCK261tmMtWVxrZspBFJctBmI+ECXwDgnpf7D/UeEz+wVDb6gj
vg+9FcHHC80M0gay+oIdPJBukJY4hsHJEm0yaVbWtenopL2WbdbnPOnmck84W2t2lni/orPz4cwV
59TieTo79bDja0tb6WqI7MkSBdI0O8iYwJR9ydrFCRoH1Y4HX5Mg0PfgCr5HeUCraVpN0+AKPjLB
sGS/DHW89CKjwHNLyTH1jFLPMI2M0sgozYwCw1n6DSajtKBT6c8m8NlO/3go+0ICE1z6RSVrqs7n
vs2/AAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEAnGZGQbsAAAAkAQAAKgAAAGNsaXBib2FyZC9kcmF3aW5n
cy9fcmVscy9kcmF3aW5nMS54bWwucmVsc4SPzQrCMBCE74LvEPZu0noQkSa9iNCr1AcIyTYtNj8k
UezbG+hFQfCyMLPsN7NN+7IzeWJMk3ccaloBQae8npzhcOsvuyOQlKXTcvYOOSyYoBXbTXPFWeZy
lMYpJFIoLnEYcw4nxpIa0cpEfUBXNoOPVuYio2FBqrs0yPZVdWDxkwHii0k6zSF2ugbSL6Ek/2f7
YZgUnr16WHT5RwTLpRcWoIwGMwdKV2edNS1dgYmGff0m3gAAAP//AwBQSwECLQAUAAYACAAAACEA
u+VIlAUBAAAeAgAAEwAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAW0NvbnRlbnRfVHlwZXNdLnhtbFBLAQItABQA
BgAIAAAAIQCtMD/xwQAAADIBAAALAAAAAAAAAAAAAAAAADYBAABfcmVscy8ucmVsc1BLAQItABQA
BgAIAAAAIQB0etzKCwMAADEHAAAfAAAAAAAAAAAAAAAAACACAABjbGlwYm9hcmQvZHJhd2luZ3Mv
ZHJhd2luZzEueG1sUEsBAi0AFAAGAAgAAAAhAJxOXiHiBgAAOhwAABoAAAAAAAAAAAAAAAAAaAUA
AGNsaXBib2FyZC90aGVtZS90aGVtZTEueG1sUEsBAi0AFAAGAAgAAAAhAJxmRkG7AAAAJAEAACoA
AAAAAAAAAAAAAAAAggwAAGNsaXBib2FyZC9kcmF3aW5ncy9fcmVscy9kcmF3aW5nMS54bWwucmVs
c1BLBQYAAAAABQAFAGcBAACFDQAAAAA=
" fillcolor="white [3201]" stroked="f" strokeweight=".5pt">
<v:textbox>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal>
2<o:p></o:p></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="height: 39px; left: 0px; margin-left: 378px; margin-top: 11px; mso-ignore: vglayout; position: absolute; width: 43px; z-index: 251661312;"><span style="font-size: large;"></span></span><!--[endif]--><!--[if gte vml 1]><v:shape
id="Picture_x0020_2" o:spid="_x0000_i1031" type="#_x0000_t75" style='width:171.75pt;
height:81pt;visibility:visible;mso-wrap-style:square'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\NOTEBOOK\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.png"
o:title="" croptop="18536f" cropbottom="23156f" cropleft="1862f" cropright="35251f"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="font-size: large;"><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<!--[if gte vml 1]><v:shape id="Text_x0020_Box_x0020_7"
o:spid="_x0000_s1031" type="#_x0000_t202" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:287.05pt;margin-top:14.05pt;width:29.25pt;
height:26.25pt;z-index:251663360;visibility:visible;mso-wrap-style:square;
mso-width-percent:0;mso-height-percent:0;mso-wrap-distance-left:9pt;
mso-wrap-distance-top:0;mso-wrap-distance-right:9pt;
mso-wrap-distance-bottom:0;mso-position-horizontal:absolute;
mso-position-horizontal-relative:text;mso-position-vertical:absolute;
mso-position-vertical-relative:text;mso-width-percent:0;mso-height-percent:0;
mso-width-relative:margin;mso-height-relative:margin;v-text-anchor:top'
o:gfxdata="UEsDBBQABgAIAAAAIQC75UiUBQEAAB4CAAATAAAAW0NvbnRlbnRfVHlwZXNdLnhtbKSRvU7DMBSF
dyTewfKKEqcMCKEmHfgZgaE8wMW+SSwc27JvS/v23KTJgkoXFsu+P+c7Ol5vDoMTe0zZBl/LVVlJ
gV4HY31Xy4/tS3EvRSbwBlzwWMsjZrlprq/W22PELHjb51r2RPFBqax7HCCXIaLnThvSAMTP1KkI
+gs6VLdVdad08ISeCho1ZLN+whZ2jsTzgcsnJwldluLxNDiyagkxOquB2Knae/OLUsyEkjenmdzb
mG/YhlRnCWPnb8C898bRJGtQvEOiVxjYhtLOxs8AySiT4JuDystlVV4WPeM6tK3VaILeDZxIOSsu
ti/jidNGNZ3/J08yC1dNv9v8AAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEArTA/8cEAAAAyAQAACwAAAF9y
ZWxzLy5yZWxzhI/NCsIwEITvgu8Q9m7TehCRpr2I4FX0AdZk2wbbJGTj39ubi6AgeJtl2G9m6vYx
jeJGka13CqqiBEFOe2Ndr+B03C3WIDihMzh6RwqexNA281l9oBFTfuLBBhaZ4ljBkFLYSMl6oAm5
8IFcdjofJ0z5jL0MqC/Yk1yW5UrGTwY0X0yxNwri3lQgjs+Qk/+zfddZTVuvrxO59CNCmoj3vCwj
MfaUFOjRhrPHaN4Wv0VV5OYgm1p+LW1eAAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEAGS+6hwwDAAAxBwAA
HwAAAGNsaXBib2FyZC9kcmF3aW5ncy9kcmF3aW5nMS54bWysVV1P2zAUfZ+0/2D5HZLQL1aRoq4M
NAlBRTvxbBynjXDszHbblF+/ex2nzRjaxDYeiu17fO7x8b3OxWVdSrIVxhZapTQ5jSkRiuusUKuU
flten5xTYh1TGZNaiZTuhaWXk48fLth4ZVi1LjgBBmXHLKVr56pxFFm+FiWzp7oSCmK5NiVzMDWr
KDNsB8yljM7ieBiVrFB0cqS6Yo6RjSn+gkpq/iyyGVNbZoFS8nF3JWiU/N+Z2Vhtb0y1qOYGlfO7
7dyQIkspOKdYCRbRKAQCDKbRq12rI0GdmxLxOs9JndJBfD4YJQNK9ikdDnvxcBQ3fKJ2hAOgN0r6
I4hzAPTgD8ZNvvX9Hxj4+stvOUBkIwYGHYG2Qnlq++uJR+2Jlyjus67J6HB2RBNXwyJUFa56C1oO
G9z7P4c/CGfjylh3I3RJcJBSI7jzBca2t9Y1KloInspqWWTXhZR+gnUrZtKQLZMpla7V/RNKKrKD
q+kNYk+sNG5vmKVCGpHnkPWQrj2qqxfeSPQk2yPwCf6DSUaDUCgeW/HrAlTfMuvmzEA/wSJ0pruH
n1xqyKrDiJK1Ni9vrSMeahyilOygP1Nqv2+YEZTIr8qm9FPS7wOt85P+YHQGE9ONPHUjalPONFiR
eHV+iHgn22FudPmoTTbFrBBiikPulLp2OHMwgwA8AlxMp37MdVkxd6sWFbRj4l3EO1nWj8xU4eIc
VNSdXqxZJd66vwaLJio93TidF+FyG08xIK1buL0Uvjm886HmJCZGBBg+56657CQZxLHvNCimLmKa
uxbrbMAekUDhAbApsBtEG7hWyfAFLbKTr1fg3gucNIEEGO0WCMwYcftK5IzD0zFjsngyRegi24ks
i1JYcid25EGXTIWOgkTI6CY97C9QCr+wgnL877HYNlYsqgcozKZU22q0aBFSSPUgcnjHoF0blf4V
P3YD41yoQ0d4NG7LofjfszHgjza8Z3NjHOzwmbVyh81lobTx5r6SnT23TZw3eG9LODXYhI9b9Opj
4SHh44ZfpO588gMAAP//AwBQSwMEFAAGAAgAAAAhAJxOXiHiBgAAOhwAABoAAABjbGlwYm9hcmQv
dGhlbWUvdGhlbWUxLnhtbOxZT28bRRS/I/EdRntv4/+NozpV7NgNtGmj2C3qcbwe704zu7OaGSf1
DbVHJCREQRyoxI0DAiq1EpfyaQJFUKR+Bd7M7K534jVJ2wgqaA7x7tvfvP/vzZvdy1fuRQwdEiEp
jzte9WLFQyT2+YTGQce7NRpcWPeQVDieYMZj0vHmRHpXNt9/7zLe8BlNxhyLySgkEUHAKJYbuOOF
SiUba2vSBzKWF3lCYng25SLCCm5FsDYR+AgERGytVqm01iJMY28TOCrNqM/gX6ykJvhMDDUbgmIc
gfSb0yn1icFODqoaIeeyxwQ6xKzjAc8JPxqRe8pDDEsFDzpexfx5a5uX1/BGuoipFWsL6wbmL12X
Lpgc1IxMEYxzodVBo31pO+dvAEwt4/r9fq9fzfkZAPZ9sNTqUuTZGKxXuxnPAsheLvPuVZqVhosv
8K8v6dzudrvNdqqLZWpA9rKxhF+vtBpbNQdvQBbfXMI3ulu9XsvBG5DFt5bwg0vtVsPFG1DIaHyw
hNYBHQxS7jlkytlOKXwd4OuVFL5AQTbk2aVFTHmsVuVahO9yMQCABjKsaIzUPCFT7ENO9nA0FhRr
AXiD4MITS/LlEknLQtIXNFEd78MEx14B8vLZ9y+fPUHH958e3//p+MGD4/s/WkbOqh0cB8VVL779
7M9HH6M/nnzz4uEX5XhZxP/6wye//Px5ORDKZ2He8y8f//b08fOvPv39u4cl8C2Bx0X4iEZEohvk
CO3zCAwzXnE1J2PxaitGIabFFVtxIHGMtZQS/n0VOugbc8zS6Dh6dInrwdsC2kcZ8OrsrqPwMBQz
RUskXwsjB7jLOetyUeqFa1pWwc2jWRyUCxezIm4f48My2T0cO/HtzxLom1laOob3QuKoucdwrHBA
YqKQfsYPCCmx7g6ljl93qS+45FOF7lDUxbTUJSM6drJpsWiHRhCXeZnNEG/HN7u3UZezMqu3yaGL
hKrArET5EWGOG6/imcJRGcsRjljR4dexCsuUHM6FX8T1pYJIB4Rx1J8QKcvW3BRgbyHo1zB0rNKw
77J55CKFogdlPK9jzovIbX7QC3GUlGGHNA6L2A/kAaQoRntclcF3uVsh+h7igOOV4b5NiRPu07vB
LRo4Ki0SRD+ZiZJYXiXcyd/hnE0xMa0GmrrTqyMa/13jZhQ6t5Vwfo0bWuXzrx+V6P22tuwt2L3K
ambnRKNehTvZnntcTOjb35238SzeI1AQy1vUu+b8rjl7//nmvKqez78lL7owNGg9i9hB24zd0cqp
e0oZG6o5I9elGbwl7D2TARD1OnO6JPkpLAnhUlcyCHBwgcBmDRJcfURVOAxxAkN71dNMApmyDiRK
uITDoiGX8tZ4GPyVPWo29SHEdg6J1S6fWHJdk7OzRs7GaBWYA20mqK4ZnFVY/VLKFGx7HWFVrdSZ
pVWNaqYpOtJyk7WLzaEcXJ6bBsTcmzDUIBiFwMstON9r0XDYwYxMtN9tjLKwmCicZ4hkiCckjZG2
ezlGVROkLFeWDNF22GTQB8dTvFaQ1tZs30DaWYJUFNdYIS6L3ptEKcvgRZSA28lyZHGxOFmMjjpe
u1lresjHScebwjkZLqMEoi71HIlZAG+YfCVs2p9azKbKF9FsZ4a5RVCFVx/W70sGO30gEVJtYxna
1DCP0hRgsZZk9a81wa3nZUBJNzqbFvV1SIZ/TQvwoxtaMp0SXxWDXaBo39nbtJXymSJiGE6O0JjN
xD6G8OtUBXsmVMLrDtMR9A28m9PeNo/c5pwWXfGNmMFZOmZJiNN2q0s0q2QLNw0p18HcFdQD20p1
N8a9uimm5M/JlGIa/89M0fsJvH2oT3QEfHjRKzDSldLxuFAhhy6UhNQfCBgcTO+AbIH3u/AYkgre
SptfQQ71r605y8OUNRwi1T4NkKCwH6lQELIHbclk3ynMquneZVmylJHJqIK6MrFqj8khYSPdA1t6
b/dQCKluuknaBgzuZP6592kFjQM95BTrzelk+d5ra+CfnnxsMYNRbh82A03m/1zFfDxY7Kp2vVme
7b1FQ/SDxZjVyKoChBW2gnZa9q+pwitutbZjLVlca2bKQRSXLQZiPhAl8A4J6X+w/1HhM/sFQ2+o
I74PvRXBxwvNDNIGsvqCHTyQbpCWOIbByRJtMmlW1rXp6KS9lm3W5zzp5nJPOFtrdpZ4v6Kz8+HM
FefU4nk6O/Ww42tLW+lqiOzJEgXSNDvImMCUfcnaxQkaB9WOB1+TIND34Aq+R3lAq2laTdPgCj4y
wbBkvwx1vPQio8BzS8kx9YxSzzCNjNLIKM2MAsNZ+g0mo7SgU+nPJvDZTv94KPtCAhNc+kUla6rO
577NvwAAAP//AwBQSwMEFAAGAAgAAAAhAJxmRkG7AAAAJAEAACoAAABjbGlwYm9hcmQvZHJhd2lu
Z3MvX3JlbHMvZHJhd2luZzEueG1sLnJlbHOEj80KwjAQhO+C7xD2btJ6EJEmvYjQq9QHCMk2LTY/
JFHs2xvoRUHwsjCz7DezTfuyM3liTJN3HGpaAUGnvJ6c4XDrL7sjkJSl03L2DjksmKAV201zxVnm
cpTGKSRSKC5xGHMOJ8aSGtHKRH1AVzaDj1bmIqNhQaq7NMj2VXVg8ZMB4otJOs0hdroG0i+hJP9n
+2GYFJ69elh0+UcEy6UXFqCMBjMHSldnnTUtXYGJhn39Jt4AAAD//wMAUEsBAi0AFAAGAAgAAAAh
ALvlSJQFAQAAHgIAABMAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAFtDb250ZW50X1R5cGVzXS54bWxQSwECLQAU
AAYACAAAACEArTA/8cEAAAAyAQAACwAAAAAAAAAAAAAAAAA2AQAAX3JlbHMvLnJlbHNQSwECLQAU
AAYACAAAACEAGS+6hwwDAAAxBwAAHwAAAAAAAAAAAAAAAAAgAgAAY2xpcGJvYXJkL2RyYXdpbmdz
L2RyYXdpbmcxLnhtbFBLAQItABQABgAIAAAAIQCcTl4h4gYAADocAAAaAAAAAAAAAAAAAAAAAGkF
AABjbGlwYm9hcmQvdGhlbWUvdGhlbWUxLnhtbFBLAQItABQABgAIAAAAIQCcZkZBuwAAACQBAAAq
AAAAAAAAAAAAAAAAAIMMAABjbGlwYm9hcmQvZHJhd2luZ3MvX3JlbHMvZHJhd2luZzEueG1sLnJl
bHNQSwUGAAAAAAUABQBnAQAAhg0AAAAA
" fillcolor="white [3201]" stroked="f" strokeweight=".5pt">
<v:textbox>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal>
3<o:p></o:p></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="height: 39px; left: 0px; margin-left: 383px; margin-top: 19px; mso-ignore: vglayout; position: absolute; width: 43px; z-index: 251663360;"><span style="font-size: large;"></span></span><!--[endif]--><!--[if gte vml 1]><v:shape
id="Picture_x0020_3" o:spid="_x0000_i1030" type="#_x0000_t75" style='width:171pt;
height:80.25pt;visibility:visible;mso-wrap-style:square'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\NOTEBOOK\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.png"
o:title="" croptop="18315f" cropbottom="23598f" cropleft="1862f" cropright="35374f"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="font-size: large;"><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<!--[if gte vml 1]><v:shape id="Text_x0020_Box_x0020_8"
o:spid="_x0000_s1030" type="#_x0000_t202" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:287.05pt;margin-top:2.2pt;width:29.25pt;height:26.25pt;
z-index:251665408;visibility:visible;mso-wrap-style:square;
mso-width-percent:0;mso-height-percent:0;mso-wrap-distance-left:9pt;
mso-wrap-distance-top:0;mso-wrap-distance-right:9pt;
mso-wrap-distance-bottom:0;mso-position-horizontal:absolute;
mso-position-horizontal-relative:text;mso-position-vertical:absolute;
mso-position-vertical-relative:text;mso-width-percent:0;mso-height-percent:0;
mso-width-relative:margin;mso-height-relative:margin;v-text-anchor:top'
o:gfxdata="UEsDBBQABgAIAAAAIQC75UiUBQEAAB4CAAATAAAAW0NvbnRlbnRfVHlwZXNdLnhtbKSRvU7DMBSF
dyTewfKKEqcMCKEmHfgZgaE8wMW+SSwc27JvS/v23KTJgkoXFsu+P+c7Ol5vDoMTe0zZBl/LVVlJ
gV4HY31Xy4/tS3EvRSbwBlzwWMsjZrlprq/W22PELHjb51r2RPFBqax7HCCXIaLnThvSAMTP1KkI
+gs6VLdVdad08ISeCho1ZLN+whZ2jsTzgcsnJwldluLxNDiyagkxOquB2Knae/OLUsyEkjenmdzb
mG/YhlRnCWPnb8C898bRJGtQvEOiVxjYhtLOxs8AySiT4JuDystlVV4WPeM6tK3VaILeDZxIOSsu
ti/jidNGNZ3/J08yC1dNv9v8AAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEArTA/8cEAAAAyAQAACwAAAF9y
ZWxzLy5yZWxzhI/NCsIwEITvgu8Q9m7TehCRpr2I4FX0AdZk2wbbJGTj39ubi6AgeJtl2G9m6vYx
jeJGka13CqqiBEFOe2Ndr+B03C3WIDihMzh6RwqexNA281l9oBFTfuLBBhaZ4ljBkFLYSMl6oAm5
8IFcdjofJ0z5jL0MqC/Yk1yW5UrGTwY0X0yxNwri3lQgjs+Qk/+zfddZTVuvrxO59CNCmoj3vCwj
MfaUFOjRhrPHaN4Wv0VV5OYgm1p+LW1eAAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEAMfdfyg0DAAAxBwAA
HwAAAGNsaXBib2FyZC9kcmF3aW5ncy9kcmF3aW5nMS54bWysVdFO2zAUfZ+0f7D8Dk1oQ0tFiroy
EBKCinbi2ThOG+HYme2WlK/fvY7TZgxtYhsPxfY9Pvf4+F7n/KIuJdkKYwutUhofR5QIxXVWqFVK
vy2vjkaUWMdUxqRWIqU7YenF5POnczZeGVatC06AQdkxS+nauWrc61m+FiWzx7oSCmK5NiVzMDWr
XmbYCzCXsncSRae9khWKTg5Ul8wxsjHFX1BJzZ9FNmNqyyxQSj7urgSNkv87Mxur7bWpFtXcoHJ+
t50bUmQpBecUK8Ei2guBAINp782u1YGgzk2JeJ3npE5pEo2SYZxQskvpcJSc9c+Shk/UjnAA9Ifx
YAhxDoA+/MG4ybe+/wMDX3/9LQeIbMTAoCPQVihPbX89MZRGc+IlivuiazLanx3RxNWwCFWFq96C
lsMG9/7P4ffC2bgy1l0LXRIcpNQI7nyBse2tdY2KFoKnsloW2VUhpZ9g3YqZNGTLZEqla3X/hJKK
vKT0tJ9Enlhp3N4wS4U0Is8h6z5de1RXL7yR6Em2Q+AT/AeTjAahUDy24lcFqL5l1s2ZgX6CRehM
dw8/udSQVYcRJWttXt9bRzzUOEQpeYH+TKn9vmFGUCJvlE3pWTwYAK3zk0EyPIGJ6UaeuhG1KWca
rIi9Oj9EvJPtMDe6fNQmm2JWCDHFIXdKXTucOZhBAB4BLqZTP+a6rJi7VYsK2jH2LuKdLOtHZqpw
cQ4q6k4v1qwS791fg0UTlZ5unM6LcLmNpxiQ1i3cTgrfHN75UHMSEyMCDJ9z11x2HCdRFIU67SKm
uWuxzgbsAQkUHgAVGNgNog1cq2T4ghbZ0c0luPcKJ40hAUa7BQIzRtyuEjnj8HTMmCyeTBG6yHYi
y6IUltyJF/KgS6aCUkiEjG4ywP4CpfALKyjH/x6KbWPFonqAwmxKta1GixYhhVQPIod3DNq1Uelf
8UM3MM6F2neER+O2HIr/IxsD/mDDRzY3xsEOn1krt99cFkobb+4b2dlz28R5g/e2hFODTfi49d58
LDwkfNzwi9SdT34AAAD//wMAUEsDBBQABgAIAAAAIQCcTl4h4gYAADocAAAaAAAAY2xpcGJvYXJk
L3RoZW1lL3RoZW1lMS54bWzsWU9vG0UUvyPxHUZ7b+P/jaM6VezYDbRpo9gt6nG8Hu9OM7uzmhkn
9Q21RyQkREEcqMSNAwIqtRKX8mkCRVCkfgXezOyud+I1SdsIKmgO8e7b37z/782b3ctX7kUMHRIh
KY87XvVixUMk9vmExkHHuzUaXFj3kFQ4nmDGY9Lx5kR6Vzbff+8y3vAZTcYci8koJBFBwCiWG7jj
hUolG2tr0gcylhd5QmJ4NuUiwgpuRbA2EfgIBERsrVaptNYiTGNvEzgqzajP4F+spCb4TAw1G4Ji
HIH0m9Mp9YnBTg6qGiHnsscEOsSs4wHPCT8akXvKQwxLBQ86XsX8eWubl9fwRrqIqRVrC+sG5i9d
ly6YHNSMTBGMc6HVQaN9aTvnbwBMLeP6/X6vX835GQD2fbDU6lLk2RisV7sZzwLIXi7z7lWalYaL
L/CvL+nc7na7zXaqi2VqQPaysYRfr7QaWzUHb0AW31zCN7pbvV7LwRuQxbeW8INL7VbDxRtQyGh8
sITWAR0MUu45ZMrZTil8HeDrlRS+QEE25NmlRUx5rFblWoTvcjEAgAYyrGiM1DwhU+xDTvZwNBYU
awF4g+DCE0vy5RJJy0LSFzRRHe/DBMdeAfLy2fcvnz1Bx/efHt//6fjBg+P7P1pGzqodHAfFVS++
/ezPRx+jP5588+LhF+V4WcT/+sMnv/z8eTkQymdh3vMvH//29PHzrz79/buHJfAtgcdF+IhGRKIb
5Ajt8wgMM15xNSdj8WorRiGmxRVbcSBxjLWUEv59FTroG3PM0ug4enSJ68HbAtpHGfDq7K6j8DAU
M0VLJF8LIwe4yznrclHqhWtaVsHNo1kclAsXsyJuH+PDMtk9HDvx7c8S6JtZWjqG90LiqLnHcKxw
QGKikH7GDwgpse4OpY5fd6kvuORThe5Q1MW01CUjOnayabFoh0YQl3mZzRBvxze7t1GXszKrt8mh
i4SqwKxE+RFhjhuv4pnCURnLEY5Y0eHXsQrLlBzOhV/E9aWCSAeEcdSfECnL1twUYG8h6NcwdKzS
sO+yeeQihaIHZTyvY86LyG1+0AtxlJRhhzQOi9gP5AGkKEZ7XJXBd7lbIfoe4oDjleG+TYkT7tO7
wS0aOCotEkQ/mYmSWF4l3Mnf4ZxNMTGtBpq606sjGv9d42YUOreVcH6NG1rl868flej9trbsLdi9
ympm50SjXoU72Z57XEzo29+dt/Es3iNQEMtb1Lvm/K45e//55ryqns+/JS+6MDRoPYvYQduM3dHK
qXtKGRuqOSPXpRm8Jew9kwEQ9TpzuiT5KSwJ4VJXMghwcIHAZg0SXH1EVTgMcQJDe9XTTAKZsg4k
SriEw6Ihl/LWeBj8lT1qNvUhxHYOidUun1hyXZOzs0bOxmgVmANtJqiuGZxVWP1SyhRsex1hVa3U
maVVjWqmKTrScpO1i82hHFyemwbE3Jsw1CAYhcDLLTjfa9Fw2MGMTLTfbYyysJgonGeIZIgnJI2R
tns5RlUTpCxXlgzRdthk0AfHU7xWkNbWbN9A2lmCVBTXWCEui96bRCnL4EWUgNvJcmRxsThZjI46
XrtZa3rIx0nHm8I5GS6jBKIu9RyJWQBvmHwlbNqfWsymyhfRbGeGuUVQhVcf1u9LBjt9IBFSbWMZ
2tQwj9IUYLGWZPWvNcGt52VASTc6mxb1dUiGf00L8KMbWjKdEl8Vg12gaN/Z27SV8pkiYhhOjtCY
zcQ+hvDrVAV7JlTC6w7TEfQNvJvT3jaP3OacFl3xjZjBWTpmSYjTdqtLNKtkCzcNKdfB3BXUA9tK
dTfGvboppuTPyZRiGv/PTNH7Cbx9qE90BHx40Ssw0pXS8bhQIYculITUHwgYHEzvgGyB97vwGJIK
3kqbX0EO9a+tOcvDlDUcItU+DZCgsB+pUBCyB23JZN8pzKrp3mVZspSRyaiCujKxao/JIWEj3QNb
em/3UAipbrpJ2gYM7mT+ufdpBY0DPeQU683pZPnea2vgn558bDGDUW4fNgNN5v9cxXw8WOyqdr1Z
nu29RUP0g8WY1ciqAoQVtoJ2WvavqcIrbrW2Yy1ZXGtmykEUly0GYj4QJfAOCel/sP9R4TP7BUNv
qCO+D70VwccLzQzSBrL6gh08kG6QljiGwckSbTJpVta16eikvZZt1uc86eZyTzhba3aWeL+is/Ph
zBXn1OJ5Ojv1sONrS1vpaojsyRIF0jQ7yJjAlH3J2sUJGgfVjgdfkyDQ9+AKvkd5QKtpWk3T4Ao+
MsGwZL8Mdbz0IqPAc0vJMfWMUs8wjYzSyCjNjALDWfoNJqO0oFPpzybw2U7/eCj7QgITXPpFJWuq
zue+zb8AAAD//wMAUEsDBBQABgAIAAAAIQCcZkZBuwAAACQBAAAqAAAAY2xpcGJvYXJkL2RyYXdp
bmdzL19yZWxzL2RyYXdpbmcxLnhtbC5yZWxzhI/NCsIwEITvgu8Q9m7SehCRJr2I0KvUBwjJNi02
PyRR7Nsb6EVB8LIws+w3s037sjN5YkyTdxxqWgFBp7yenOFw6y+7I5CUpdNy9g45LJigFdtNc8VZ
5nKUxikkUigucRhzDifGkhrRykR9QFc2g49W5iKjYUGquzTI9lV1YPGTAeKLSTrNIXa6BtIvoST/
Z/thmBSevXpYdPlHBMulFxagjAYzB0pXZ501LV2BiYZ9/SbeAAAA//8DAFBLAQItABQABgAIAAAA
IQC75UiUBQEAAB4CAAATAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAABbQ29udGVudF9UeXBlc10ueG1sUEsBAi0A
FAAGAAgAAAAhAK0wP/HBAAAAMgEAAAsAAAAAAAAAAAAAAAAANgEAAF9yZWxzLy5yZWxzUEsBAi0A
FAAGAAgAAAAhADH3X8oNAwAAMQcAAB8AAAAAAAAAAAAAAAAAIAIAAGNsaXBib2FyZC9kcmF3aW5n
cy9kcmF3aW5nMS54bWxQSwECLQAUAAYACAAAACEAnE5eIeIGAAA6HAAAGgAAAAAAAAAAAAAAAABq
BQAAY2xpcGJvYXJkL3RoZW1lL3RoZW1lMS54bWxQSwECLQAUAAYACAAAACEAnGZGQbsAAAAkAQAA
KgAAAAAAAAAAAAAAAACEDAAAY2xpcGJvYXJkL2RyYXdpbmdzL19yZWxzL2RyYXdpbmcxLnhtbC5y
ZWxzUEsFBgAAAAAFAAUAZwEAAIcNAAAAAA==
" fillcolor="white [3201]" stroked="f" strokeweight=".5pt">
<v:textbox>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal>
4<o:p></o:p></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="height: 39px; left: 0px; margin-left: 383px; margin-top: 3px; mso-ignore: vglayout; position: absolute; width: 43px; z-index: 251665408;"><span style="font-size: large;"></span></span><!--[endif]--><!--[if gte vml 1]><v:shape
id="Picture_x0020_4" o:spid="_x0000_i1029" type="#_x0000_t75" style='width:171.75pt;
height:78.75pt;visibility:visible;mso-wrap-style:square'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\NOTEBOOK\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.png"
o:title="" croptop="18977f" cropbottom="23377f" cropleft="1986f" cropright="35127f"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="font-size: large;"><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Mekanisme kerja pemindahan
TE ke DNA target dengan cara non replikatif transposisi. Coding region
melakukan proses translasi sehingga dihasilkan protein enzim transposase. Enzim akan mengenali ruas DNA target pada
basa TAA. Ruas TE akan ditekuk melengkung
oleh enzim kemudian TE dipotong. Enzim
memotong DNA target langsung pada 2 titik sekaligus. Ruas TE akan menempel pada utas ganda DNA
target yang sudah terpotong. Celah yang
terbentuk setelah penempelan di isi dengan pasangan basa nitrogen komplemen
oleh enzim polimerase dan disegel oleh enzim ligase (Biology animation videos
2016). <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<!--[if gte vml 1]><v:shape id="Text_x0020_Box_x0020_13"
o:spid="_x0000_s1029" type="#_x0000_t202" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:282.25pt;margin-top:30.3pt;width:31.3pt;height:25pt;
z-index:251666432;visibility:visible;mso-wrap-style:square;
mso-width-percent:0;mso-height-percent:0;mso-wrap-distance-left:9pt;
mso-wrap-distance-top:0;mso-wrap-distance-right:9pt;
mso-wrap-distance-bottom:0;mso-position-horizontal:absolute;
mso-position-horizontal-relative:text;mso-position-vertical:absolute;
mso-position-vertical-relative:text;mso-width-percent:0;mso-height-percent:0;
mso-width-relative:margin;mso-height-relative:margin;v-text-anchor:top'
o:gfxdata="UEsDBBQABgAIAAAAIQC75UiUBQEAAB4CAAATAAAAW0NvbnRlbnRfVHlwZXNdLnhtbKSRvU7DMBSF
dyTewfKKEqcMCKEmHfgZgaE8wMW+SSwc27JvS/v23KTJgkoXFsu+P+c7Ol5vDoMTe0zZBl/LVVlJ
gV4HY31Xy4/tS3EvRSbwBlzwWMsjZrlprq/W22PELHjb51r2RPFBqax7HCCXIaLnThvSAMTP1KkI
+gs6VLdVdad08ISeCho1ZLN+whZ2jsTzgcsnJwldluLxNDiyagkxOquB2Knae/OLUsyEkjenmdzb
mG/YhlRnCWPnb8C898bRJGtQvEOiVxjYhtLOxs8AySiT4JuDystlVV4WPeM6tK3VaILeDZxIOSsu
ti/jidNGNZ3/J08yC1dNv9v8AAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEArTA/8cEAAAAyAQAACwAAAF9y
ZWxzLy5yZWxzhI/NCsIwEITvgu8Q9m7TehCRpr2I4FX0AdZk2wbbJGTj39ubi6AgeJtl2G9m6vYx
jeJGka13CqqiBEFOe2Ndr+B03C3WIDihMzh6RwqexNA281l9oBFTfuLBBhaZ4ljBkFLYSMl6oAm5
8IFcdjofJ0z5jL0MqC/Yk1yW5UrGTwY0X0yxNwri3lQgjs+Qk/+zfddZTVuvrxO59CNCmoj3vCwj
MfaUFOjRhrPHaN4Wv0VV5OYgm1p+LW1eAAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEA8JdXTg8DAAAzBwAA
HwAAAGNsaXBib2FyZC9kcmF3aW5ncy9kcmF3aW5nMS54bWysVdFO2zAUfZ+0f7D8DmloQ0dFiroy
EBKCinbi2ThOG+HYme22KV/PvY7TZgxtYttLa/sen3t8fK9zflGXkmyEsYVWKY2Pe5QIxXVWqGVK
vy+ujr5QYh1TGZNaiZTuhKUX48+fztloaVi1KjgBBmVHLKUr56pRFFm+EiWzx7oSCmK5NiVzMDXL
KDNsC8yljE56vdOoZIWi4wPVJXOMrE3xF1RS82eRTZnaMAuUko+6K0Gj5P/OzEZqc22qeTUzqJzf
bWaGFFlKwTnFSrCIRiEQYDCN3uxaHgjq3JSI13lO6pQmvZPBMEko2aV00E9Oh/2k4RO1IxwA/bNh
EkMuDoB+PEx6vZBvdf8HBr769lsOENmIgUFHoK1Qntr8euK43x55geq+6prAUnt6xBNXwyrUFa56
E1oWG/z7P8ffS2ejylh3LXRJcJBSI7jzJcY2t9Y1KloInstqWWRXhZR+gpUrptKQDZMpla7V/RNK
KrJN6Wk/6XlipXF7wywV0og8h6z7dO1RXT33VqIn2Q6BT/APJhkNQuFKbcWvClB9y6ybMQMdBYvQ
m+4efnKpIasOI0pW2ry8t454qHKIUrKFDk2p/bFmRlAib5RN6Vk8GACt85NBMjyBielGnroRtS6n
GqyIvTo/RLyT7TA3unzUJptgVggxxSF3Sl07nDqYQQCeAS4mEz/muqyYu1XzChoy9i7inSzqR2aq
cHEOSupOz1esEu/dX4NFE5WerJ3Oi3C5jacYkNbN3U4KX5De+VBzEhMjAgyfcddcdhxDK/legmLq
Iia5a7HOBuwBCRQeAJsCu0G0gWuVDN/QIju6uQT3XuCkMSTAaLdAYMaI21UiZxwejymTxZMpQhfZ
TmRRlMKSO7ElD7pkKnQUJEJGN46xv0Ap/MIKyvG/h2JbWzGvHqAwm1Jtq9GiRUgh1YPI4SWDdm1U
+nf80A2Mc6H2HeHRuC2H4v/IxoA/2PCRzY1xsMNn1srtN5eF0sab+0Z29tw2cd7gvS3h1GATPm/R
m8+Fh4TPG36TuvPxKwAAAP//AwBQSwMEFAAGAAgAAAAhAJxOXiHiBgAAOhwAABoAAABjbGlwYm9h
cmQvdGhlbWUvdGhlbWUxLnhtbOxZT28bRRS/I/EdRntv4/+NozpV7NgNtGmj2C3qcbwe704zu7Oa
GSf1DbVHJCREQRyoxI0DAiq1EpfyaQJFUKR+Bd7M7K534jVJ2wgqaA7x7tvfvP/vzZvdy1fuRQwd
EiEpjzte9WLFQyT2+YTGQce7NRpcWPeQVDieYMZj0vHmRHpXNt9/7zLe8BlNxhyLySgkEUHAKJYb
uOOFSiUba2vSBzKWF3lCYng25SLCCm5FsDYR+AgERGytVqm01iJMY28TOCrNqM/gX6ykJvhMDDUb
gmIcgfSb0yn1icFODqoaIeeyxwQ6xKzjAc8JPxqRe8pDDEsFDzpexfx5a5uX1/BGuoipFWsL6wbm
L12XLpgc1IxMEYxzodVBo31pO+dvAEwt4/r9fq9fzfkZAPZ9sNTqUuTZGKxXuxnPAsheLvPuVZqV
hosv8K8v6dzudrvNdqqLZWpA9rKxhF+vtBpbNQdvQBbfXMI3ulu9XsvBG5DFt5bwg0vtVsPFG1DI
aHywhNYBHQxS7jlkytlOKXwd4OuVFL5AQTbk2aVFTHmsVuVahO9yMQCABjKsaIzUPCFT7ENO9nA0
FhRrAXiD4MITS/LlEknLQtIXNFEd78MEx14B8vLZ9y+fPUHH958e3//p+MGD4/s/WkbOqh0cB8VV
L7797M9HH6M/nnzz4uEX5XhZxP/6wye//Px5ORDKZ2He8y8f//b08fOvPv39u4cl8C2Bx0X4iEZE
ohvkCO3zCAwzXnE1J2PxaitGIabFFVtxIHGMtZQS/n0VOugbc8zS6Dh6dInrwdsC2kcZ8OrsrqPw
MBQzRUskXwsjB7jLOetyUeqFa1pWwc2jWRyUCxezIm4f48My2T0cO/HtzxLom1laOob3QuKoucdw
rHBAYqKQfsYPCCmx7g6ljl93qS+45FOF7lDUxbTUJSM6drJpsWiHRhCXeZnNEG/HN7u3UZezMqu3
yaGLhKrArET5EWGOG6/imcJRGcsRjljR4dexCsuUHM6FX8T1pYJIB4Rx1J8QKcvW3BRgbyHo1zB0
rNKw77J55CKFogdlPK9jzovIbX7QC3GUlGGHNA6L2A/kAaQoRntclcF3uVsh+h7igOOV4b5NiRPu
07vBLRo4Ki0SRD+ZiZJYXiXcyd/hnE0xMa0GmrrTqyMa/13jZhQ6t5Vwfo0bWuXzrx+V6P22tuwt
2L3KambnRKNehTvZnntcTOjb35238SzeI1AQy1vUu+b8rjl7//nmvKqez78lL7owNGg9i9hB24zd
0cqpe0oZG6o5I9elGbwl7D2TARD1OnO6JPkpLAnhUlcyCHBwgcBmDRJcfURVOAxxAkN71dNMApmy
DiRKuITDoiGX8tZ4GPyVPWo29SHEdg6J1S6fWHJdk7OzRs7GaBWYA20mqK4ZnFVY/VLKFGx7HWFV
rdSZpVWNaqYpOtJyk7WLzaEcXJ6bBsTcmzDUIBiFwMstON9r0XDYwYxMtN9tjLKwmCicZ4hkiCck
jZG2ezlGVROkLFeWDNF22GTQB8dTvFaQ1tZs30DaWYJUFNdYIS6L3ptEKcvgRZSA28lyZHGxOFmM
jjpeu1lresjHScebwjkZLqMEoi71HIlZAG+YfCVs2p9azKbKF9FsZ4a5RVCFVx/W70sGO30gEVJt
Yxna1DCP0hRgsZZk9a81wa3nZUBJNzqbFvV1SIZ/TQvwoxtaMp0SXxWDXaBo39nbtJXymSJiGE6O
0JjNxD6G8OtUBXsmVMLrDtMR9A28m9PeNo/c5pwWXfGNmMFZOmZJiNN2q0s0q2QLNw0p18HcFdQD
20p1N8a9uimm5M/JlGIa/89M0fsJvH2oT3QEfHjRKzDSldLxuFAhhy6UhNQfCBgcTO+AbIH3u/AY
kgreSptfQQ71r605y8OUNRwi1T4NkKCwH6lQELIHbclk3ynMquneZVmylJHJqIK6MrFqj8khYSPd
A1t6b/dQCKluuknaBgzuZP6592kFjQM95BTrzelk+d5ra+CfnnxsMYNRbh82A03m/1zFfDxY7Kp2
vVme7b1FQ/SDxZjVyKoChBW2gnZa9q+pwitutbZjLVlca2bKQRSXLQZiPhAl8A4J6X+w/1HhM/sF
Q2+oI74PvRXBxwvNDNIGsvqCHTyQbpCWOIbByRJtMmlW1rXp6KS9lm3W5zzp5nJPOFtrdpZ4v6Kz
8+HMFefU4nk6O/Ww42tLW+lqiOzJEgXSNDvImMCUfcnaxQkaB9WOB1+TIND34Aq+R3lAq2laTdPg
Cj4ywbBkvwx1vPQio8BzS8kx9YxSzzCNjNLIKM2MAsNZ+g0mo7SgU+nPJvDZTv94KPtCAhNc+kUl
a6rO577NvwAAAP//AwBQSwMEFAAGAAgAAAAhAJxmRkG7AAAAJAEAACoAAABjbGlwYm9hcmQvZHJh
d2luZ3MvX3JlbHMvZHJhd2luZzEueG1sLnJlbHOEj80KwjAQhO+C7xD2btJ6EJEmvYjQq9QHCMk2
LTY/JFHs2xvoRUHwsjCz7DezTfuyM3liTJN3HGpaAUGnvJ6c4XDrL7sjkJSl03L2DjksmKAV201z
xVnmcpTGKSRSKC5xGHMOJ8aSGtHKRH1AVzaDj1bmIqNhQaq7NMj2VXVg8ZMB4otJOs0hdroG0i+h
JP9n+2GYFJ69elh0+UcEy6UXFqCMBjMHSldnnTUtXYGJhn39Jt4AAAD//wMAUEsBAi0AFAAGAAgA
AAAhALvlSJQFAQAAHgIAABMAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAFtDb250ZW50X1R5cGVzXS54bWxQSwEC
LQAUAAYACAAAACEArTA/8cEAAAAyAQAACwAAAAAAAAAAAAAAAAA2AQAAX3JlbHMvLnJlbHNQSwEC
LQAUAAYACAAAACEA8JdXTg8DAAAzBwAAHwAAAAAAAAAAAAAAAAAgAgAAY2xpcGJvYXJkL2RyYXdp
bmdzL2RyYXdpbmcxLnhtbFBLAQItABQABgAIAAAAIQCcTl4h4gYAADocAAAaAAAAAAAAAAAAAAAA
AGwFAABjbGlwYm9hcmQvdGhlbWUvdGhlbWUxLnhtbFBLAQItABQABgAIAAAAIQCcZkZBuwAAACQB
AAAqAAAAAAAAAAAAAAAAAIYMAABjbGlwYm9hcmQvZHJhd2luZ3MvX3JlbHMvZHJhd2luZzEueG1s
LnJlbHNQSwUGAAAAAAUABQBnAQAAiQ0AAAAA
" fillcolor="white [3201]" stroked="f" strokeweight=".5pt">
<v:textbox>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal>
1<o:p></o:p></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="height: 38px; left: 0px; margin-left: 376px; margin-top: 40px; mso-ignore: vglayout; position: absolute; width: 46px; z-index: 251666432;"><span style="font-size: large;"></span></span><!--[endif]--><!--[if gte vml 1]><v:shape
id="Picture_x0020_9" o:spid="_x0000_i1028" type="#_x0000_t75" style='width:162.75pt;
height:106.5pt;visibility:visible;mso-wrap-style:square'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\NOTEBOOK\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image014.png"
o:title="" croptop="11033f" cropbottom="23151f" cropleft="2606f" cropright="35995f"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="font-size: large;"><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<!--[if gte vml 1]><v:shape id="Text_x0020_Box_x0020_14"
o:spid="_x0000_s1028" type="#_x0000_t202" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:289.2pt;margin-top:15.9pt;width:31.3pt;height:25pt;
z-index:251668480;visibility:visible;mso-wrap-style:square;
mso-width-percent:0;mso-height-percent:0;mso-wrap-distance-left:9pt;
mso-wrap-distance-top:0;mso-wrap-distance-right:9pt;
mso-wrap-distance-bottom:0;mso-position-horizontal:absolute;
mso-position-horizontal-relative:text;mso-position-vertical:absolute;
mso-position-vertical-relative:text;mso-width-percent:0;mso-height-percent:0;
mso-width-relative:margin;mso-height-relative:margin;v-text-anchor:top'
o:gfxdata="UEsDBBQABgAIAAAAIQC75UiUBQEAAB4CAAATAAAAW0NvbnRlbnRfVHlwZXNdLnhtbKSRvU7DMBSF
dyTewfKKEqcMCKEmHfgZgaE8wMW+SSwc27JvS/v23KTJgkoXFsu+P+c7Ol5vDoMTe0zZBl/LVVlJ
gV4HY31Xy4/tS3EvRSbwBlzwWMsjZrlprq/W22PELHjb51r2RPFBqax7HCCXIaLnThvSAMTP1KkI
+gs6VLdVdad08ISeCho1ZLN+whZ2jsTzgcsnJwldluLxNDiyagkxOquB2Knae/OLUsyEkjenmdzb
mG/YhlRnCWPnb8C898bRJGtQvEOiVxjYhtLOxs8AySiT4JuDystlVV4WPeM6tK3VaILeDZxIOSsu
ti/jidNGNZ3/J08yC1dNv9v8AAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEArTA/8cEAAAAyAQAACwAAAF9y
ZWxzLy5yZWxzhI/NCsIwEITvgu8Q9m7TehCRpr2I4FX0AdZk2wbbJGTj39ubi6AgeJtl2G9m6vYx
jeJGka13CqqiBEFOe2Ndr+B03C3WIDihMzh6RwqexNA281l9oBFTfuLBBhaZ4ljBkFLYSMl6oAm5
8IFcdjofJ0z5jL0MqC/Yk1yW5UrGTwY0X0yxNwri3lQgjs+Qk/+zfddZTVuvrxO59CNCmoj3vCwj
MfaUFOjRhrPHaN4Wv0VV5OYgm1p+LW1eAAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEA3bIw2gsDAAAzBwAA
HwAAAGNsaXBib2FyZC9kcmF3aW5ncy9kcmF3aW5nMS54bWysVVFP2zAQfp+0/2D5HdLQFkZFiroy
0CQEFe3E8+E4bYRjZ7bbpvz63TlJmzG0iW0vre37/N3nz3fOxWVVKLaR1uVGJzw+7nEmtTBprpcJ
/7a4PvrEmfOgU1BGy4TvpOOX448fLmC0tFCucsGQQbsRJHzlfTmKIidWsgB3bEqpMZYZW4DHqV1G
qYUtMhcqOun1TqMCcs3HB6or8MDWNv8LKmXEs0ynoDfgkFKJUXel0ajEvzPDSG9ubDkvZ5aUi7vN
zLI8TTg6p6FAi3jUBBoYTqNXu5YHgiqzBeFNlrEq4cM47vdOkGuH49O4P+j1aj5ZeSYQ0D8/G8YY
Fwjox2fDNi5W939gEKsvv+VAkbUYHHQEupLk6c2vJ44H7ZEXpO6zqRgutacnPPMVrmJd0WowoWVx
jX//5/h76TAqrfM30hSMBgm3UvhQYrC5db5W0ULoXM6oPL3OlQoTqlw5VZZtQCVc+Vb3Tyil2Tbh
p/1hLxBrQ9trZqWJRmYZZt2na4/qq3mwkjxJdwR8wn80yRoUilfqSnGdo+pbcH4GFjsKF7E3/T3+
ZMpgVtOMOFsZ+/LWOuGxyjHK2RY7NOHu+xqs5Ex91S7h5/FggLQ+TAbDM6o12408dSN6XUwNWhEH
dWFIeK/aYWZN8WhsOqGsGAItMHfCfTucepxhAJ8BISeTMBamKMHf6nmJDRkHF+lOFtUj2LK5OI8l
dWfmKyjlW/dXY8lEbSZrb7K8udzaUwoo5+d+p2QoyOB8U3OKEhMCDZ8JX192HGMrhV7DYuoiJplv
sd412AMSKQIANzXsltAWr1UBvaF5evT1Ct17wZPGmICi3QLBGTC/K2UGAh+PKaj8yeZNF7lOZJEX
0rE7uWUPpgDddBQmIkY/PqH+QqX4iyskJ/weim3t5Lx8wMKsS7WtRkcWEYXSDzLDlwzbtVYZ3vFD
N4AQUu87IqBpW4bF/56NDf5gw3s218bhjpDZaL/fXOTa2GDuK9npc9vEWY0PtjSnRpvoeYtefS4C
pPm80TepOx//AAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEAnE5eIeIGAAA6HAAAGgAAAGNsaXBib2FyZC90
aGVtZS90aGVtZTEueG1s7FlPbxtFFL8j8R1Ge2/j/42jOlXs2A20aaPYLepxvB7vTjO7s5oZJ/UN
tUckJERBHKjEjQMCKrUSl/JpAkVQpH4F3szsrnfiNUnbCCpoDvHu29+8/+/Nm93LV+5FDB0SISmP
O171YsVDJPb5hMZBx7s1GlxY95BUOJ5gxmPS8eZEelc233/vMt7wGU3GHIvJKCQRQcAolhu444VK
JRtra9IHMpYXeUJieDblIsIKbkWwNhH4CAREbK1WqbTWIkxjbxM4Ks2oz+BfrKQm+EwMNRuCYhyB
9JvTKfWJwU4Oqhoh57LHBDrErOMBzwk/GpF7ykMMSwUPOl7F/Hlrm5fX8Ea6iKkVawvrBuYvXZcu
mBzUjEwRjHOh1UGjfWk7528ATC3j+v1+r1/N+RkA9n2w1OpS5NkYrFe7Gc8CyF4u8+5VmpWGiy/w
ry/p3O52u812qotlakD2srGEX6+0Gls1B29AFt9cwje6W71ey8EbkMW3lvCDS+1Ww8UbUMhofLCE
1gEdDFLuOWTK2U4pfB3g65UUvkBBNuTZpUVMeaxW5VqE73IxAIAGMqxojNQ8IVPsQ072cDQWFGsB
eIPgwhNL8uUSSctC0hc0UR3vwwTHXgHy8tn3L589Qcf3nx7f/+n4wYPj+z9aRs6qHRwHxVUvvv3s
z0cfoz+efPPi4RfleFnE//rDJ7/8/Hk5EMpnYd7zLx//9vTx868+/f27hyXwLYHHRfiIRkSiG+QI
7fMIDDNecTUnY/FqK0YhpsUVW3EgcYy1lBL+fRU66BtzzNLoOHp0ievB2wLaRxnw6uyuo/AwFDNF
SyRfCyMHuMs563JR6oVrWlbBzaNZHJQLF7Mibh/jwzLZPRw78e3PEuibWVo6hvdC4qi5x3CscEBi
opB+xg8IKbHuDqWOX3epL7jkU4XuUNTFtNQlIzp2smmxaIdGEJd5mc0Qb8c3u7dRl7Myq7fJoYuE
qsCsRPkRYY4br+KZwlEZyxGOWNHh17EKy5QczoVfxPWlgkgHhHHUnxApy9bcFGBvIejXMHSs0rDv
snnkIoWiB2U8r2POi8htftALcZSUYYc0DovYD+QBpChGe1yVwXe5WyH6HuKA45Xhvk2JE+7Tu8Et
GjgqLRJEP5mJklheJdzJ3+GcTTExrQaautOrIxr/XeNmFDq3lXB+jRta5fOvH5Xo/ba27C3Yvcpq
ZudEo16FO9mee1xM6NvfnbfxLN4jUBDLW9S75vyuOXv/+ea8qp7PvyUvujA0aD2L2EHbjN3Ryql7
Shkbqjkj16UZvCXsPZMBEPU6c7ok+SksCeFSVzIIcHCBwGYNElx9RFU4DHECQ3vV00wCmbIOJEq4
hMOiIZfy1ngY/JU9ajb1IcR2DonVLp9Ycl2Ts7NGzsZoFZgDbSaorhmcVVj9UsoUbHsdYVWt1Jml
VY1qpik60nKTtYvNoRxcnpsGxNybMNQgGIXAyy0432vRcNjBjEy0322MsrCYKJxniGSIJySNkbZ7
OUZVE6QsV5YM0XbYZNAHx1O8VpDW1mzfQNpZglQU11ghLovem0Qpy+BFlIDbyXJkcbE4WYyOOl67
WWt6yMdJx5vCORkuowSiLvUciVkAb5h8JWzan1rMpsoX0WxnhrlFUIVXH9bvSwY7fSARUm1jGdrU
MI/SFGCxlmT1rzXBredlQEk3OpsW9XVIhn9NC/CjG1oynRJfFYNdoGjf2du0lfKZImIYTo7QmM3E
Pobw61QFeyZUwusO0xH0Dbyb0942j9zmnBZd8Y2YwVk6ZkmI03arSzSrZAs3DSnXwdwV1APbSnU3
xr26Kabkz8mUYhr/z0zR+wm8fahPdAR8eNErMNKV0vG4UCGHLpSE1B8IGBxM74Bsgfe78BiSCt5K
m19BDvWvrTnLw5Q1HCLVPg2QoLAfqVAQsgdtyWTfKcyq6d5lWbKUkcmogroysWqPySFhI90DW3pv
91AIqW66SdoGDO5k/rn3aQWNAz3kFOvN6WT53mtr4J+efGwxg1FuHzYDTeb/XMV8PFjsqna9WZ7t
vUVD9IPFmNXIqgKEFbaCdlr2r6nCK261tmMtWVxrZspBFJctBmI+ECXwDgnpf7D/UeEz+wVDb6gj
vg+9FcHHC80M0gay+oIdPJBukJY4hsHJEm0yaVbWtenopL2WbdbnPOnmck84W2t2lni/orPz4cwV
59TieTo79bDja0tb6WqI7MkSBdI0O8iYwJR9ydrFCRoH1Y4HX5Mg0PfgCr5HeUCraVpN0+AKPjLB
sGS/DHW89CKjwHNLyTH1jFLPMI2M0sgozYwCw1n6DSajtKBT6c8m8NlO/3go+0ICE1z6RSVrqs7n
vs2/AAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEAnGZGQbsAAAAkAQAAKgAAAGNsaXBib2FyZC9kcmF3aW5n
cy9fcmVscy9kcmF3aW5nMS54bWwucmVsc4SPzQrCMBCE74LvEPZu0noQkSa9iNCr1AcIyTYtNj8k
UezbG+hFQfCyMLPsN7NN+7IzeWJMk3ccaloBQae8npzhcOsvuyOQlKXTcvYOOSyYoBXbTXPFWeZy
lMYpJFIoLnEYcw4nxpIa0cpEfUBXNoOPVuYio2FBqrs0yPZVdWDxkwHii0k6zSF2ugbSL6Ek/2f7
YZgUnr16WHT5RwTLpRcWoIwGMwdKV2edNS1dgYmGff0m3gAAAP//AwBQSwECLQAUAAYACAAAACEA
u+VIlAUBAAAeAgAAEwAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAW0NvbnRlbnRfVHlwZXNdLnhtbFBLAQItABQA
BgAIAAAAIQCtMD/xwQAAADIBAAALAAAAAAAAAAAAAAAAADYBAABfcmVscy8ucmVsc1BLAQItABQA
BgAIAAAAIQDdsjDaCwMAADMHAAAfAAAAAAAAAAAAAAAAACACAABjbGlwYm9hcmQvZHJhd2luZ3Mv
ZHJhd2luZzEueG1sUEsBAi0AFAAGAAgAAAAhAJxOXiHiBgAAOhwAABoAAAAAAAAAAAAAAAAAaAUA
AGNsaXBib2FyZC90aGVtZS90aGVtZTEueG1sUEsBAi0AFAAGAAgAAAAhAJxmRkG7AAAAJAEAACoA
AAAAAAAAAAAAAAAAggwAAGNsaXBib2FyZC9kcmF3aW5ncy9fcmVscy9kcmF3aW5nMS54bWwucmVs
c1BLBQYAAAAABQAFAGcBAACFDQAAAAA=
" fillcolor="white [3201]" stroked="f" strokeweight=".5pt">
<v:textbox>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal>
2<o:p></o:p></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="height: 38px; left: 0px; margin-left: 386px; margin-top: 21px; mso-ignore: vglayout; position: absolute; width: 45px; z-index: 251668480;"><span style="font-size: large;"></span></span><!--[endif]--><!--[if gte vml 1]><v:shape
id="Picture_x0020_10" o:spid="_x0000_i1027" type="#_x0000_t75" style='width:167.25pt;
height:63pt;visibility:visible;mso-wrap-style:square'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\NOTEBOOK\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image017.png"
o:title="" croptop="23627f" cropbottom="23376f" cropleft="2359f" cropright="35499f"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="font-size: large;"><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<!--[if gte vml 1]><v:shape id="Text_x0020_Box_x0020_15"
o:spid="_x0000_s1027" type="#_x0000_t202" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:291.2pt;margin-top:26.85pt;width:31.3pt;height:25pt;
z-index:251670528;visibility:visible;mso-wrap-style:square;
mso-width-percent:0;mso-height-percent:0;mso-wrap-distance-left:9pt;
mso-wrap-distance-top:0;mso-wrap-distance-right:9pt;
mso-wrap-distance-bottom:0;mso-position-horizontal:absolute;
mso-position-horizontal-relative:text;mso-position-vertical:absolute;
mso-position-vertical-relative:text;mso-width-percent:0;mso-height-percent:0;
mso-width-relative:margin;mso-height-relative:margin;v-text-anchor:top'
o:gfxdata="UEsDBBQABgAIAAAAIQC75UiUBQEAAB4CAAATAAAAW0NvbnRlbnRfVHlwZXNdLnhtbKSRvU7DMBSF
dyTewfKKEqcMCKEmHfgZgaE8wMW+SSwc27JvS/v23KTJgkoXFsu+P+c7Ol5vDoMTe0zZBl/LVVlJ
gV4HY31Xy4/tS3EvRSbwBlzwWMsjZrlprq/W22PELHjb51r2RPFBqax7HCCXIaLnThvSAMTP1KkI
+gs6VLdVdad08ISeCho1ZLN+whZ2jsTzgcsnJwldluLxNDiyagkxOquB2Knae/OLUsyEkjenmdzb
mG/YhlRnCWPnb8C898bRJGtQvEOiVxjYhtLOxs8AySiT4JuDystlVV4WPeM6tK3VaILeDZxIOSsu
ti/jidNGNZ3/J08yC1dNv9v8AAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEArTA/8cEAAAAyAQAACwAAAF9y
ZWxzLy5yZWxzhI/NCsIwEITvgu8Q9m7TehCRpr2I4FX0AdZk2wbbJGTj39ubi6AgeJtl2G9m6vYx
jeJGka13CqqiBEFOe2Ndr+B03C3WIDihMzh6RwqexNA281l9oBFTfuLBBhaZ4ljBkFLYSMl6oAm5
8IFcdjofJ0z5jL0MqC/Yk1yW5UrGTwY0X0yxNwri3lQgjs+Qk/+zfddZTVuvrxO59CNCmoj3vCwj
MfaUFOjRhrPHaN4Wv0VV5OYgm1p+LW1eAAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEAP5K2oQ0DAAAzBwAA
HwAAAGNsaXBib2FyZC9kcmF3aW5ncy9kcmF3aW5nMS54bWysVV1P2zAUfZ+0/2D5HdLQlo+KFHVl
ICQEFe3Es3Gc1sKxM9stKb9+9zpOmzG0iW0vre17fO7x8b3O+UVdKrIR1kmjM5oe9igRmptc6mVG
vy2uDk4pcZ7pnCmjRUa3wtGL8edP52y0tKxaSU6AQbsRy+jK+2qUJI6vRMncoamEhlhhbMk8TO0y
yS17AeZSJUe93nFSMqnpeE91yTwjayv/gkoZ/izyKdMb5oBS8VF3JWpU/N+Z2Uhvrm01r2YWlfO7
zcwSmWcUnNOsBItoEgMRBtPkza7lnqAubIl4UxSkzugw7Z8OjoBrm9Hj40HvtN9r+ETtCQdA/+xk
mEKcA6Cfngx7Mc5X939g4Kuvv+UAkY0YGHQEugrl6c2vJ06H7ZEXqO6LqQkstadHPPE1rEJd4Wow
oWVx0b//c/yddDaqrPPXwpQEBxm1gvtQYmxz63yjooXguZxRMr+SSoUJVq6YKks2TGVU+Vb3Tyil
yQtcTn/YC8Ta4PaGWWmkEUUBWXfp2qP6eh6sRE/yLQKf4B9MsgaEwpW6il9JUH3LnJ8xCx0Fi9Cb
/h5+CmUgq4kjSlbGvr63jniocohS8gIdmlH3fc2soETdaJfRs3QwAFofJoPhCdaa7UaeuhG9LqcG
rEiDujBEvFftsLCmfDQ2n2BWCDHNIXdGfTucephBAJ4BLiaTMOamrJi/1fMKGjINLuKdLOpHZqt4
cR5K6s7MV6wS791fg0UTtZmsvSlkvNzGUwwo5+d+q0QoyOB8rDmFiREBhs+4by47TaGVQi9BMXUR
k8K3WO8ido8EigCATZHdItrCtSqGb6jMD24uwb1XOGkKCTDaLRCYMeK3lSgYh8djypR8sjJ2ketE
FrIUjtyJF/JgSqZjR0EiZPTjPvYXKIVfWEE54XdfbGsn5tUDFGZTqm01OrQIKZR+EAW8ZNCujcrw
ju+7gXEu9K4jAhq3FVD8H9kY8XsbPrK5MQ52hMxG+93mUmpjg7lvZOfPbRMXDT7YEk8NNuHzlrz5
XARI/LzhN6k7H/8AAAD//wMAUEsDBBQABgAIAAAAIQCcTl4h4gYAADocAAAaAAAAY2xpcGJvYXJk
L3RoZW1lL3RoZW1lMS54bWzsWU9vG0UUvyPxHUZ7b+P/jaM6VezYDbRpo9gt6nG8Hu9OM7uzmhkn
9Q21RyQkREEcqMSNAwIqtRKX8mkCRVCkfgXezOyud+I1SdsIKmgO8e7b37z/782b3ctX7kUMHRIh
KY87XvVixUMk9vmExkHHuzUaXFj3kFQ4nmDGY9Lx5kR6Vzbff+8y3vAZTcYci8koJBFBwCiWG7jj
hUolG2tr0gcylhd5QmJ4NuUiwgpuRbA2EfgIBERsrVaptNYiTGNvEzgqzajP4F+spCb4TAw1G4Ji
HIH0m9Mp9YnBTg6qGiHnsscEOsSs4wHPCT8akXvKQwxLBQ86XsX8eWubl9fwRrqIqRVrC+sG5i9d
ly6YHNSMTBGMc6HVQaN9aTvnbwBMLeP6/X6vX835GQD2fbDU6lLk2RisV7sZzwLIXi7z7lWalYaL
L/CvL+nc7na7zXaqi2VqQPaysYRfr7QaWzUHb0AW31zCN7pbvV7LwRuQxbeW8INL7VbDxRtQyGh8
sITWAR0MUu45ZMrZTil8HeDrlRS+QEE25NmlRUx5rFblWoTvcjEAgAYyrGiM1DwhU+xDTvZwNBYU
awF4g+DCE0vy5RJJy0LSFzRRHe/DBMdeAfLy2fcvnz1Bx/efHt//6fjBg+P7P1pGzqodHAfFVS++
/ezPRx+jP5588+LhF+V4WcT/+sMnv/z8eTkQymdh3vMvH//29PHzrz79/buHJfAtgcdF+IhGRKIb
5Ajt8wgMM15xNSdj8WorRiGmxRVbcSBxjLWUEv59FTroG3PM0ug4enSJ68HbAtpHGfDq7K6j8DAU
M0VLJF8LIwe4yznrclHqhWtaVsHNo1kclAsXsyJuH+PDMtk9HDvx7c8S6JtZWjqG90LiqLnHcKxw
QGKikH7GDwgpse4OpY5fd6kvuORThe5Q1MW01CUjOnayabFoh0YQl3mZzRBvxze7t1GXszKrt8mh
i4SqwKxE+RFhjhuv4pnCURnLEY5Y0eHXsQrLlBzOhV/E9aWCSAeEcdSfECnL1twUYG8h6NcwdKzS
sO+yeeQihaIHZTyvY86LyG1+0AtxlJRhhzQOi9gP5AGkKEZ7XJXBd7lbIfoe4oDjleG+TYkT7tO7
wS0aOCotEkQ/mYmSWF4l3Mnf4ZxNMTGtBpq606sjGv9d42YUOreVcH6NG1rl868flej9trbsLdi9
ympm50SjXoU72Z57XEzo29+dt/Es3iNQEMtb1Lvm/K45e//55ryqns+/JS+6MDRoPYvYQduM3dHK
qXtKGRuqOSPXpRm8Jew9kwEQ9TpzuiT5KSwJ4VJXMghwcIHAZg0SXH1EVTgMcQJDe9XTTAKZsg4k
SriEw6Ihl/LWeBj8lT1qNvUhxHYOidUun1hyXZOzs0bOxmgVmANtJqiuGZxVWP1SyhRsex1hVa3U
maVVjWqmKTrScpO1i82hHFyemwbE3Jsw1CAYhcDLLTjfa9Fw2MGMTLTfbYyysJgonGeIZIgnJI2R
tns5RlUTpCxXlgzRdthk0AfHU7xWkNbWbN9A2lmCVBTXWCEui96bRCnL4EWUgNvJcmRxsThZjI46
XrtZa3rIx0nHm8I5GS6jBKIu9RyJWQBvmHwlbNqfWsymyhfRbGeGuUVQhVcf1u9LBjt9IBFSbWMZ
2tQwj9IUYLGWZPWvNcGt52VASTc6mxb1dUiGf00L8KMbWjKdEl8Vg12gaN/Z27SV8pkiYhhOjtCY
zcQ+hvDrVAV7JlTC6w7TEfQNvJvT3jaP3OacFl3xjZjBWTpmSYjTdqtLNKtkCzcNKdfB3BXUA9tK
dTfGvboppuTPyZRiGv/PTNH7Cbx9qE90BHx40Ssw0pXS8bhQIYculITUHwgYHEzvgGyB97vwGJIK
3kqbX0EO9a+tOcvDlDUcItU+DZCgsB+pUBCyB23JZN8pzKrp3mVZspSRyaiCujKxao/JIWEj3QNb
em/3UAipbrpJ2gYM7mT+ufdpBY0DPeQU683pZPnea2vgn558bDGDUW4fNgNN5v9cxXw8WOyqdr1Z
nu29RUP0g8WY1ciqAoQVtoJ2WvavqcIrbrW2Yy1ZXGtmykEUly0GYj4QJfAOCel/sP9R4TP7BUNv
qCO+D70VwccLzQzSBrL6gh08kG6QljiGwckSbTJpVta16eikvZZt1uc86eZyTzhba3aWeL+is/Ph
zBXn1OJ5Ojv1sONrS1vpaojsyRIF0jQ7yJjAlH3J2sUJGgfVjgdfkyDQ9+AKvkd5QKtpWk3T4Ao+
MsGwZL8Mdbz0IqPAc0vJMfWMUs8wjYzSyCjNjALDWfoNJqO0oFPpzybw2U7/eCj7QgITXPpFJWuq
zue+zb8AAAD//wMAUEsDBBQABgAIAAAAIQCcZkZBuwAAACQBAAAqAAAAY2xpcGJvYXJkL2RyYXdp
bmdzL19yZWxzL2RyYXdpbmcxLnhtbC5yZWxzhI/NCsIwEITvgu8Q9m7SehCRJr2I0KvUBwjJNi02
PyRR7Nsb6EVB8LIws+w3s037sjN5YkyTdxxqWgFBp7yenOFw6y+7I5CUpdNy9g45LJigFdtNc8VZ
5nKUxikkUigucRhzDifGkhrRykR9QFc2g49W5iKjYUGquzTI9lV1YPGTAeKLSTrNIXa6BtIvoST/
Z/thmBSevXpYdPlHBMulFxagjAYzB0pXZ501LV2BiYZ9/SbeAAAA//8DAFBLAQItABQABgAIAAAA
IQC75UiUBQEAAB4CAAATAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAABbQ29udGVudF9UeXBlc10ueG1sUEsBAi0A
FAAGAAgAAAAhAK0wP/HBAAAAMgEAAAsAAAAAAAAAAAAAAAAANgEAAF9yZWxzLy5yZWxzUEsBAi0A
FAAGAAgAAAAhAD+StqENAwAAMwcAAB8AAAAAAAAAAAAAAAAAIAIAAGNsaXBib2FyZC9kcmF3aW5n
cy9kcmF3aW5nMS54bWxQSwECLQAUAAYACAAAACEAnE5eIeIGAAA6HAAAGgAAAAAAAAAAAAAAAABq
BQAAY2xpcGJvYXJkL3RoZW1lL3RoZW1lMS54bWxQSwECLQAUAAYACAAAACEAnGZGQbsAAAAkAQAA
KgAAAAAAAAAAAAAAAACEDAAAY2xpcGJvYXJkL2RyYXdpbmdzL19yZWxzL2RyYXdpbmcxLnhtbC5y
ZWxzUEsFBgAAAAAFAAUAZwEAAIcNAAAAAA==
" fillcolor="white [3201]" stroked="f" strokeweight=".5pt">
<v:textbox>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal>
3<o:p></o:p></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="height: 37px; left: 0px; margin-left: 388px; margin-top: 36px; mso-ignore: vglayout; position: absolute; width: 46px; z-index: 251670528;"><span style="font-size: large;"></span></span><!--[endif]--><!--[if gte vml 1]><v:shape
id="Picture_x0020_11" o:spid="_x0000_i1026" type="#_x0000_t75" style='width:171pt;
height:44.25pt;visibility:visible;mso-wrap-style:square'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\NOTEBOOK\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image020.png"
o:title="" croptop="29270f" cropbottom="23191f" cropleft="1967f" cropright="35304f"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="font-size: large;"><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<!--[if gte vml 1]><v:shape id="Text_x0020_Box_x0020_16"
o:spid="_x0000_s1026" type="#_x0000_t202" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:291.15pt;margin-top:14.55pt;width:31.3pt;height:25pt;
z-index:251672576;visibility:visible;mso-wrap-style:square;
mso-width-percent:0;mso-height-percent:0;mso-wrap-distance-left:9pt;
mso-wrap-distance-top:0;mso-wrap-distance-right:9pt;
mso-wrap-distance-bottom:0;mso-position-horizontal:absolute;
mso-position-horizontal-relative:text;mso-position-vertical:absolute;
mso-position-vertical-relative:text;mso-width-percent:0;mso-height-percent:0;
mso-width-relative:margin;mso-height-relative:margin;v-text-anchor:top'
o:gfxdata="UEsDBBQABgAIAAAAIQC75UiUBQEAAB4CAAATAAAAW0NvbnRlbnRfVHlwZXNdLnhtbKSRvU7DMBSF
dyTewfKKEqcMCKEmHfgZgaE8wMW+SSwc27JvS/v23KTJgkoXFsu+P+c7Ol5vDoMTe0zZBl/LVVlJ
gV4HY31Xy4/tS3EvRSbwBlzwWMsjZrlprq/W22PELHjb51r2RPFBqax7HCCXIaLnThvSAMTP1KkI
+gs6VLdVdad08ISeCho1ZLN+whZ2jsTzgcsnJwldluLxNDiyagkxOquB2Knae/OLUsyEkjenmdzb
mG/YhlRnCWPnb8C898bRJGtQvEOiVxjYhtLOxs8AySiT4JuDystlVV4WPeM6tK3VaILeDZxIOSsu
ti/jidNGNZ3/J08yC1dNv9v8AAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEArTA/8cEAAAAyAQAACwAAAF9y
ZWxzLy5yZWxzhI/NCsIwEITvgu8Q9m7TehCRpr2I4FX0AdZk2wbbJGTj39ubi6AgeJtl2G9m6vYx
jeJGka13CqqiBEFOe2Ndr+B03C3WIDihMzh6RwqexNA281l9oBFTfuLBBhaZ4ljBkFLYSMl6oAm5
8IFcdjofJ0z5jL0MqC/Yk1yW5UrGTwY0X0yxNwri3lQgjs+Qk/+zfddZTVuvrxO59CNCmoj3vCwj
MfaUFOjRhrPHaN4Wv0VV5OYgm1p+LW1eAAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEAIbyXiwsDAAAzBwAA
HwAAAGNsaXBib2FyZC9kcmF3aW5ncy9kcmF3aW5nMS54bWysVdFO2zAUfZ+0f7D8DmloS6EiRV0Z
CAlBRTvxbBynjXDszHbblK/fsZO0HUOb2PbS2r7H5x4f3+tcXFaFJGthbK5VQuPjDiVCcZ3mapHQ
b/ProzNKrGMqZVIrkdCtsPRy9PnTBRsuDCuXOSdgUHbIErp0rhxGkeVLUTB7rEuhEMu0KZjD1Cyi
1LANmAsZnXQ6p1HBckVHe6or5hhZmfwvqKTmLyKdMLVmFpSSDw9XGo2S/zszG6r1jSln5dR45fx+
PTUkTxMK5xQrYBGNmkADwzR6s2uxJ6gyU3i8zjJSJbQfdweDsz4l24QO4l530O/UfKJyhAPQPR/0
Y+TiAHRjhJs4Xz78gYEvv/6WAyJrMRgcCLSll6fWv544Pm2PPPfqvuiKYKk9vccTV2EVdeVXgwkt
i238+z/H30lnw9JYdyN0QfwgoUZwF0qMre+sq1W0EH8uq2WeXudShomvXDGRhqyZTKh0re6fUFKR
TUJPu7iZ4Iz222tmqfyKyDJk3aVrj+qqWbDSe5JuPfAZ/zDJaAjFldqSX+dQfcesmzKDjsIietM9
4CeTGll1M6Jkqc3re+sejypHlJINOjSh9vuKGUGJvFU2oedxrwdaFya9/uAEE3MYeT6MqFUx0bAi
DurC0OOdbIeZ0cWTNunYZ0WIKY7cCXXtcOIwQwDPABfjcRhzXZTM3alZiYaMg4v+TubVEzNlc3EO
JXWvZ0tWivfur8bW/o9XTmd5c7m1pz4grZu5rRShIIPzTc1Jn9gjYPiUu/qy4xitFHoJxXSIGGeu
xTrbYPdIUAQANjXsxqMNrlUy/4bm6dHtFdx7xUljJPDRwwLBjBG3LUXGOB6PCZP5s8mbLrIHkXle
CEvuxYY86oKppqOQyDO6Uc/3F5TiFyteTvjdF9vKiln5iMKsS7WtRust8hRSPYoMLxnatVYZ3vF9
NzDOhdp1RED7bRmK/yMbG/zeho9sro3DjpBZK7fbXORKm2DuG9npS9vEWY0PtjSnhk3+eYvefC4C
pPm8+W/S4Xz0AwAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEAnE5eIeIGAAA6HAAAGgAAAGNsaXBib2FyZC90
aGVtZS90aGVtZTEueG1s7FlPbxtFFL8j8R1Ge2/j/42jOlXs2A20aaPYLepxvB7vTjO7s5oZJ/UN
tUckJERBHKjEjQMCKrUSl/JpAkVQpH4F3szsrnfiNUnbCCpoDvHu29+8/+/Nm93LV+5FDB0SISmP
O171YsVDJPb5hMZBx7s1GlxY95BUOJ5gxmPS8eZEelc233/vMt7wGU3GHIvJKCQRQcAolhu444VK
JRtra9IHMpYXeUJieDblIsIKbkWwNhH4CAREbK1WqbTWIkxjbxM4Ks2oz+BfrKQm+EwMNRuCYhyB
9JvTKfWJwU4Oqhoh57LHBDrErOMBzwk/GpF7ykMMSwUPOl7F/Hlrm5fX8Ea6iKkVawvrBuYvXZcu
mBzUjEwRjHOh1UGjfWk7528ATC3j+v1+r1/N+RkA9n2w1OpS5NkYrFe7Gc8CyF4u8+5VmpWGiy/w
ry/p3O52u812qotlakD2srGEX6+0Gls1B29AFt9cwje6W71ey8EbkMW3lvCDS+1Ww8UbUMhofLCE
1gEdDFLuOWTK2U4pfB3g65UUvkBBNuTZpUVMeaxW5VqE73IxAIAGMqxojNQ8IVPsQ072cDQWFGsB
eIPgwhNL8uUSSctC0hc0UR3vwwTHXgHy8tn3L589Qcf3nx7f/+n4wYPj+z9aRs6qHRwHxVUvvv3s
z0cfoz+efPPi4RfleFnE//rDJ7/8/Hk5EMpnYd7zLx//9vTx868+/f27hyXwLYHHRfiIRkSiG+QI
7fMIDDNecTUnY/FqK0YhpsUVW3EgcYy1lBL+fRU66BtzzNLoOHp0ievB2wLaRxnw6uyuo/AwFDNF
SyRfCyMHuMs563JR6oVrWlbBzaNZHJQLF7Mibh/jwzLZPRw78e3PEuibWVo6hvdC4qi5x3CscEBi
opB+xg8IKbHuDqWOX3epL7jkU4XuUNTFtNQlIzp2smmxaIdGEJd5mc0Qb8c3u7dRl7Myq7fJoYuE
qsCsRPkRYY4br+KZwlEZyxGOWNHh17EKy5QczoVfxPWlgkgHhHHUnxApy9bcFGBvIejXMHSs0rDv
snnkIoWiB2U8r2POi8htftALcZSUYYc0DovYD+QBpChGe1yVwXe5WyH6HuKA45Xhvk2JE+7Tu8Et
GjgqLRJEP5mJklheJdzJ3+GcTTExrQaautOrIxr/XeNmFDq3lXB+jRta5fOvH5Xo/ba27C3Yvcpq
ZudEo16FO9mee1xM6NvfnbfxLN4jUBDLW9S75vyuOXv/+ea8qp7PvyUvujA0aD2L2EHbjN3Ryql7
Shkbqjkj16UZvCXsPZMBEPU6c7ok+SksCeFSVzIIcHCBwGYNElx9RFU4DHECQ3vV00wCmbIOJEq4
hMOiIZfy1ngY/JU9ajb1IcR2DonVLp9Ycl2Ts7NGzsZoFZgDbSaorhmcVVj9UsoUbHsdYVWt1Jml
VY1qpik60nKTtYvNoRxcnpsGxNybMNQgGIXAyy0432vRcNjBjEy0322MsrCYKJxniGSIJySNkbZ7
OUZVE6QsV5YM0XbYZNAHx1O8VpDW1mzfQNpZglQU11ghLovem0Qpy+BFlIDbyXJkcbE4WYyOOl67
WWt6yMdJx5vCORkuowSiLvUciVkAb5h8JWzan1rMpsoX0WxnhrlFUIVXH9bvSwY7fSARUm1jGdrU
MI/SFGCxlmT1rzXBredlQEk3OpsW9XVIhn9NC/CjG1oynRJfFYNdoGjf2du0lfKZImIYTo7QmM3E
Pobw61QFeyZUwusO0xH0Dbyb0942j9zmnBZd8Y2YwVk6ZkmI03arSzSrZAs3DSnXwdwV1APbSnU3
xr26Kabkz8mUYhr/z0zR+wm8fahPdAR8eNErMNKV0vG4UCGHLpSE1B8IGBxM74Bsgfe78BiSCt5K
m19BDvWvrTnLw5Q1HCLVPg2QoLAfqVAQsgdtyWTfKcyq6d5lWbKUkcmogroysWqPySFhI90DW3pv
91AIqW66SdoGDO5k/rn3aQWNAz3kFOvN6WT53mtr4J+efGwxg1FuHzYDTeb/XMV8PFjsqna9WZ7t
vUVD9IPFmNXIqgKEFbaCdlr2r6nCK261tmMtWVxrZspBFJctBmI+ECXwDgnpf7D/UeEz+wVDb6gj
vg+9FcHHC80M0gay+oIdPJBukJY4hsHJEm0yaVbWtenopL2WbdbnPOnmck84W2t2lni/orPz4cwV
59TieTo79bDja0tb6WqI7MkSBdI0O8iYwJR9ydrFCRoH1Y4HX5Mg0PfgCr5HeUCraVpN0+AKPjLB
sGS/DHW89CKjwHNLyTH1jFLPMI2M0sgozYwCw1n6DSajtKBT6c8m8NlO/3go+0ICE1z6RSVrqs7n
vs2/AAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEAnGZGQbsAAAAkAQAAKgAAAGNsaXBib2FyZC9kcmF3aW5n
cy9fcmVscy9kcmF3aW5nMS54bWwucmVsc4SPzQrCMBCE74LvEPZu0noQkSa9iNCr1AcIyTYtNj8k
UezbG+hFQfCyMLPsN7NN+7IzeWJMk3ccaloBQae8npzhcOsvuyOQlKXTcvYOOSyYoBXbTXPFWeZy
lMYpJFIoLnEYcw4nxpIa0cpEfUBXNoOPVuYio2FBqrs0yPZVdWDxkwHii0k6zSF2ugbSL6Ek/2f7
YZgUnr16WHT5RwTLpRcWoIwGMwdKV2edNS1dgYmGff0m3gAAAP//AwBQSwECLQAUAAYACAAAACEA
u+VIlAUBAAAeAgAAEwAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAW0NvbnRlbnRfVHlwZXNdLnhtbFBLAQItABQA
BgAIAAAAIQCtMD/xwQAAADIBAAALAAAAAAAAAAAAAAAAADYBAABfcmVscy8ucmVsc1BLAQItABQA
BgAIAAAAIQAhvJeLCwMAADMHAAAfAAAAAAAAAAAAAAAAACACAABjbGlwYm9hcmQvZHJhd2luZ3Mv
ZHJhd2luZzEueG1sUEsBAi0AFAAGAAgAAAAhAJxOXiHiBgAAOhwAABoAAAAAAAAAAAAAAAAAaAUA
AGNsaXBib2FyZC90aGVtZS90aGVtZTEueG1sUEsBAi0AFAAGAAgAAAAhAJxmRkG7AAAAJAEAACoA
AAAAAAAAAAAAAAAAggwAAGNsaXBib2FyZC9kcmF3aW5ncy9fcmVscy9kcmF3aW5nMS54bWwucmVs
c1BLBQYAAAAABQAFAGcBAACFDQAAAAA=
" fillcolor="white [3201]" stroked="f" strokeweight=".5pt">
<v:textbox>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal>
4<o:p></o:p></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="height: 38px; left: 0px; margin-left: 388px; margin-top: 19px; mso-ignore: vglayout; position: absolute; width: 46px; z-index: 251672576;"><span style="font-size: large;"></span></span><!--[endif]--><!--[if gte vml 1]><v:shape
id="Picture_x0020_12" o:spid="_x0000_i1025" type="#_x0000_t75" style='width:170.25pt;
height:33.75pt;visibility:visible;mso-wrap-style:square'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\NOTEBOOK\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image023.png"
o:title="" croptop="32584f" cropbottom="23007f" cropleft="2071f" cropright="35304f"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="font-size: large;"><!--[endif]--><b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> <o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Dalam proses
pembuatan serangga transgenik, TE ini diisi dengan DNA yang diinginkan oleh
peneliti. Misalnya TE akan disisipi
dengan gen toksin <i>Bacillus thuringensis</i>,
TE disisipi gen yang akan mengeskpresikan protein obat atau protein pangan
dsb. Produk TE dipasarkan dengan merk
dagang PiggiBac<sup>TM</sup>.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">A.4. Aplikasi Bioteknologi<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Mulai
tahun 1980-an terobosan bioteknologi sangat besar.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Peneliti dapat menciptakan tanaman resisten
terhadap bahan kimia.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Tahun 1987 uji
lapang terhadap tanaman hasil rekayasa genetika disetujui oleh pemerintah USA.
Ada sebanyak 12.000 uji lapang yang disetujui pemerintah.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Tahun 1980 berhasil diciptakan mikroorganisme
transgenik. Bakteri </span><i style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: x-large;">Pseudomonas
fluorescens </i><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">diubah DNAnya sehingga mampu mengekspresikan protein anti beku
untuk menghambat pembentukan kristal es.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">
</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Protein antibeku ini dapat dimanfaatkan dalam bidang pertanian untuk
mencegah kerusakan tanaman akibat suhu beku di musim gugur. </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Tahun 2009 FDA (food Drug Agency) menyetujui
obat-obatan yang dihasilkan oleh hewan ternak melalui metode bioteknologi.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Protein anti clotting faktor dapat diproduksi
berbarengan dengan produksi susu kambing (Donovan 2009).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Serangga
Transgenik<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Serangga
transgenik dikembangkan pada kepentingan antara produksi obat-obatan dalam
bidang kesehatan dan tanaman rekayasa genetika.
Serangga trangenik mulai dikembangkan tahun 1950 dan 1960. Saat itu ternak di selatan USA terserang
lalat yang belatungnya hidup dan berkembang biak dalam tubuh hewan ternak. Cara yang digunakan untuk mengendalikan hama
lalat tersebut dengan teknik jantan mandul (SIT <i>sterilized insect technique</i>).
Dari kisah pengendalian lalat dengan SIT tersebut terfikirkan untuk
mengembangkan serangga transgenik untuk mengendalikan penyakit dengan vektor
serangga tersebut (Donovan 2009).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Motivasi
Pengembangan Serangga Transgenik<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Motivasi
perlu dilakukan pengembangan serangga transgenik ada kaitannyan dengan penyakit
manusia yang disebarkan melalui vektor serangga. Ada 7 penyakit mematikan dengan vektor
serangga yaitu malaria, dengue fever, lymphatic filariasis, yellow fever,
leishmaniasis, chagas disease, african sleeping sickness. Penyakit dengan vektor serangga tersebut
umumnya terjadi di Afrika, Asia dan Amerika latin. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Perusahaan farmasi besar umumnya enggan
berinfestasi mengembangkan obat-obatan untuk penyakit yang disebutkan
sebelumnya tersebut. Mereka menganggap
pangsa pasar tidak akan mampu pembeli produk obat-obatan hasil penelitian dan
investasi dengan biaya tinggi. Akibatnya
7 penyakit mematikan dengan vektor seragga tersebut akan tetap ada, tanpa ada
sulusi pencegahan dan pengobatannya. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Masalah
lain yang muncul, pengobatan di negara dunia ketiga adalah terbatasnya sarana
dan prasarana yang ada. Vaksin yang
sudah dikembangkan untuk mencegah suatu penyakit sering tidak efektif saat
diaplikasikan di lapangan. Tidak ada
fasilitas pendingin, tidak ada listrik membuat vaksin rusak dan tidak efektif
lagi untuk mencegah suatu penyakit (Donovan 2009).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Motivasi
lain perlunya dikembangkan serangga transgenik adalah mengeliminasi hama
tanaman pertanian dan hewan ternak.
Pengendalian menggunakan insektisida sintetis menyebabkan masalah lain
yang tidak kalah pelik antara lain: pencemaran air, makanan, lingkungan,
manusia, timbulnya resistensi dan resurgensi pada hama. Banyak dana dikeluarkan
untuk pengendalian hama ternak lalat screw worm dan lalat buah Mediterinia. Biaya yang dikeluarkan tersebut diharapkan
akan berkurang atau bahkan tidak ada setelah aplikasi serangga transgenik untuk
pengendalian vektor (Donovan 2009).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Masalah
penting lain yang perlu diselesaikan yaitu hilangnya koloni lebah karena
terserang oleh patogen dan juga karena pengaruh insektisida biogenik
amine.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Persoalan ini kemungkinan dapat
diselesaikan menggunakan pendekatan rekayasa serangga (Farooqui 2013).</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Potensial penggunaan serangga transgenik adalah
sebagai bioreaktor untuk menghasilkan protein obat-obatan, protein bahan
makanan dalam skala besar, murah, mudah dan berkualitas (Chen et al 2006,
Verkerk et al 2007).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Cara
Membuat Serangga Transgenik</span></b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Ada
3 katagori yang termasuk dalam definisi serangga transgenik yaitu<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><b>1. Merusak genom serangga secara langsung
menggunakan radiasi atau mutagen senyawa kimia</b>, contohnya adalah nyamuk
yang dilakukan teknik SIT (<i>sterile insect
technique</i>). </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">SIT adalah serangga
transgenik pertama yang dikembangkan dengan merubah langsung genom dan
dilaporkan mengalami kesuksesan. Nyamuk
dilakukan rearing masal di laboratorium, dipisahkan jantan dan betina secara
manual. Jantan diberi perlakuan radiasi
radioaktif agar spermanya mengalami kerusakan.
Nyamuk jantan kemudian dilepaskan ke lapangan. Nyamuk jantan ini akan kawin dengan nyamuk
liar dan menghasilkan keturunan mandul, tidak ada telur yang menetas sehingga
lambat laun populasi nyamuk di lapangan akan turun (Donovan 2009).</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: x-large;"><br /></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: x-large;"><br /></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: x-large;"><br /></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: x-large;">2. Paratransgenesis yaitu mengubah flora
simbion komensalisme yang ada dalam sel atau saluran pencernaan serangga</b><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Tujuan paragenesis adalah mengubah kompetensi
serangga vektor dengan mengubah genetik simbion yang hidup di dalamnya.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Paratransgenesis dilakukan pada simbion yang
‘</span><i style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: x-large;">absolute dependent </i><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">atau</span><i style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: x-large;"> </i><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">ketergantungan mutlak pada inangnya
(Donovan 2009).</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Contoh paratransgenesis
antara lain modifikasi bakteri simbion Wolbachia pada nyamuk (Weren et al
2008), modifikasi bakteri </span><i style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: x-large;">Enterobacter
cloacae</i><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> yang hidup di saluran pencernaan rayap (Husseneder and Grace 2005).</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Simbion
seperti wolbachia diturunkan dari serangga betina ke keturunan selanjutnya,
tidak infeksius, terjadi juga secara alami dalam rentang evolusi panjang. Seperti halnya mitokondria, awalnya adalah
bakteri bebas kemudian bergabung dengan sel. Walaupun mitokondria sudah
bergabung dengan sel, ciri sebagai bakteri tidak hilang, salah satunya masih
tetap mempunyai DNA khusus di dalam mitokondria. Nyamuk vektor penyakit dengue fever secara
alami tidak mempunyai simbion wolbacia di dalam selnya. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Peneliti memasukkan <i>Wolbacia pipientis</i> ke dalam sel nyamuk <i>Aedes aegypti</i>, seperti mempercepat terjadinya evolusi. <i>A. aegypti</i>
terinfeksi <i>W. pipientis </i>kemudian kawin
dengan nyamuk liar akan terjadi ketidak cocokan sitoplasmik sehingga keturunan
yang dihasilkan mati. Walaupun tidak melakukan
perubahan genetik pada serangga inang, memasukkan simbion atau memodifikasi
siombion dapat dikatagorikan sebagai serangga transgenik sehingga analisis
resiko dan management pengawasan sama seperti serangga transgenik konvensional
lainnya (Beech et al 2012).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><b>3. Merubah genom serangga</b>. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">K</span><span style="font-size: large;">urzgesagt
(2016) membuat film animasi sederhana sehingga mudah difahami mengenai
mekanisme pembuatan serangga transgenik. Plasmodium adalah patogen penyebab penyakit
malaria yang dibawa oleh vektor nyamuk <i>Anopheles
gambiae</i>. Plasmodium masuk ke dalam
tubuh manusia saat nyamuk menghisap darah.
Plasmodium langsung menuju sel hati, berkembang biak hingga menyebabkan
sel hati pecah. Sel yang pecah membuat
plasmodium terikut ke dalam aliran darah. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Gumpalan plasmodium tidak sengaja
juga akan menempel pada sel darah merah yang mengalir di pembuluh darah. Plasmodium akan bereplikasi hingga membuat
sel darah merah rusak dan pecah. Semakin
banyak plasmodium yang berhasil berkembang biak maka jumlah sel darah merah
yang rusak dan pecah semakin banyak.
Jika tidak ditolong oleh tenaga medis maka seseorang terserang
plasmodium akan mengalami kematian.
Untuk mencegah kematian yang semakin banyak akibat plasmodium ini
dilakukan rekayasa nyamuk transgenik. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">DNA
nyamuk yang dipelihara di laboratorium dipotong dengan gunting enzim restriksi
endonuklease. DNA ini kemudian disisipi
dengan DNA dari luar sesuai kebutuhan misalnya hasil akhirnya adalah keturunan
tidak lagi sebagai vektor plasmodium.
Serangga transgenik ini kemudian dilepaskan ke lingkungan. Nyamuk transgenik akan kawin dengan nyamuk
liar hingga dihasilkan keturunan transgenik.
Pada awalnya serangga transgenik sedikit dengan semakin banyaknya
terjadi perkawinan dengan nyamuk liar maka populasi nyamuk transgenik akan
semakin banyak. Sehingga diharapkan
nyamuk di suatu hari nanti tidak lagi sebagai vektor plasmodium yang dapat
menyebabkan penyakit malaria.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Pembuatan
serangga transgenik dapat juga ditujukan untuk keperluan SIT (<i>sterile insect technique</i>) yaitu serangga
jantan dan betina hasil rekayasa genom di laboratorium akan kawin dengan serangga
liar menghasilkan keturunan tidak dapat berkembang atau mati. Schetelig et al (2009) menerangkan cara
membuat lalat buah mediteria (<i>Ceratitis
capitata</i>) untuk keperluan menurunkan populasi lalat buah liar di alam
dengan introduksi <i>C. capitata </i>hasil
rekayasa genetika. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Cara memasukkan DNA
rekombinasi untuk tujuan SIT secara invitro menggunakan bantuan ‘jumping gen’ enzim
transposase PiggyBac. PiggyBac yang
sudah masuk ke tubuh lalat buah transgenik harus dibuang kembali karena jika
tidak dibuang dikhawatirkan DNA rekombinan akan meloncat masuk ke organisme
lain. Dengan membuang transposase
PiggyBac maka, DNA rekayasa bersifat stabil dan tidak dapat keluar berpindah ke
organisme lain.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Hal
penting lain dalam membuat lalat buah rekayasa genetik adalah gen untuk
keperluan SIT akan menyisip di sembarang lokasi dalam genom serangga. Lokasi gen SIT yang tidak tepat dapat
menyebabkan lalat buah mengalami cacat fisik, tidak dapat terbang, lemah tidak
mampu bersaing memperebutkan pasangan. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Untuk mendapatkan tempat penyisipan gen
SIT yang tepat diperlukan pengerjaan injeksi DNA invitro pada embrio lalat buah
secara acak. Jika lokasi penyisipan DNA
di genom lalat buah sudah tepat yakni lalat berkembang sempurna tanpa
kekurangan, maka lokasi DNA tersebut dapat diketahui karena digunakan marker
attP (attachmentP). Marker aatP adalah
ruas DNA yang dapat mengekpresikan warna jika serangga disinari dengan UV. Populasi lalat buat mengandung marker aatP
dipelihara di lab untuk keperluan pengerjaan selanjutnya (Schetelig et al 2009).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Setelah
mendapatkan populasi lalat buah dengan marker aatP maka proses selanjutnya
yaitu menciptakan plasmid yang juga mengandung marker sebagai penanda serangga
rekombinan berhasil terbentuk. Plasmid bermarker
ini disisipi dengan DNA untuk keperluan SIT.
Agar plasmid dapat terintegrasi dengan DNA lalat buah target di lokasi
aatP maka, plasmid perlu diberikan enzim peloncat transposase PiggyBac. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Plasmid dengan transposase PiggyBac
diinjeksikan secara invitro pada embrio lalat buat bermarker aatP. Lalat buah transgenik yang berhasi diciptakan
dideteksi dengan cara imago disinari dengan UV, lalu mengekspresikan 2 warna
dari marker aatP dan marker plasmid.
Populasi serangga transgenik ini dikawinkan sesamanya sehingga
didapatkan lalat buah homozigot AA (Schetelig et al 2009).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Proses selanjutnya menciptakan
populasi lalat buah lain yang mengandung PiggyBac jumpstarter homozigot BB. Perkawinan antara lalat buah mengandung
jumstarter BB ini dengan populasi transgenik AA menghasilkan lalat buah tanpa
transposase PiggyBac dan populasi lalat buah dengan transposase PiggyBac.
Populasi lalat buah tanpa enzim transposase PiggyBac yang juga mengandung gen
untuk keperluan SIT inilah yang akan dilepaskan kelapangan. Populasi lalat buah dengan enzim peloncat
PiggyBac tidak dipakai kemudianmati. Karena
lalat buah transgenik tidak lagi mengandung enzim peloncat maka tidak ada
kekawatiran DNA transgenik akan lolos dan berintegrasi dengan DNA pada
organisme lain di alam (Schetelig et al 2009).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Cara
Serangga Transgenik Mengendalikan Populasi Hama atau Vektor<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Ada 2 strategi
untuk mengendalikan populasi serangga hama atau serangga vektor di alam yaitu<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">1.
Strategi membatasi diri (<i>Self-limiting
strategies</i>)<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Serangga
transgenik setelah dilepaskan ke alam liar, cepat atau lambat populasinya akan
menghilang dari lingkungan pelepasan.
Untuk itu jika populasi hama atau vektor masih banyak di alam, maka
perlu dilakukan pelepasan ulang serangga transgenik. Contoh strategi membatasi diri ini adalah
pelepasan serangga SIT (<i>sterile insect
technique</i>) yang didapatkan melalui teknik radiasi langsung genom serangga. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Serangga SIT akan kawin dengan serangga liar
menghasilkan keturunan mortal. Dengan
terus menerusnya terjadi perkawinan tersebut maka lambat laun populasi liar
jumlahnya akan berkurang bahkan hilang.
Tujuan akhir dari strategi membatasi diri adalah <i>population suppression, </i>yaitu populasi hama atau vektor jumlahnya
tertekan, sehingga lambat laun akan habis bahkan bisa punah (Beech et al 2012). <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Pemasukan
bakteri wolbacia pada sel nyamuk vektor dengue fever </span><i style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: x-large;">A. aegypti </i><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">juga menggunakan strategi </span><i style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: x-large;">Self-limiting strategies</i><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">. Nyamuk terinfeksi wolbacia jika kawin
dengan nyamuk liar akan terjadi ketidak cocokan sitoplasma sehingga keturunan
yang dihasilkan akan mati (Werren et al 2008).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Beberapa
kemungkinan yang dapat dianalisis dari pelepasan serangga SIT. Serangga transgenik memang didisain untuk
mati, kemudian serangga hama atau vektor juga akan punah. Maka ada satu spesies serangga punah dari
muka bumi. Pertanyaan besar untuk
kelangsungan mata rantai jaring makanan di suatu ekosistem. Setiap satu mata rantai hilang pasti akan
menimbulkan dampak tidak baik pada rantai makanan berikutnya. Bisa juga dilakukan alternatif, populasi hama
atau vektor dilakukan management tidak sampai habis di alam liar. Jika suatu waktu populasi vektor meningkat
dapat dilakukan aplikasi pelepasan ulang serangga transgenik SIT.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">2.
Strategi serangga transgenik untuk establish dan menyebar<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Contoh
strategi establish dan menyebar adalah pelepasan nyamuk transgenik <i>A. gambiae </i>untuk pengendalian nyamuk
vektor plasmodium penyebab penyakit malaria, seperti diulas sederhana oleh Kurzgesagt
(2016). Serangga transgenik yang
dilepaskan ke alam liar akan tetap berada di lingkungan. Populasi serangga transgenik seiring dengan
berjalannya waktu akan mengingkat dan menyebar.
Terjadi peristiwa <i>population
replascement</i>. Serangga transgenik
akan menggantikan populasi nyamuk <i>A. gambiae</i>
liar di alam. Plasmodium tidak dapat
hidup dalam serangga transgenik sehingga penyakit malaria dikemudian hari
diharapkan tidak terjadi lagi (Beech et al 2012).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Keuntungan
Pemakaian Serangga Transgenik<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"> </span></b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Beberapa manfaat
yang dapat dirasakan dari penggunaan serangga transgenik antara lain:<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
</div>
<ul>
<li>.<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; text-indent: -18pt;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Serangga non target yang terkena dampak
serangga transgenik lebih sedikit dibandingkan jika menggunkan aplikasi
insektisida</span></li>
<li>.<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Serangga transgenik mampu mengendalikan
populasi hama dan vektor secara menyeluruh, pada setiap sudut tempat yang
mungkin tidak terjangkau jika dilakukan pengendalian konvensional.</span></li>
<li>.<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Serangga rekayasa genetika dapat
melakukan andil mengurangi penggunaan insektisida dan mengurangi residu toksik
yang masih tertinggal di lingkungan.</span></li>
<li>.<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Serangga transgenik mampu melakukan
fungsinya baik sebagai pengendali hama dan vektor juga sebagai bioreaktor tanpa
supervisi manusia selama 24 jam non stop, 7 hari seminggu, 30 hari dalam
sebulan (Donovan 2009).</span></li>
</ul>
<!--[if !supportLists]--><br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Resiko
Pemanfaat Serangga Transgenik<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li><span style="font-size: large;">Dampak
negatif yang mungkin dirasakan dengan pelepasan serangga transgenik ke alam
liar adalah</span></li>
<li><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Timbulnya resistensi pada serangga atau
patogen. Strategi replacement,
penggantian suatu populasi, ada kemungkinan memicu munculnya patogen virulen
jenis lain.</span></li>
<li><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Eliminasi satu spesies dapat menimbulkan
resiko dominannya spesies serangga lain, yang mungkin lebih invasif membuat
kerusakan.</span></li>
<li><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Bisa terjadi kemungkinan gene dalam
serangga transgenik berpindah ke spesies lain (horizontal gene transfer). Kemungkinan terjadinya gene trasfer ini dapat
dijelaskan oleh Schetelig et al (2009) tidak akan terjadi karena enzim pemindah
transposase, misal PiggyBac sudah dihilangkan dari serangga transgenik,
sehingga gen dari transgenik tidak dapat keluar secara otomatis.</span></li>
<li><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Dampak yang belum diketahui dari larva
serangga transgenik terhadap tanaman, kesehatan manusia dan lingkungan.</span></li>
<li><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Jika sudah terjadi suatu kerusakan
lingkungan yang ditimbulkan oleh seragga rekayasa genetika, sifatnya tidak
dapat balik (Donovan 2009).</span></li>
</ul>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Contoh-Contoh
Aplikasi Serangga Transgenik Dalam Kehidupan<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><b>Sel serangga sebagai sumber pangan bagi
manusia</b>.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Pertumbuhan populasi manusia yang terus meningkat perlu dicari
alternatif memenuhi kebutuhan protein, disamping protein utama dari hewan
ternak dan tumbuhan. Serangga merupakan
alternatif sumber pangan protein yang relatif murah dan efisien. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa beberapa
spesies serangga aman untuk dikonsumsi.
Akan tetapi bentuk utuh serangga terkadang membuat jijik orang yang akan
mengkonsumsinya. Padahal dari segi
nutrisi, serangga tidak kalah kandungan gizi dibandingkan hewan ternak
lain. Seperti contoh Orthoptera, dalam
100 g berat kering serangga terkandung 61-77 g protein, 4-17 g lemak, 2-17 g
mineral, 362-427 kkalori (Bukkens 1997).
<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Nutrisi
dari serangga didapatkan dengan cara: membiakkan larva atau pupa sebagai
bioreaktor atau membiakkan kultur sel serangga invitro. Memelihara serangga skala besar sebagai
bioreaktor alami mempunyai kendala seperti masalah ruang, kesehatan serangga,
tidak efisien, serangga sering menghasilkan bahan alergan sehingga akan
berpengaruh buruk bagi yang memelihara. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Untuk itu dicari cara termudah, lebih efisien yaitu menggunakan kultur
sel serangga invitro. Sel serangga
kemudian diinfeksi dengan Baculovirus yang DNAnya sudah disisipi gen untuk
keperluan manusia, misalnya gen tersebut nantinya akan mengekspresikan protein
untuk keperluan konsumsi. Keuntungan
lain menggunakan Baculovirus karena virus tersebut diketahui tidak berbahaya
bagi manusia dan hanya spesifik menginfeksi serangga. Keuntungan memproduksi protein melalaui kultur
sel serangga adalah bioreaktor buatan tidak memerlukan ruangan masif seperti
jika membiakkan serangga. Bioreaktor tersebut
tertutup sehingga tidak ada kontaminasi atau terjadi alergi pada pekerja
(Verkerk 2007). <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><b>Produksi protein obat hGM-CSF pada pupa
ulat sutra (<i>Bombyx mori</i>). <o:p></o:p></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Myelodysplastic syndromes adalah kondisi
dimana sumsum tulang belakang tidak dapat memproduksi sel darah merah, sel
darah putih dan platelet (mds-foundation 2016).
Protein hGM-CSF (<i>human
granulocyte-macrophage colony stimulating factor</i>) dapat digunakan sebagai prekursor
agar sel sumsum tulang belakang kembali lagi berfungsi. Protein hGM-CSF dapat juga digunakan untuk
mengobati regenerative drawback anemia, visceral leishmaniasis dan AIDS. Selama ini protein hGM-CSF dihasilkan dari
ekspresi bakteri <i>Escherichia coli, </i>hanya
saja protein tidak terlipat dengan sempurna sehingga mempengaruhi keefektifan dalam
proses pengobatan penyakit.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Produksi
protein hGM-CSF dapat dihasilkan melalui larva <i>B. mori </i>yang diinfeksi baculovirus dimana DNAnya sudah disisipi
dengan gen hGM-CSF<i>. </i>Hanya saja, larva
membutuhkan proses rearing dengan pakan daun mulberry pada kondisi suhu stabil
(25-28<sup>o</sup>C). Untuk itu Chen at al (2006) mencoba memproduksi protein
hGM-CSF menggunakan pupa <i>B. mori</i>
sehingga tidak perlu dilakukan proses pemiliharaan intensif. Protein hGM-CSF dapat diproduksi dari pupa <i>B. mori </i>yang diinfeksi baculovirus
rekombinan, dengan tingkat glikosilasi residu gula manose tinggi dan karakteristik
protein sesuai hGM-CSF alami.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><b>Paratransgenesis untuk pengendalian hama
rayap. </b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Di dalam saluran pecernaan
rayap dipenuhi oleh komunitas mikroba.
Rayap sangat tergantung pada mikroba ini untuk memenuhi kebutuhan
nitrogen, karbon, dan energi.
Mikroorganisme dalam saluran pencernaan juga sebagai pelindung rayap
dari serangan bakteri dari luar tubuh. Antar
rayap saling bertukar koloni mikroba saluran pencernaan melalui proses:
grooming, pertukaran makanan dan coprophagy (makan kotoran) (Dillon and Dillon
2004 dalam Husseneder 2005). </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Karena
ketergantungan tinggi rayap pada mikroflora dalam saluran pencernaannya, maka hal
ini potensial digunakan sebagai sarana pengendalian rayap. Sebagai ilustrasi, bakteri mikroflora rayap
genomnya disisipi gen penghasil toksin <i>Bacillus
thuringiensis</i>. Dengan adanya sifat
grooming, coprophagy dan pertukaran makanan maka toksin <i>B. thuringiensis </i>akan cepat tersebar ke seluruh koloni rayap
sehingga dapat menyebabkan kematian masal koloni.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Proses
pembuatan rekayasa paratransgenesis sebagai berikut seperti diulas oleh
Husseneder dan Grace (2005). Di dalam
saluran pencernaan rayap Formosan Subteranean (<i>Coptotermes formosanus </i>Shiraki, Isoptera: Rhinotermitidae) terdapat
bakteri indegenous <i>Enterobacter cloacae</i>. Seperti diketahui setiap bakteri mempunyai
plasmid. Plasmid <i>E. cloace </i>diisolasi, dipotong dengan enzin restriksi, disisipi gen pengendali
rayap misalnya Bt toksin, marker lacZ dan gen resisten antibiotik ampicillin. Marker lacZ berfungsi sebagai penanda bahwa
gen Bt toksin sudah masuk dalam plasmid, jika disinari di bawah UV maka bakteri
akan berwarna hijau. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Gen resisten
antibiotik ampicillin digunakan, saat menumbuhkan koloni bakteri dalam cawan
petri yang diberi sejumlah konsentrasi ampicillin, maka bakteri non target mati
sedangkan bakteri mengandung DNA rekombinan akan tetap hidup. Bakteri tahan antibiotik kemudian berwarna hijau
ketika disinari UV adalah sebagai penanda bahwa DNA mengandung Bt toksin sudah
berada di dalam plasmid.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Koloni
bakteri <i>E. cloacae </i>mengandung gen Bt
toksin disiramkan pada kertas saring, kemudian rayap pekerja diberi waktu 12
jam untuk memakan kertas saring tersebut.
Hasilnya 90-100% populasi bakteri <i>E.
cloacae </i>dalam saluran pencernaan rayap <i>C.
formosanus </i>Shiraki sudah mengandung bakteri transgenik. Dari rayap pekerja yang bertugas memberi
makan koloni, maka bakteri transgenik tersebar ke seluruh populasi. Populasi <i>C.
formosanus </i>akan mati kerena racun toksin.
Husseneder dan Grace (2005) juga menjelaskan tanah tempat hidup rayap
tidak terdeteksi adanya bakteri rekombinan mengandung gen Bt toksin sehingga
tidak ada kekawatiran toksin akan menyebar ke organisme lain.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><b>Ekspresi enzim asetilkolinesterase lalat untuk deteksi residu pestisida. </b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Pestisida berbahan aktif posfat dan
karbamat bekerja dengan cara mengikat enzim asetilkolinesterase (AchE) yang
berada di percabangan syaraf antara akson dengan dendrit. Karena AChE diikat oleh posfat dan karbamat
maka neurotransmitter asetilkoline tidak dapat dipecah menjadi asetil dan
koline sehingga terjadi penumpukan asetilkoline di sinap syaraf. Sinyal listrik tidak dapat berjalan lancar
menyebabkan serangga kejang-kejang, lumpuh dan mati. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Pemakaian pestisida yang tidak bijaksana
membuat residunya masih terdapat di bahan makanan, tanah, air, hewan ternak
dll. Residu pestisida berbahan aktif
posfat dan karbamat ini dapat dideteksi keberadaannya menggunakan enzim AChE
sintetik menggunakan prinsip molekular (Lang et al 2010). AChE dimasukkan dalam cairan mengandung residu
posfat dan karbamat akan terjadi reaksi ikatan AChE dengan posfat dan
karbamat. Sebaliknya jika sampel tidak
mengandung residu pestisida maka tidak akan terjadi ikatan apapun.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Proses
pembuatan enzim AChE sintetik dijelaskan Lang et al (2010) sebagai berikut. Kepala
lalat rumah (<i>Musca domestica</i>)
diekstrak untuk mendapatkan total RNA.
Komplemen DNA disintetik dari total RNA menggunakan enzim reverse
transcriptase dan oligo T (dT) primer. Gen
penyandi AChE yang sudah didapat kemudian disisipkan dalam plasmid pGEM-T. Plasmid mengandung gen AChE kemudian
dimasukkan dalam baculovirus transfer vektor pFastBac 1. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Baculovirus transgenik yang mengandung gen
AChE kemudian di infeksikan ke kultur sel serangga <i>Trichoplusia ni. </i>Ekspresi
DNA rekombinan berupa enzim AChE kemudian dipanen dengan sentrifugasi dan
purifikasi. Enzim murni AChE ini yang
digunakan untuk deteksi adanya residu senyawa posfat dan karbamat di
lingkungan, bahan makanan dll. Enzim
sintetik mampu mendeteksi adanya senyawa residu pestisida 0,02 ppm untuk bahan
aktif Dichlorvos; 0,12 ppm untuk carbofuran; 0,15 ppm untuk propoxur; 0,15 ppm
untuk bendiocas; dan 2 ppm untuk
methomyl.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Daftar
Pustaka<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Beech
CJ, Koukidou M, Morrison NI, Alphey L. 2012. Genetically modified insects:
science, use, status and regulation.
Collection of Biosafety Reviews 6:66-124.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Biology
Animation Videos. 2016. Transposons animation-DNA transposable
element. YOUTUBE [diakses 4 Desember 2016].<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Bukkens
SGF. The nutritional value of edible insects. Ecol Food Nutr 36:287-319.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Chen
J, Wu XF, Zhang YZ. 2006. Expression,
purification and characterization of human GM-CSF using silkworm pupae (<i>Bombyx mori</i>) as a bioreactor. Journal of
Biotechnology 123: 236-247.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Cohen
SN, Chang ACY, Boyer HW, Helling RB. 1973. Contruction of biologically
functional bacterial plasmid in vitro. Proc. Nat. Acad. Sci. USA 70
(11):3240-3244.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.25pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif;">Donovan
MJ. 2009. Genetically modified insecet: why do we need them and how will they
be regulated. </span><span lang="ES" style="font-family: "times new roman" , serif;">17 Mo. Envtl. L. & Pol'y Rev. 62</span><span style="font-family: "times new roman" , serif;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.25pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Farooqui
T. 2013. A potential link among biogenic amines based pesticides,learning and
memory, and colony collapse disorder: a
unique hypothesis. Neurochemistry International 62:122-136<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.25pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Herren
RV. 2005. Introduction to Biotehnology An Agricultural
Revolution. Thomson Delmar Learning: USA<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.25pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Husseneder
C, Grace JK. 2005. Genetically
engineered termite gut bacteria (<i>Enterobacter
cloacae</i>) deliver and spread foreign genes in termite colonies. Applied
Genetics and Molecular Biotechnology 68: 360-367.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Karp
Gb. 2014. Cell Biology Seventh Edition. Wiley: Asia.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Kurzgesagt.
2016. Easy understanding <i>A.aegipti </i>modified
insect. YOUTUBE.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Lang
GJ, Shang JY, Chen YX. 2010. Expression of the housefly acetylcholinesterase in
a bioreactor and its potential application in the detection of pesticide
residues. World J Microbiol Biotechnol 26:1795-1801.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif;">Mds-foundation.org.
2016. Understanding myelodysplastic syndrom. </span><a href="http://www.mds-foundation.org/what-is-mds"><span style="font-family: "times new roman" , serif;">www.mds-foundation.org/what-is-mds</span></a><span style="font-family: "times new roman" , serif;"> [diakses 3
Desember 2016].<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Schetelig
MF, Scolari F, Handler AM, Kittelmann S, Gasperi G, Wimmar EA. 2009.
Site-specific recombination for the modification of transgenic strains of the
Mediterranean fruit fly <i>Ceratitis
capitata. </i> PNAS 43(106): 18171-18176.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif;">Transpoagenbio. 2016.
The PiggyBac<sup>TM</sup> Transposagen.
</span><a href="http://www.transposagenbio.com/products-and-services/gen-editing-reagent-and-kits/piggybac"><span style="font-family: "times new roman" , serif;">www.transposagenbio.com/products-and-services/gen-editing-reagent-and-kits/piggybac</span></a><span style="font-family: "times new roman" , serif;"> [diakses 4
Desmber 2016].<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.25pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Verkerk
MC, Tramper J, van Trijp JCM, Martens DE. 2007. Insect cell for human
food. Biotechnology Advances 25:198-202.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Watson
JD & Crick FHC. 1953. The structure of DNA. Cold Spring Harb Symp Quant
Biol 18:123-131<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Werren
JH, Baldo L, Michael EC. 2008. Wolbachia: master manipulators of invertebrate
biology. Nature Reviews Microbiology
Volume 6.<o:p></o:p></span></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Wessler
S. 2012. Introduction to transposable elements. iBiology. YOUTUBE.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-85069056833754489332017-02-11T16:19:00.000+07:002017-02-11T17:34:02.862+07:00Donald Trump dan Post Factual Politik<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><i><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Post Factual Politics<o:p></o:p></span></span></i></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Sat
Rahayuwati/ENT/A361160041<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu375ehg5cCBtKzV_o_pbhEe2ThpHMf5HbPeoRYyJ8t6OIRH2t7cZoOLamYRzwCsLA2GuVpj-nh6ROuhIuPFXF7jRsupq8uIk6C5KSexRr2U6qpBSt0qHD_k-VqZYUVDlf9KGKIxPQFxLE/s1600/donald+trump.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu375ehg5cCBtKzV_o_pbhEe2ThpHMf5HbPeoRYyJ8t6OIRH2t7cZoOLamYRzwCsLA2GuVpj-nh6ROuhIuPFXF7jRsupq8uIk6C5KSexRr2U6qpBSt0qHD_k-VqZYUVDlf9KGKIxPQFxLE/s1600/donald+trump.jpg" /></a></div>
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b>
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Pendahuluan<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Narasi tentang <i>post factual politics</i> yang diuraikan
dalam naskah berikut sebagian besar bersumber dari diskusi <b>Battle of Idea 2016 </b>dengan judul
“<i>What is the truth about
post-factual politics</i>?”<b>. </b>Diskusi tersebut dapat diakses dari laman
Youtube https://www.youtube.com/watch?v=B_g1hzz06do. Moderator diskusi adalah Claire Fox sebagai
direktur Institute of Ideas. Panelist
diskusi ada 4 orang yaitu<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
</div>
<ul>
<li>·<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Prof. Neena Modi dari neonatal medicine
Imperial College London</span></li>
<li>·<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Prof. Frank Furedi, sebagai sosiologist
dan komentator masalah sosial</span></li>
<li>·<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Dr. Adam Rotherford, bidang keahlian
geneticist, penulis sain sekaligus penyiar radio BBC London.</span></li>
<li>·<span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Josh Lowe, reporter politik Eropa di
chanel Newsweek</span></li>
</ul>
<!--[if !supportLists]--><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Panelist
menerangkan apa itu, bagaimana dan solusi tentang fenomena post factual
politics dari sudut keahlian masing-masing.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">
</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Pembicara pertama adalah Dr. Adam yang mengangkat topik kemudian
dikaitkan dengan sudut pandangnya sebagai scientist.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Prof. Frank menerangkan fenomena dari sudut
pandang seorang sosiologit.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Prof. Neena
menggaris bahawi berfikir kritis harus dibangun sejak kanak-kanak dan Josh
memandang post factual politic dari kaca mata jurnalistik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Penjelasan
materi diskusi tentang <i>post factual politics</i>
adalah sebagai berikut. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Apa
itu <i>post factual politics<o:p></o:p></i></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><i><br /></i></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><i><br /></i></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Fenomena
<i>post factul politics</i> menjadi hal yang
ramai diperbincangkan seiring dengan kemenangan Donald Trump sebagai predisen
US di bulan November 2016 silam. Pada tahun yang sama juga disahkan referendum
keluarnya Inggris dari uni Eropa yang dikenal dengan sebutan Brexit (British
Exit). Apa yang salah dari proses pemilihan
predisen US? Selama proses kampanye
presien, Donald Trump menggunakan cara kampanye yang mengedepankan prasangka, perasaan
yang tidak berdasar pada fakta, bahkan kebohongan-kebohongan yang berbuntut
masalah kebencian ras dan agama.
Pernyataan Donald Trump pemicu kebencian ras dan agama dengan
menyebutkan imigran menimbulkan banyak masalah, mantan presiden Barack Obama
sebagai seorang muslim dll. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Valverade
(2017) dari laman Politifact.com mengutip pernyataan senator Durbin yang
memberi bantahan bahwa imigran di Amerika pun berjasa salah satunya membela
negara sebagai bagian dari angkatan bersenjata US.<i> </i>Bahkan laman The Economist
menyebut Donald Trump sebagai <i>“the lies
of man”. </i>Sebagai manusia rasional, mempunyai tingkat ekonomi dan pendidikan
tinggi ada sesuatu yang tidak wajar dengan terpilihnya seorang pembohong
sebagai pemimping negara adi kuasa seperti Amerika Serikat. Presiden Amerika dipilih dengan pemungutan
suara, dengan begitu rakyat Amerika memilih pemimpin mereka dengan sadar. Dan apakah rakyat Amerika sudah sedemikian
tidak rasional sehingga memilih seorang pemimpin yang pembohong? Bahwa seakan-akan kebenaran sudah tidak ada
lagi. Manusia hanyut dalam kebohongan
dan tidak ada tempat lagi untuk berpegang pada kebenaran. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><b>Kondisi
dimana kebohongan sebagai pemenang mengalahkan fakta dan rasionalisme disebut
sebagai <i>post factual politics</i></b><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><b><i><br /></i></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><b><i><br /></i></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Femonema
<i>post factual politics</i> tidak hanya
terjadi saat terpilihnya Donald Trumph sebagai presiden Amerika Serikat. Beberapa bulan sebelum November 2016
keluarlah referendum keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Pemicu keluarnya Inggris dari Uni Eropa dalah
perasaan, prasangka dan emosi-emosi yang tidak mempunyai dasar fakta. Ide Brexit diinisiasi dari koran lokal,
kemudian berkembang disebarkan melalui media sosial sehingga menjadi
viral. Media sosial berhasil mengikat
emosi-emosi penggunanya sehingga keluarlah referendum yang disetujui sebagain
besar masyarakat Inggris (Seaman 2016).
Sumber pengingat emosi dari Brexit adalah keengganan masyarakat untuk
diatur oleh orang lain. Dengan keluarnya
Inggris dari Uni Eropa, imigran sulit masuk Inggris.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Laman
Express.co.uk menyebutkan, argumen yang diutarakan pendukung Brexit adalah
Inggris mempunyai kekuasaan penuh terhadap wilayahnya seperti dalam hal
keamanan dan mencegah kehadiran para imigran dari Uni Eropa.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Brexiter tidak setuju dengan sistem satu
pasar, satu mata uang yang demikian juga akan terjadi kebebasan bergerak dan
berpindah tempat bagi orang-orang, khususnya datang dan menetap di
Inggris.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Pekerja migran dan tenaga
kesehatan yang kemungkinan akan banyak datang ke Inggris.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Dengan keluarnya Inggris dari EU juga
memudahkan untuk mencegah kriminal lintas kawasan dan terorisme.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Brexiter berharap, Inggris akan kembali
mencapai kejayaaan seperti masa silam.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">
</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Hal ini dibantah oleh fihak yang tidak setuju Brexit bahwa, dengan
Inggris mengisolasi diri, saat ada keputusan penting tentang dunia, Inggris
sedang tidak ada di ruangan.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Hal yang
berkebalikan pasti akan dijumpai yaitu pekerja dari Inggris akan kesulitan
bekerja dan bepergian ke luar negeri.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Keputusan
tentang Brexit terlalu didominasi oleh emosi, yang tidak mendengarkan analisis
para ahli tentang adanya fakta akan adanya keguncangan ekonomi global, ketidak
stabilan ilmu dan keuangan. 52% pemilih,
dengan tingkat literasi tinggi, informasi yang semakin terbuka dengan kecepatan
tinggi, seakan tidak mempedulikan fakta, banyak hal negatif akan terjadi jika
mereka keluar dari uni Eropa. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Fenomena
besar terpilihnya Donald Trump dan Brexit di tahun 2016, sehingga orang
menyebutnya sebagai era dimulainya <i>post-truth</i>
atau <i>post factual politics. </i>Post truth pernah juga terjadi 30 tahun
lalu ketika presiden Amerika Ronald Reagan mengadakan serangan ke Iran. Ronald Reagan tanpa merasa malu mengakui dan
meminta maaf, dengan mengeluarkan pernyataan, “ Hati saya dan perhatian tetap
mengatakan bahwa serangan ke Iran adalah sebuah kebenaran, tetapi fakta
menyatakan alasan penyerangan tersebut tidak tepat atau salah.” (Mantzarlis
2016). Sekali lagi, yang patut digaris
bawahi bahwa suatu kebijakan dikeluarkan oleh pemerintah hanya berdasarkan
perasaan, prasangka dan tanpa dilakukan pengecekan kejadian serta fakta yang
sesungguhnya<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 333.75pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 333.75pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Efidence base policy<o:p></o:p></span></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Dr. Adam sebagai
seorang scientist menekankan bahwa dalam pembuatan keputusan science harus
berdasarkan pada kejadian. Pencarian
suatu penyelesaian science biasanya berdasarkan pada adanya masalah atau
kejadian. Hipotesa dan metode disusun
untuk menjelaskan apa dan bagaimana masalah tersebut. Hasil penyelesaian suatu masalah dapat
diulang oleh orang berbeda, tempat dan waktu yang berbeda. Seharusnya kebiasaan sebagai seorang
scientist untuk melihat latar belakang suatu permasalahan dijadikan juga
sebagai ‘habit’ kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga
keputusan-keputusan berdimensi sosial pun harusnya ditelusur terlebih dahulu
duduk permasalahan, ditelisik fakta dan kejadian yang mendasarinya baru dibuat
suatu keputusan rasional, dengan tidak mengedepankan emosi tentunya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Fact checking<o:p></o:p></span></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Prof. Frank
Furedi juga mengungkapkan perlunya <i>fact
checking</i> atau pengecekan suatu fakta terhadap suatu permasalahan. Dengan semakin tinggi tingkat pendidikan,
terbukanya akses informasi, mudahnya peralatan komunikasi seharusnya menelusuri
suatu fakta bukan yang menyulitkan. Apa
sebenarnya perbedaan antara mengungkapkan kebenaran dan bohong? Melihat fenomena masyarakat sekarang ini
siapa yang memonopoli “kebenaran” dalam tanda kutip bisa jadi yang dianggap
kebenaran adalah suatu kebohongan.
Komponen dalam masyarakat yang semakin berkembang saat ini dipengaruhi
oleh media massa, saintis dan elit masyarakat termasuk politisi. Adanya pengaruh media massa memberikan
argumentasi, menampilkan berita, menayangkan pemberitaan terhadap suatu hal
terus-menerus dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat. Misalnya Donald Trump mendapatkan tempat dan
kepercayaan oleh masyarakat Georgia, sedangkan rakyat dari negara bagian
Amerika yang lain menganggap Donald Trump seorang pembohong. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Di
jaman modern seperti sekarang, peranan seorang ahli mendapatkan tempat untuk
didengarkan pendapatnya sesuai kapasitas dan keahlian.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Menurut Prof.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">
</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Frank, mengapa terdapat perbedaan pendapat antar masyarakat tersebut
adalah cara melihat suatu fakta di lapangan.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">
</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Fakta yang ada terkadang sulit dimengerti dan difahami.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Fakta harus diterjemahkan, dinterprestasikan
oleh para ahli.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Terkadang fakta yang ada
di masyarakat tidak dijelaskan oleh orang yang ahli politik, tapi ahli yang
lain seperti biologi, ekonomi dan saintis lain. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Dengan bahasa sederhana,
terkadang fakta tidak dijelaskan oleh seorang ahli sesuai kapasitasnya. </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Hasil menerjemahkan suatu fakta menjadi hal
yang bisa jadi dianggap benar oleh masyarat A dan tidak oleh kelompok lain.
Dalam berpendapat para ahli ini menambahkan unsur opini, kebebasan berdemokrasi
untuk mengungkapkan pendapat dan nilai-nilai yang dianut masyarakat. </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Sehingga dalam mengungkapkan fakta perlu
dibedakan antara “fact vs thruth” atau fakta dengan kebenaran.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Fakta dan kebenaran adalah suatu hal berbeda,
yang sering kali tertukar pengertiannya.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">
</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Fakta bukanlah suatu kebenaran, sedangkan kebenaran adalah lebih
mendekati fakta itu sendiri.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Menelusuri
suatu fakta (<i>fact checking</i>) terkadang
menjadi hal yang sulit. Pernyataan fakta
itu sendiri dikeluarkan berdasarkan nilai yang dianut, nilai-nilai partai
Republik tentu berbeda dengan nilai yang dianut partai Demokrat. Terkadang untuk satu fakta akan ada 2 nilai
yang saling berbenturan. Fakta berbeda tergantung makna yang diberikan
kepadanya. Jika makna yang diberikan
salah maka interprestasi fakta pun menjadi salah. Sehingga yang ada di
masyarakat, tidak akan tersedia fakta tetapi yang tersedia adalah nilai. Adalah suatu yang hebat jika ahli dapat
menjelaskan kejadian fakta berdasarkan nilai-nilai kebenaran.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Untuk
kasus keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau dikenal sebagai Brexit, para
ekonomis sudah memberikan prakiraan dampak yang akan terjadi. Menurut Prof Frank, tidak akan mempedulikan
pendapat yang dikeluarkan oleh ahli tersebut sesuai yang diuraikan pada
penjelasan sebelumnya. Bahwa fakta yang
dikeluarkan ahli itu tergantung sudut padang, interprestasi dan nilai-nilai
yang dianut. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Yang menjadi kekawatiran
Prof. Frank jika kedutaan sebagai pintu gerbang pertama masuknya imigran ke
Inggris ikut berbohong. Kedutaan
mempunyai kapasitas kewenangan yang besar.
Kedutaan bertanggung jawab terhadap semua hal yang menyangkut hajat
hidup imigran seperti pekerjaan, rumah, pendidikan dll. Prof. Frank sendiri yang berasal dari
Polandia, disaat itu banyak imigran dari Bulgaria dan juga Poland pergi ke luar
negeri untuk mendapatkan penghidupan lebih baik. Ada lebih sedikit imigran yang masuk ke Inggris dibangingkan yang pergi
ke negara Eropa lain.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Sebagai
kesimpulan, bahwa pengalaman manusia itu berdasarkan pada filosofi, politik dan
nilai. Sehurusnya yang mendapatkan
termpat tertinggi adalah moral dan nilai kebenaran. Nilai ini tidak akan didapat dari science
atau ilmu pengetahuan. Science mempunyai
pendekatan berbeda dengan ilmu sosial.
Sehingga menurut Prof. Frank science tidak dapat dicampurkan dengan
politik.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "times new roman" , serif;">Appeal
emotion is a human condition </span></i></b><b><span style="font-family: "times new roman" , serif;">(Pengeluaran
emosi adalah kondisi normal manusia)<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"> </span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Prof
Neena Modi berpendapat <i>post factual
politics</i> atau kebohongan sebagai pemenang mengalahkan fakta dan
rasionalisme disebut sebagai suatu hal yang tidak masuk akal dan tidak berguna. <i>Post
factual politics </i>adalah kultur yang dibangun atas dasar emosi. <i>Post
factual politics </i>mendatangkan perdebatan. Kelompok satu menyerang sebagai
suatu yang tidak benar sedangkan kelompok masyarakat lain menganggap suatu
norma yang sudah sepatutnya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Budaya
sebagai dasar bermasyarakat dibangun di atas landasan emosi. Emosi adalah ungkapan perasaan dari lubuk
hati terdalam, sebagai kondisi lumrah manusia.
Keabsahan emosi dengan dukungan argumen bisa menjadi suatu yang dapat
diterima, contoh nyata adalah agama.
Agama menurut Prof. Neena sebagai
sesuatu hal yang mendasar, yang berhubungan dengan keyakinan, emosi
manusia. Terkadang agama tidak logis dan
tidak harus dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan. Jika seseorang sudah nyaman dengan agamanya,
tentu saja hal yang boleh. Yang tidak
boleh adalah jika norma agama menyimpang kemudian terjadi pemaksaan di
masyarakat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Problem
yang mendasari<i> post factual politics </i>adalah
seseorang mempunyai emosi besar kemudian dikeluarkan ke masyarakat. Emosi ini kemudian mempengaruhi orang-orang
sehingga membentuk suatu kelompok.
Adanya dukungan politik kemudian emosi ini dikaitkan dengan ideologi,
tentu saja ideologi buruk seperti genosida (pembunuhan suatu ras) adalah
sesuatu yang aneh menurut prof Neena.
Seharusnya emosi sebagai kondisi normal manusia mempunyai integritas,
berperangai dan bertingkah laku baik dalam semua sisi kehidupan seperti hukum,
ilmu pengetahuan, politik dll.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Jurnalism</span></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Josh
Lowe sebagai reporter di chanel Newsweek memberikan pendapat mengenai </span><i style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: x-large;">post factual politics </i><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">berdasarkan sudut
pandang jurnalistik. Josh merasakan
ketidak nyamanan hidup dalam suasana </span><i style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: x-large;">post
factual politics.</i><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"> Fakta dapat
beredar bebas di tengah publik, dan yang terparah adalah adanya pengurangan
atau rekayasa fakta. Jika ditelusuri </span><i style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: x-large;">post factual politics </i><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">terjadi juga
sebelum tahun 2016, misalnya tahun 1967 ketika perdana menteri Harold Wilson
mengeluarkan kebijakan devaluasi (penurunan mata uang) pound, kejadian perang
dingin 2 ke 1 dsb. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">Kondisi </span><i style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: x-large;">post factual politics </i><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;">masih tetap
terjadi hingga saat ini. Boleh dikatakan
pemerintah sebagai pemegang kekuasaan dan kebijakan berperilaku seperti
anak-anak. Politisi sebagai agen
pemerintah mempunyai kebebasan penuh memaksakan cerita. Tentu saja informasi dapat tersebar luas dan
mampu mempengaruhi opini masyarakat didukung oleh peran mass media. Media dengan dukungan dana dapat berperan
untuk melanggengkan hagemoni elit yang berkuasa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Sambrook
(2012) memberikan penjelasan bagaimana seharusnya media masa bersikap terhadap
fenomena <i>post factual politics </i>yang
berkembang saat ini. Pertanyaan mengenai
kebenaran, kepercayaan, prasangka, sikap berat sebelah, dan verifikasi suatu
berita belakang ini meningkat dalam ranah komunikasi publik. Berbagai pertanyaan tersebut menjadi hal
penting dalam era kebebasan media digital sekarang ini. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Media sebagai saluran informasi pertama ke
masyarakat mendapatkan sorotan tajam karena dipandang bersikap berat sebelah,
tidak mengungkap kebenaran dsb. Media
dianggap mengingkari asas dasar sebagai penyalur berita yang berkeadilan dan
objektif. Berkadilan (<i>impartiality</i>) berhubungan dengan tidak
adanya prasangka dan objektif berkaitan dengan identifikasi fakta dan kejadian.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Dewasa
ini, melalui sosial media seperti Tweeter; Instagram; Facebook; Snap Chat; Blog
dll memberikan kebebasan publik untuk berdebat.
Bagaiman seharusnya regulasi dan kode prefesional? Masih menurut Sambrook (2012) kebingunan
massa akan berbagai perdebatan, tetap memberikan pengharapan akan media yang
dapat dipercaya. Bagi orang awam sulit
untuk melihat perbedaan argumentasi yang terlihat objective dan benar atas dasr
ideologi, kepentingan dan emosi. Media
adalah penterjemah kebijakan untuk masyarakat.
Media dan politisi sebagai sumber informasi seharusnya mempunyai rasa
tanggung jawab terhadap keadilan dan kejujuran, masyarakat juga bertanggung
jawab atas debat yang disampaikan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Thinking
at base efident<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Diantara
panelist ada pertentangan keutamaan <i>fack
checking</i> dalam suatu pengambilan keputusan.
Prof Frank dan Prof. Neena berpendapat bahwa <i>fack cheking</i> tidak dapat dipegang sebagai dasar pengambilan
keputusan karena fakta yang diutarakan para ahli juga didasari motive dan
kepentingan, sedangkan Dr. Adam dan Josh sebagai saintis, akademisi dan
wartawan <i>fack checking</i> adalah sumber
pengambilan keputusan. Sebagai seorang
saintis Adam terbiasa melakukan metode ilmiah untuk mengkaji suatu
permasalahan, sehingga hasil kajian ilmiah dapat dipegang dasar
kebenarannya. Prof. Frank memandang dari
sudut sosial, dimana metode pengambilan data sosial berbeda dengan data eksak
sain. Tetapi keempat panelis ada
kesamaan bahwa semua hal harus bermuara pada kebenaran.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Ada
yang salah dengan orang-orang? Mengapa
mereka mengingkari fakta? Mengapa mereka
terlalu mengedepankan emosi? Yang dapat dilakukan adalah melatih anak-anak
sejak dini di sekolah untuk berfikir berdasarkan kejadian. Anak-anak harus mempunyai daya nalar kritis,
mempertanyakan sesuatu sehingga jika ada suatu kejadian dapat dianalisis dari
segala hal, apa yang mendasari, mengapa terjadi, apa dampak setelahnya,
bagaimana solusinya dsb. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Sebagai latihan
di sekolah, bahan ajar diberikan tidak hanya untuk dihafalkan tetapi perlu
latihan menganalisis, membuat pertanyaan, menanyakan, mengkritisi, mencari
solusi dari suatu materi pelajaran.
Anak-anak harus diajarkan untuk berfikir logis. Anak-anak dilatih tidak untuk mencari
kebenaran absolut tetapi mengurangi ketidak aturan yang terjadi. Suatu ketika kumpulan informasi yang
didapatkan akan menjadi hal yang dapat dibuktikan serta tidak terbantahkan
lagi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Longino
(2002) menyatakan bahwa tingkatan dari suatu fakta adalah 3 yaitu: <i>content, knowing, knowledge-productive
practices</i>. <i>Content</i> adalah suatu
bentuk kebenaran yang di yakini oleh individu atau oleh sekelompok tertentu
saja. <i>Knowing</i> adalah jika ada kondisi dimana S diterima jika P. P adalah suatu bentuk kebenaran. P diterima oleh C. S diterima baik oleh P dan
C. <i>Knowledge-productive
practices </i>adalah proses yang membuat permanen suatu keyakinan atau <i>content</i> yang diterima oleh banyak
komunitas.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"> <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Kondisi
di Indonesia<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Pada dasarnya
apa yang diutarakan di atas, tentang pengambilan suatu keputusan yang
menyangkut hajat hidup orang banyak hanya berdasarkan emosi yang meluap juga
terjadi di tanah air. Pada pemilihan
presiden dengan kandidat Jokowi dan Prabowo, keputusan yang penulis buat untuk
memilih presiden dipengaruhi oleh sosial media.
Teknologi internet dan kecanggihan handphone sehingga berita di sosial
media begitu mudah dibaca dari genggaman tangan. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Setiap berita baik bernuansa negatif,
menceritakan keburukan calon presiden dan muatan promosi sangat menentukan
calon mana yang dipilih. Ketidaktahuan
penulis akan latar belakang calon presiden sehingga pendasaran pilihan hanya
dari media massa dan sosial media. Media
massa mainstream cenderung memberitakan calon presiden secara
proporsional. Sedangkan pemberitaan dari
sosial media seperti Tweeter dan Facebook, yang melibatkan emosi, dan itu yang
penulis rasa sebagai faktor utama motive memilih presiden Indonesia.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Peran
sosial media sebagai pengikat emosi memang benar adanya. Seyogyanya sebagai seorang yang diberi
kesempatan mengenyam pendidikan tinggi, berfikir ulang jika membaca berita yang
tanda kutip tidak jelas dari mana sumbernya.
Sebagai manusia ingin keberadaan dilingkungan, pun juga di dunia maya,
diakui dan diperhatikan kehadirannya.
Dengan men’share’ berita yang didapat, walau tidak jelas sumbernya,
merasa ada andil menyebarkan informasi yang menurut hematnya bermanfaat. Ada rasa sumbang sih yang dapat diberikan
pada teman-teman mayanya. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Dari sudut
teori Logino (2012), segi kemanfaatan berita bersifat <i>content</i>, hanya diterima oleh dirinya atau diakui hanya oleh
kelompoknya saja. Sebagai seorang yang
terbiasa menulis publikasi ilmiah, skripsi, ataupun tesis, setiap kutipan
narasi wajib mencantumkan sumber pustakanya.
Pustaka ini sebagai penguat bahwa rujukan yang diambil mempunyai tingkat
kepercayaan tinggi. Orang lain yang
membaca publikasi pun dapat mengecek sumber berita yang dirujuk. Sesuatu dilakukan berdasarkan rujukan, ada
cek dan ricek sehingga sudah sepatutnya kebiasaan ilmiah tersebut menjadi sifat
yang melekat. Berita dari Facebook
ditelusur ulang sumber rujukan, disharing dan mungkin tidak perlu
disebarluaskan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Berfikir
kritis sedini mungkin dari tingkat pendidikan dasar. Mungkin ada harapan ke arah sana. Di beberapa sekolah mulai memberlakukan
kurikulum 13. Presentasi terhadap materi
pelajaran sering dilakukan untuk menambah daya nalar kritis dari siswa. Hanya saja kurikulum 13 ini belum merata dan
bahkan hanya beberapa sekolah saja yang sudah siap saranan dan
prasarananya. Peran orang tua yang
diperlukan untuk membentuk kharakter anak.
Anak diajak berbicara, mendiskusikan suatu permasalahan, diajak
memecahkan persoalan walaupun hanya hal yang sederhana, mungkin bisa membantu
meningkatkan daya berfikir kritis.
Kehidupan yang seimbang antara agama, bermain, belajar, membaca bacaan
lain akan memperkaya dinamika anak.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Sebagai
penutup menyikapi fenomena <i>post factual
politics</i>, bersikap kritis; mempertanyakan sesuatu; menelusur kembali sumber
berita; tidak mudah terpofokasi dan tersulut emosi; menjadi pribadi yang selalu
mengedepankan kejujuran dari lubuk hati paling dalam untuk kemaslahatan hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">-end-<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Sumber
Pustaka<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 49.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -49.65pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Express.
2016. What will happen to immigration
when Britain leave the EU?
Express.co.uk/news/politics/645667/Brexit-EU-European Union-referendum.[diakses
13 Januari 2017].<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 49.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -49.65pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Longino
HE. 2002. The Fate of Knowledge. Princeton University Press: USA.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 49.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -49.65pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Mantzarlis
A. 2016.
No, we are not in post-fact era.
www. Poynter.org/2016/no-we are-not-in-a-post-fact-era/421582.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 49.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -49.65pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Sambrook.
R. 2012 Delivering trust: impartiality and objectivity in the digital age. Reuters Institute for the Study of Journalism.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 49.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -49.65pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Seaman
A. 2016.
Post-factual politics and the future of journalism. Institute of Ideas. Com.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 49.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -49.65pt;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif;">The
Economist. 2016. Art of the lie. </span><a href="http://www.eonomist.com/"><span style="font-family: "times new roman" , serif;">www.eonomist.com</span></a><span style="font-family: "times new roman" , serif;"> [diakses 5
Januari 2017].<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 49.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -49.65pt;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "times new roman" , serif;">Valverde
M. 2017. Jeff sessions objected to immigrants in armed forces, senator Durbin
says. </span><a href="http://www.politifact.com/truth-o-meter/statements/2017/jan/10/richard-durbin/durbin-says-sessions-objected-immigrants-armed-for/"><span style="font-family: "times new roman" , serif;">http://www.politifact.com/truth-o-meter/statements/2017/jan/10/richard-durbin/durbin-says-sessions-objected-immigrants-armed-for/</span></a><span style="font-family: "times new roman" , serif;"> [diakses 11
Januari 2017]<o:p></o:p></span></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 49.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -49.65pt;">
<br /></div>
catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-23324361283330375992016-09-29T03:52:00.003+07:002017-12-14T10:51:06.148+07:00HST 3 Chemicals in Plants <span style="font-size: large;">29 September 2016</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>Chemicals in Plants</b></span><br />
<span style="font-size: large;">as a secondary plant metabolism</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Metabolit tanaman dibagi menjadi 2</span><br />
<span style="font-size: large;">1. primary plant metabolit</span><br />
<span style="font-size: large;">2. secondary pant metabolit</span><br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<span style="font-size: large;">Yang pertama dipelajari adalah metabolit primer tumbuhan seperti karbohidrat, protein, lemak, glokosa. Bahkan hingga saat ini metabolit primer masih terus dipelajari seperti klorofil. Bagaimana proses kerja klorofil? Bagaimana tingkat efisiensi klorofil? dll. Unsur yang tersusun dalam metabolit primer adalah C, H, O, N yang juga menyusun unsur yang ada dalam tubuh manusia. Beberapa mineral diperlukan seperti Na, K tetapi dalam jumlah sangat sedikit.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Metabolit sekunder (MS) lebih belakangan dipelajari. Tidak hanya tanaman bahkan hewan pun mengeluarkan metabolit sekunder. MS tiap tanaman bisa berbeda, unik, tidak sama dengan tumbuhan lain. Tidak semua taksa (famili, genus, spesies) mempunyai senyawa sama. Bisa jadi senyawa yang terkandung pada satu tanaman sama tetapi konsentrasinya berbeda. Sehingga tiap spesies tumbuhan mempunyai kasiat berbeda. Bahkan dalam satu tanaman, konsentrasi senyawa MS bisa sangat berbeda misalnya di biji, kulit batang, daun dll.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Pada awal perkembangannya, MS dianggap 'waste product'. Senyawa MS ditemukan bersama dengan metabolit primer tetapi tidak ada hubungannya dengan nutrisi, tidak bisa dimakan, sehingga wajar MS dianggap sebagai produk buangan yang tidak bermanfaat.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Ternyata, senyawa-senyawa MS ada tujuan dan manfaatnya. Beberapa serangga yang diberi tambahan senyawa MS tertentu mempunyai performa yang lebih baik, lebi banyak makan, lebih fertil dll.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Berikut contoh-contoh metabolit sekunder </span><br />
<span style="font-size: large;">1. Penicilin dihasilkan oleh mikroorganisme--cendawan, dapat dimanfaatkan sebagai obat</span><br />
<span style="font-size: large;">2. Morfin dihasilkan oleh tumbuhan, sebagai pain control</span><br />
<span style="font-size: large;">3. Ganja dihasilkan oleh tumbuhan</span><br />
<span style="font-size: large;">4. Nikotina dihasilkan oleh tumbuhan</span><br />
<span style="font-size: large;">5. Pirethrin dihasilkan oleh tumbuhan. Sintetiknya digunakan sebagai insektisida</span><br />
<span style="font-size: large;">6. Daun sirih, ekstraknya dimanfaatkan sebagai shampo, pasta gigi dll</span><br />
<span style="font-size: large;">7. Metil 4-Ethil Oktanoat, feromon yang dikeluarkan oleh serangga <i>Oryctes rhinoceros </i>fungsi sebagai feromon untuk berkumpul<i>, </i>sintetiknya dimanfaatkan untuk pengendalian serangga tersebut.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Ternyata manfaat yang dapat diambil dari MS banyak. MS merupakan alat komunikasi, baik komunikasi antara hewan dengan hewan atau alat komunikasi tumbuha dengan tumbuhan. Contoh lain MS adalah alelopati. Alelopati hanya dikeluarkan tumbuhan jika ada tumbuhan lain tumbuh didekatnya. Ada semacam faktor pendorong, baru suatu senyawa MS diproduksi tanaman.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Swain (1977) berpendapat bahwa metabolit sekunder berkaitan dengan proses evolusi.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Apa peranan metabolit sekunder?</span><br />
<span style="font-size: large;">-Pada awal penemuan, MS dianggap sebagai senyawa toksik, yang tidak hanya toksik pada hewan tetapi juga pada tumbuhan yang memproduksinya. Untuk itu MS ada yang disimpan dalam jaringan tertentu sehingga tidak meracuni sel tumbuhan lain. MS bisa juga diikat dengan senyawa lain sehingga tidak aktif. Contoh glukosa silolate merupakan glukosa yang tidak aktif sehingga tanaman tidak perlu menyimpannya dalam jaringan tertentu. Jika senyawa glukosa aktif diperlukan tinggal dipotong dengan bantuan enzim</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">-MS ada hubungannya dengan mekanisme pertahanan tanaman agar survive. Tanaman tidak bisa berlari sehingga mengembangkan cara agar selamat, dengan membuat berbagai senyawa kimia untuk melindungi diri.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">6 keuntungan tanaman dari senyawa metabolit sekunder (menurut Harborne)</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="color: blue; font-size: large;"><b>1. Akumulasi toksin</b></span><br />
<span style="font-size: large;">Toksin disimpan tumbuhan dalam organ vakuola sehingga keberadaanya tidak mengganggu kinerja sel. Fungsi toksin ini untuk persediaan senjata jika ada serangan herbivora dll. </span><br />
<span style="font-size: large;">Contoh tanaman <i>Cichorium intybus </i>famili Asteraceae</span><br />
<span style="font-size: large;">Jika tanaman ini dicicipi terasa pahit. </span><br />
<span style="font-size: large;">Toksin tidak harus mematikan bisa juga hanya untuk menghalau. Senyawa toksin berguna untuk melindungi tanaman karena rasa sangat pahit umumnya tidak disukai serangga.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Apakah ada serangga yang dapat hidup pada tanaman yang mempunyai toksin rasa pahit?</span><br />
<span style="font-size: large;">Jawabannya ada..</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Contoh tanaman mindi digunakan sebagai tanaman insektisida nabati, tetapi ternyata pada wereng-werengan yang hidup di pucuk tanaman mindi ini.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Famili crucifera (kubis-kubisan) mengandung zat penolak serangga. Tetapi ternyata <i>Crocidolomia binotalis </i>bisa hidup dan bahkan menjadi hama utama. Pada kasus ini serangga bisa beradaptasi sehingga senywa toksin tidak berpengaruh pada dirinya.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><i>Swietenia mahagoni </i>(mahoni) mempunyai senyawa pahit. Pada percobaan ekstrak mahoni berdasarkan konsentrasi, ternyata <i>Crocidolomia </i>mau makan ektraks mahoni dengan konsentrasi yang diturunkan. Biji mahoni mempunyai kadar toksin tinggi sehingga tidak ada serangga yang mau makan. Pada daun, konsentrasi toksin tidak terlalu tinggi sehingga masih ada serangga yang mampu beradaptasi, makan, hidup dan berkembang.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Mengapa konsentrasi MS ada pada biji</span><br />
<span style="font-size: large;">1. biji merupakan tempat penyimpanan</span><br />
<span style="font-size: large;">2. biji merupakan keturunan tanaman sehingga dilindungi agar dapat tumbuh dengan baik nantinya</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><i>Lactuva sativa </i>(selada) famili asteraceae mempunyai zat pahit, tetapi ternyata mempunyai banyak hama. Ada peran pemulia sehingga zat pahit pada <i>L. sativa </i>ini konsentrasinya menjadi rendah sehingga banyak disukai hama.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Umumnya tanaman budidaya mempunyai hama lebih banyak dibandingkan dengan kerabat liarnya. Tanaman budidaya sudah dimuliakan sehingga kehilangan rasa pahit. Sedangkan kerabat liar masih mempunyai senyawa pertahanan kimia tinggi sehingga tidak banyak serangga mampu berkembang biak di sana.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Senyawa kimia MS ini banyak dimanfaatkan dalam bidang farmasi seperti zat anti kanker taksol. Tetapi paling tidak senyawa toksin yang diproduksi tanaman bermanfaat untuk melindungi diri dari herbivor dll.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">#</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Contoh kasus. Kandungan toksin tinggi berada pada batang tanaman. Dapatkan toksin ini dipanen, diekstrak kemudian digunakan untuk pengendalian hama?</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Jawabannya tidak ekonomis. Batang tanaman yang dikelupas kulitnya, terutama jika bagian kambiumnya terambil dapat mati. Untuk keperluan penelitian batang dapat diekstrak tetapi tujuan jangka panjang untuk dicari sintetiknya sehingga tidak perlu harus membunuh tanaman.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">#</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Disamping faktor metabolit sekunder, hal yang membuat tanaman banyak diserang oleh hama adalah morfologi dan ekologi tanaman. Seperti padi IR 64, mempunyai bentuk fisik anakan banyak, tidak tinggi, berumur pendek, daun tegak, lebih berwarna hijau, kandungan N tinggi dll mempunya faktor morfologi ekologi yang sesuai bagi perkembangan serangga, terutama wereng.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>2. Akumulasi toksin terinduksi (<i>intermediate compound</i>)</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<span style="font-size: large;">Toksin tanaman tidak disimpan di jaringan atau pada satu ruangan dalam sel tetapi dalam bentuk intermediate compound. Ketika ada pemicu seperti serangga menggigit tanaman, dengan bantuan enzimatis, toksin baru akan terbentuk. Ketika dalam bentuk intermediate, senyawa tidak bersifat toksik.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Senyawa intermediate merupakan cara tumbuhan agar tidak mengeluarkan biaya banyak untuk menyediakan tempat penyimpanan</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Contoh <i>Nicotiana sylvestris</i></span><br />
<span style="font-size: large;">Saat ada serangan membentuk senyawa alkaloid dengan konsentrasi 200%. Saat tidak ada kerusakan konsentrasi alkaloid rendah sekali.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><i>N. sylvestris </i>pasti mempunyai senyawa intermediate sehingga dapat waktu singkat segera mempunyai konsentrasi alkaloid hingga 200%. Ternyata senyawa intermediate alkaloid tsb diproduksi di akar.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">3. Perlindungan secara kimia pada jaringan yang mudah rusak.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Contoh <i>Coffea arabica</i></span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Purin alkaloid disimpan dalam daun muda sebasar 4%. Daun muda umumnya cukup rentan untuk rusak. Dengan semakin tua daun konsentrasi purin alkaloid semakin berkurang. Sifat fisik daun tua sudah cukup untuk melindungi diri seperti lebih keras, lebih tebal, bakal gugur sehingga tidak perlu dipersenjatai dengan senyawa kimia.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Demikian juga pada biji kopi muda mengandung purin alkaloid sebesar 2% sedangkan pada biji kopi tua mengandung 0,4% purin alkaloid.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Mekanisme yang dilakukan oleh <i>C. arabica </i>efisien. Ketika daun tua, biji kopi tua, kandungan purin alkaloid dipindahkan ke jaringan muda. Purin alkaloid tidak perlu disintesis sehingga 'low cost'. Pemindahan purin alkaloid dari daun tua ke daun muda merupakan salah satu bentuk daur ulang nitrogen.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>4. Ontogeni pertumbuhan jaringan tanaman</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<span style="font-size: large;">Contoh <i>Ageratina sp.</i></span><br />
<span style="font-size: large;">Pada daun 1-8 mengandung senyawa chromene tinggi. Setelah daun tersebut membesar, maka kandungan chromenenya berpindah lagi ke daun baru yang terbentuk dari daun ke-1 hingga ke-8. Ada pergeseran kimiawi saat tanaman mengalami pertumbuhan. Setelah tanaman menjadi tua, daun keras, batang keras mampu bertahan terhadap gempuran hama tanaman.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4mvDnpVV9jqHucI6rjJ6C2ZOqtrxERVGfY19QVqk7IW-kyXH3SLTsUZkAKyjERi2rLeJObaU3vvnMpZvLpmODqjLSLdJjQV4HIGSBAXxDVfLC-4RMx1ogUmk_ekB-Q9e9NrkG8UEpgo2t/s1600/ageratina.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="604" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4mvDnpVV9jqHucI6rjJ6C2ZOqtrxERVGfY19QVqk7IW-kyXH3SLTsUZkAKyjERi2rLeJObaU3vvnMpZvLpmODqjLSLdJjQV4HIGSBAXxDVfLC-4RMx1ogUmk_ekB-Q9e9NrkG8UEpgo2t/s640/ageratina.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ageratina sp.</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="font-size: large;">Senyawa chromene dapat dimanfaatkan sebagai insektisida nabati. Walau begitu serangga <i>Peridroma saucia </i>dapat hidup dan beradaptasi pada tanaman tersebut . Daun-daun tua <i>Ageratina sp. </i>mampu mengkonpensasi kerusakan yang diakibatkan <i>P. saucia </i>tersebut.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT8ATGrbakbgv4BYgOQad_yWms1Lz_n26fetgZDCGCKoyv8qrvwKLnrpq35pzDgQVEK48suc_MNgJh0Us8GDl77iiw6QD269I3zu7yzttlfEfW9EoBG6zs0Ce9h29arDnVy6xK7l7zqDFa/s1600/peridroma+saucia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT8ATGrbakbgv4BYgOQad_yWms1Lz_n26fetgZDCGCKoyv8qrvwKLnrpq35pzDgQVEK48suc_MNgJh0Us8GDl77iiw6QD269I3zu7yzttlfEfW9EoBG6zs0Ce9h29arDnVy6xK7l7zqDFa/s640/peridroma+saucia.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Peridroma saucia </i>(Lepidotera) taken from lepiforum.de</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>5. Perlindungan secara hormonal</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Beberapa tanaman mempunyai senyawa mirip hormon serangga, disebut plant analog, yang berfungsi seperti hormon-hormon serangga. </span><span style="font-size: large;">S</span><span style="font-size: large;">erangga yang sedang berganti kulit, serangga muda mempunyai kandungan hormon juvenil tinggi. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><i>Ageratum conyzoides </i>mempunyai senyawa precocene. Precocene merupakan anti juvenil hormon. Serangga yang memakan senyawa precosene akan dipaksa cepat tua, karena hormon juvenilnya dirubah tanaman menjadi tidak berfungsi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmk4wISU0x0YW2pi_99zZ7685sYrw5knCWWwBoQQrit1SoO3P-Z_2EF47vQg8-WXLTbggKyJfp93b0S3vEbWzpRh5QhDENesyL_fODcC6YoMR8wO9lOwqOn5AgNLk4jM7KxW_kLVynhwBX/s1600/prospectives-of-plant-products-in-sustainable-development-34-728.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmk4wISU0x0YW2pi_99zZ7685sYrw5knCWWwBoQQrit1SoO3P-Z_2EF47vQg8-WXLTbggKyJfp93b0S3vEbWzpRh5QhDENesyL_fODcC6YoMR8wO9lOwqOn5AgNLk4jM7KxW_kLVynhwBX/s640/prospectives-of-plant-products-in-sustainable-development-34-728.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">taken from slide.share</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Contoh lain yang bisa diamati</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><i>Tribolium freemari</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Larva tidak bisa berubah menjadi pupa jika populasinya tinggi. Setelah dipindahkan satu, satu dalam masing-masing wadah akan segera menjadi pupa.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Pada saat berdesakan hormon juvenil terus ada sehingga serangga tetap dalam fase muda/larva. Larva yang diberi makan precocene maka akan dipaksa menjadi tua, sehingga segera menjadi pupa.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>6. Perbedaan senyawa metabolit tanaman kaitannya dengan palatibilitas serangga</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Daun mempunyai kandungan yang menarik untuk dimakan serangga. Bagian kelopak hampir tidak ada serangga yang memakannya. Kelopak tidak diserang karena tidak menarik untuk dimakan. Strategi ini merupakan cara agar tumbuhan tetap bertahan hidup. Kelopak akan berubah menjadi buah, lalu biji untuk meneruskan kehidupan tanaman.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">-end-</span></div>
catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-3075809651599119562016-09-23T04:37:00.001+07:002017-12-14T10:58:17.381+07:00Hubungan Serangg Tanaman 2 <span style="font-size: large;">22 September 2016</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Materi kuliah ke-2 Hubungan Serangga Tanaman</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaefKUsfH31EePasalzUKEGDWSeXMQXqvjKHTaXxAkZUNDyibbhPniL-Tydm25j_vnwQfNqxX7mKE58KvijvZcMx8lATK9DWHvfAaXHIbjDwWpwRPa20_7fnYOxnnBS7WmhTo1W2tStwbf/s1600/hubungan+serangga+dengan+tumbuhan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="394" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaefKUsfH31EePasalzUKEGDWSeXMQXqvjKHTaXxAkZUNDyibbhPniL-Tydm25j_vnwQfNqxX7mKE58KvijvZcMx8lATK9DWHvfAaXHIbjDwWpwRPa20_7fnYOxnnBS7WmhTo1W2tStwbf/s640/hubungan+serangga+dengan+tumbuhan.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bagan yang terjadi pada hubungan serangga dengan tanaman</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Faktor yang berperan dalam hubungan serangga dengan tanaman, seperti diilustrasikan pada bagan di atas</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">1. Secondary metabolite, terbawa udara/angin sehingga dikenali oleh serangga dari lokasi yang jauh dari pertanaman</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">2. Saat serangga sampai di tanaman akan terhalang oleh morfologi tanaman antara lain: trichome panjang, batang keras, duri panjang dll.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">3. Primary metabolite dihasilkan oleh tumbuhan. Serangga memanfaatkan tumbuhan sesuai dengan kebutuhannya. Serangga yang memerlukan banyak N biasanya makan dengan menghisap tanaman. Komponen primer tumbuhan seperti batang yang keras, merupakan adaptasi agar tanaman resisten atau tidak diserang oleh serangga.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Aplikasi biomolekuler yang dapat dimanfaatkan dari pengetahuan senyawa pertahanan tanaman adalah</span><br />
<span style="font-size: large;">-mengetahui dimana letak gen pertahanan terhadap serangga</span><br />
<span style="font-size: large;">-gen dimasukkan ke tanaman budidaya lain</span><br />
<span style="font-size: large;">-sehingga tanaman tersebut menjadi tahan terhadap serangan hama</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">#</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Proses seleksi inang</span><br />
<span style="font-size: large;">1. Penemuan habitat</span><br />
<span style="font-size: large;">2. Penemuan inang</span><br />
<span style="font-size: large;">3. Pengenalan inang</span><br />
<span style="font-size: large;">4. Penerimaan inang</span><br />
<span style="font-size: large;">.</span><br />
<span style="font-size: large;">.</span><br />
<span style="font-size: large;">.</span><br />
<span style="font-size: large;">.</span><br />
<span style="font-size: large;">berhubungan dengan insectt behaviour</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">5</span><span style="font-size: large;">. Kelayakan inang berhubungan dengan insect fisiology</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">--</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">1. Penemuan Habitat</span><br />
<span style="font-size: large;">Menanam kedelai, lokasinya jah dari pertanaman kedelai lainnya. Kenapa hama bisa datang? </span><br />
<span style="font-size: large;">Misalnya <i>Riptortus linealis </i>tidak akan datang saat tanaman kedelai masih muda atau fase vegetatif.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Bagaimana serangga datang?</span><br />
<span style="font-size: large;">1. dibantu oleh angin</span><br />
<span style="font-size: large;">-Jepang tiap tahun menerima kutu-kutuan dari China</span><br />
<span style="font-size: large;">-Penerbangan belalang kembara dari Timor Leste ke NTT lebih cepat dengan dibantu angin</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">2. dibantu oleh cahaya (fototaksis)</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">3. Geotaksis</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">4. Suhu</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">5. Kelembaban</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Serangga mau datang ke suatu pertanaman ditentukan oleh</span><br />
<span style="font-size: large;">1. faktor habitat: cahaya, suhu, kelembaban sesuai</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">2. faktor tanaman</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Keduanya mempengaruhi proses penemuan inang. Imago biasanya tidak makan. Biasanya sumber makanan imago hanya nektar. Tetapi kenapa imago terbang mencari makan? Untuk apa? Untuk siapa? Makanan yang dicari tersebut bukan untuk dirinya. Sumber makanan itu untuk telur yang diletakkan di sana, sehingga setelah menetas pradewasa tercukupi kebutuhannya.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Imago bertanggung jawab terhadap keturunannya. Tidak mungkin imago <i>Croccidolomia </i>meletakkan telur di pertanaman cabai.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Ada kalanya faktor habitat lebih mempengaruhi. Jika suhu cocok, kelembaban tinggi, cahaya tepat maka imago datang untuk peneluran walaupun tanaman inang hanya sedikit jumlahnya.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Angin, cahaya adalah komponen abiotik yang membantu serangga mampu datang dari tempat yang sangat jauh. Seperti contoh hama lamtoro <i>Heteropsulla cubana </i>mengalami ledakan di Indonesia. Serangga ini berasal dari Amerika Selatan. Proses kedatangan ke Indonesia tidak langsung. Pertama serangga sampai di Philipina, menjadi hama di sana. Beberpa waktu kemudian, hama terbawa ke Indonesia dan juga mengalami outbreak.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Penemuan inang yang dilakukan oleh serangga berfungsi untuk penyebaran.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>2. Penemuan Inang</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<span style="font-size: large;">Proses penemuan inang serangga dibantu oleh</span><br />
<span style="font-size: large;">Visual : penglihatan serangga</span><br />
<span style="font-size: large;">Olfaktory : sensor bau yang diterima oleh syaraf serangga</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Aphid dan kutu-kutuan tertari pada warna kuning dan hijau. Serangga ini sering dikendalikan dengan menggunakan perangkap warna kuning berperekat (yellow trap). Jumlah Aphid yang tertangkap dapat pada yellow trap menunjukkan populasi yang ada di lapangan. Jumlah terperangkap di yellow trap banyak menunjukkan populasi serangga tinggi.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Aphid lebih tertarik </span><span style="font-size: large;">pada jaringan warna hijau atau pucuk atau daun muda tanaman.</span><span style="font-size: large;"> J</span><span style="font-size: large;">umlah Aphid banyak di daun muda dibandingkan daun tua yang berwarna coklat.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Grasshoper tertarik pada</span><br />
<span style="font-size: large;">-odor tanaman ---biotik</span><br />
<span style="font-size: large;">-angin --- abiotik</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Ketika sampai di inang</span><br />
<span style="font-size: large;">-jika ada senyawa arestan tetap berada pada tanaman</span><br />
<span style="font-size: large;">-jika ada senyawa repelen segera pergi</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Ketika sampai di pertanaman, sensori serangga berperan</span><br />
<span style="font-size: large;">-tarsus</span><br />
<span style="font-size: large;">-antena</span><br />
<span style="font-size: large;">-hal yang terlihat seperti antena serangga digerak-gerakkan, terbang rendah, jalan berputar-putar di bunga.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>3. Pengenalan Inang (Plant Recognition)</b></span><br />
<span style="font-size: large;">Serangga mulai mencicipi tanaman.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Proses seleksi inang dilakukan oleh imago. Imago umumnya mempunyai sayap sehingga mampu melakukan penerbangan jauh. Larva adalah tujuan dilakukannya seleksi inang oleh imago, agar mendapatkan makanan untuk pertumbuhannya.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Pengenalan inang berdasarkan insting, hubungan sensor dengan kimia tanaman. </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Penglihatan serangga kurang kemampuan, tetapi penciuman (organ olfaktory) lebih baik bekerja. <i>Chemical communication</i> hal utama bagi serangga.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Sedangkan manusia mata lebih baik sehingga kemampuan penciuman berkurang. Tiap-tiap mahluk mempunyai organ yang fungsinya lebih optimal dibandingkan organ lain.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Contoh lain nyamuk. Nyamuk sensitif terhadap bau-bauan. Lampu yang tetap dinyalakan tidak menjadi masalah bagi nyamuk. Nyamuk datang pada kondisi gelap atau terang karena tertarik oleh bau (odor) manusia. Pengetahuan ini dapat dimanfaatkan dengan membuat repelen odor yang tidak disukai nyamuk agar dia tidak datang. </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Pengetahuan odor ini digunakan untuk menarik serangga hama datang lalu dilakukan pengendalian. Feromon etil 4-metil octanoat mampu menarik <i>Oryctes rhinoceros </i>untuk datang ke perangkap ember. Lalat buah juga datang pada perangkap yang digantungkan di pepohonan.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Ketika dilakukan aplikasi insektisida, bau yang dikeluarkan menyebabkan serangga parasitoid tidak mau datang. Aplikasi kimia insetisida akan mengganggu sensor kimia serangga.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">###</span><br />
<span style="font-size: large;">Pertanyaan mahasiswa</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Apakah serangga melakukan migrasi? (perpindahan dalam jarak yang jauh seperti lintas benua)</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Kupu-kupu monarch pindah dari Kalifornia saat memasuki musim dingin menuju meksiko yang lebih hangat. Kupu-kupu moarch satu-satunya serangga yang melakukan migrasi untuk menghindari musim dingin</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Migrasi yang dilakukan pada serangga lain bersifat pasif, yaitu terbawa oleh angin. Contoh <i>Heteropsilla cubana </i>terbawa angin dari Filiphina. Dari Filiphina terbawa angin menuju Indonesia. Dari Indonesia terbawa angin menuju Pasifik/Hawai.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Belalang kembara terbawa angin dari Timor Leste menuju NTT. Saat melakukan migrasi menemukan lingkungan yang tepat untuk perkembangannya seperti</span><br />
<span style="font-size: large;">-tanah retak sehingga belalang mudah meletakkan telur di dalam tanah</span><br />
<span style="font-size: large;">-ternyata lapisan tanah di bagian bawah masih basah sehingga telur bisa berkembang secara optimal</span><br />
<span style="font-size: large;">-terdapat sumber air cukup</span><br />
<span style="font-size: large;">-ketika orang menanam jagung, telur menetas dengan sumber makanan sudah tersedia</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;">Sifat pasif migrasi serangga yang lain adalah terbawa oleh bahan tanaman.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>4. Penerimaan Inang (Host Acceptant)</b></span><span style="font-size: large;"><br /></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<span style="font-size: large;">Setelah proses mencicipi makanan, ternyata makanan tersebut tidak memberikan pengaruh buruk pada serangga maka selanjutnya serangga akan melanjutkan proses makan. Proses ini disebut penerimaan inang atau host acceptant.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Beberapa senyawa kimia tumbuhan, terutama senyawa volatile berperan penting terutama untuk proses makanan serangga ini.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>5. Kecocokan Inang (host Suitability)</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<span style="font-size: large;">Nilai nutrisi inang, diharapkan tidak ada senyawa toksik. Serangga harus betul-betul mengenal inang dan yakin nutrisinya cukup untuk fecundity (kemampuan untuk bertelur) dan longifity (kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama).</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Percobaan kecocokan inang yang bisa dilakukan:</span><br />
<span style="font-size: large;">Serangga <i>Epilachna sparsa </i>dibiakkan pada tomat, pare, takokak, terung.</span><br />
<span style="font-size: large;">-Pada tanaman mana yang menghasilkan telur paling banyak?</span><br />
<span style="font-size: large;">-Pengukuran lama instar, berat instar, jumlah daun yang dimakan. Instar dengan siklus singkat, berat badan tinggi dan jumlah yang yang dimakan paling banyak merupkan inang <i>E. sparsa </i>yang paling cocok.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">-Pengetahuan ini digunakan untuk pengendalian di lapangan. Tanaman yang paling disukai <i>E. sparsa </i>sengaja ditanam sebagai tanaman perangkap sehingga tanaman budidaya yang diharapkan berhasil dengan baik.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Nutritional Ecology yakni melihat hubungan antara sumber makanan dengan kebugaran serangga.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Manfaat yang dapat diperoleh dari pengetahuan tanaman yang tidak cocok untuk serangga. Komponen bahan aktif serangga bisa diekstrak, diambil, dibuat sintesisnya. Senyawa ini kemudian dipakai untuk pengendalian yang sifatnya tidak mematikan serangga tetapi menurunkan tingkat fecundity, longifity dan mengganggu proses perkembangan stadia serangga. Contohnya serangga yang makan ekstrak sintesis mampu berganti kulit tetapi sayap tidak utuh, telur yang dihasilkan lebih sedikit.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Serangga yang dipaksa makan pada tanaman yang tidak disukai, bisa terjadi</span><br />
<span style="font-size: large;">-serangga bisa makan asal konsentrasi senyawa kimia berpengaruh buruk pada serangga dari tumbuhan tersebut rendah</span><br />
<span style="font-size: large;">-serangga betul-betul tidak mau makan lalu mati</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">##</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Serangga saat memilih inang, bukan hanya memilih tanaman tetapi memilih di bagian mana akan menetap disebut plant recognition</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Kepik</span><br />
<span style="font-size: large;">-mencari tanaman yang tepat</span><br />
<span style="font-size: large;">-menuju bagian pucuk untuk makan dengan cara menusuk menghisap</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Dalam seleksi inang ada 3 hal yang dihadapi serangga</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">1. Serangga harus mampu mendeteksi adanya inang dari jauh</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">2. Serangga hinggap di tanaman. Dia harus mengkonfirmasi apakah itu inang yang tepat? Apakah nutrisinya bagus ?</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">3. Faktor fisik dan kimia tanaman menguntungkan untuk pertumbuhan dan perkembangannya keturunannya.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">#</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Bentuk dan warna daun berpengaruh terhadap pemilihan inang. <i>Spodoptera litura </i>tidak mau makan di bawang putih tetapi mau berkembang biak di bawang merah. Daun bawang merah berlubang ditengahnya, serangga akan masuk ke dalam daun lalu dengan aman makan dari dalam. Daun bawang putih tidak ada lubang ditengahnya, sehingga jika <i>S. litura </i>memaksa makan akan segera diketahui oleh orang, pemangsa dll.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Pengenalan serangga akan tanaman inang berdasarkan senyawa kimia. Antar famili tanaman mempunyai senyawa yang seragam. Demikian juga tanaman yang masih satu famili mempunyai gen yang mampir serupa. Kesamaan ini dikembagkan untuk membuat plant barcode.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Senyawa kimia bisa sampai pada serangga, faktor utama dipengaruhi angin. Jarak senyawa kimia dari tanaman hingga ke serangga bisa jarak jauh atau dekat.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">-end-</span></div>
<span style="font-size: large;"><br /></span>catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-47789596682965351582016-09-22T14:26:00.001+07:002017-12-14T10:59:26.367+07:00Hubungan Serangga Tumbuhan 1 <span style="font-size: large;">21 September 2016</span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Buku pegangan</span><br />
<br />
<ol>
<li><span style="font-size: large;">Host Plant Selection by Phytophagous Insects</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Insect- Plant Biology</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Insect Chemical Defense</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Jurnal Chemical Ecology</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Jurnal Secondary Plant Metabolism</span></li>
</ol>
<br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">#</span><br />
<span style="font-size: large;">Hubungan Serangga Tanaman (HST)</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Point bahasan HST</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">-Hubungan serangga tumbuhan membahas interaksi serangga dengan tumbuhan dalam bingkai buffer lingkungan.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">-Bagaimana sifat interaksi serangga dengan tumbuhan? Apakah semua merugikan? Ternyata tidak. Interaksi lebah dengan tanaman justru merupakan interaksi saling menguntungkan. Lebah mendapatkan nektar, sedangkan tumbuhan terbantu untuk penyerbukan. </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Contoh lainnya, tanaman Zodia (<i>Evodia sauveolens</i>)</span><span style="font-size: large;"> merupakan repellen (penolak) nyamuk. Daun zodia harus saling bergesek sehingga senyawa aktif keluar untuk menolak nyamuk. Jika tanaman zodia ditanam dalam pot sendiri di dalam rumah, sifat repellen tidak berfungsi.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">-Mengapa terjadi interaksi?</span><br />
<span style="font-size: large;">Mengapa wereng coklat hanya menyerang tanaman padi?</span><br />
<span style="font-size: large;">Apakah hubungan antara wereng coklat dan tanaman padi bersifat sementara ataukah permanen</span><br />
<br />
<ul>
<li><span style="font-size: large;">Tumbuhan menghasilkan secondary metabolit, jenisnya banyak bahkan sampai ribuah</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Tumbuhan menghasilkan primary metabolit, misalnya karbohidrat, glukosa, fruktosa dll yang jenisnya tidak banyak</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Hubungan serangga dengan tanaman merupakan hubungan yang terjadi sudah sejak jaman dulu, bahkan dari hasil studi interaksi tersebut bisa disusun teori coevolusi.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Secondary metabolit awalnya dikira tidak bermanfaat tetapi setelah banyak studi dilakukan ternyata metabolit tersebut berfungsi sebagai chemical defense</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">-Apakah serangga langsung mau makan tanaman yang ditemuinya?</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">- Tanaman tidak bisa berlari untuk menghindari musuh. Oleh karena itu tanaman mengembangkan chemical dan morphological defense. Contoh dari morphological defense adalah trichom, duri, rambut halus, batang keras dll. Chemical defense merupakan cara tumbuhan berkomunikasi baik dengan tanaman lain maupun dengan serangga. Contoh chemical defense adalah alelopati, senyawa volatil metabolit sekunder. </span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">-Manfaat dari kuliah hubungan serangga dengan tanaman adalah</span></div>
<div>
<ol>
<li><span style="font-size: large;">Pemilihan tanaman untuk insektisida nabati</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Tanaman yang tidak disukai serangga bisa digunakan sebagai dasar pemuliaan tanaman</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Tanaman yang mengandung metabolit secunder mungkin bisa digunakan sebagai tanaman obat</span></li>
<li><span style="font-size: large;"> Dasar pengetahuan bahwa sistem pertanaman tumpang sari lebih baik daripada monokultur. Menanap tanaman pertanian dalam satu luasan lahan sebaiknya tidak dalam satu famili. Dengan demikian terjadi <i>chemical mask </i>sehingga serangga hama kesulitan menemukan tanaman inang karena tertutupi oleh senyawa kimia dari tanaman famili lain. Tanaman di hutan tidak pernah dilaporkan terjadi ledakan hama. Kenapa? Karena banyak terjadi komunikasi kimia tanaman dengan serangga (<i>odor communication</i>).</span></li>
</ol>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;">Padi yang disemprot dengan pestisida. Pestisida umumnya ditambah dengan bahan pewarna sebagai bahan pengaman (safety). Aplikasi pestisida di lapangan sampai baunya menyengat. Padahal serangga hanya butuh sedikit bahan kimia (nano ml) untuk mengetahui ada atau tidaknya inang. Demikian juga dengan konsentrasi pestisida yang tinggi serangga-serangga parasitoid tidak akan mau mendekat ke lokasi yang disemprot.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Musuh alamai mau datang ke suatu lokasi, tertarik oleh apa?</span></div>
<div>
<ol>
<li><span style="font-size: large;">bau tanaman ?</span></li>
<li><span style="font-size: large;">bau serangga inang?</span></li>
</ol>
<div>
<span style="font-size: large;">Musuh alami mau terbang dari lokasi yang jauh karena mencium daun tanman yang terpotong akibat dimakan oleh serangga inang. Ketertarikan musuh alamai untuk datang dipengaruhi langsung dua faktor tersebut di atas bukan bekerja secara terpisah.</span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">-Bagaimana sifat interaksi serangga dengan tanaman?</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Daun tegak lebih disukai atau tidak oleh serangga?</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Daun lebar lebih disukai atau tidak?</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Model senyawa pengendali hama yang digunakan saat ini</span></div>
<div>
<ul>
<li><span style="font-size: large;">pirethroid <span style="color: orange;">...................</span></span></li>
<li><span style="font-size: large;">carbamat <span style="color: orange;">...................</span></span></li>
<li><span style="font-size: large;">nikotinoid <span style="color: orange;">...................</span> sebagai senyawa untuk membunuh</span></li>
<li><span style="font-size: large;">pimetrozin<span style="color: blue;"> <span style="color: red;">.................. </span></span>sebagai senyawa antifeedan digunakan untuk mengatur populasi/ pengendalian</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;">###</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Hubungan serangga dengan tanaman menurut pandangan seorang Entomologist</span></div>
<div>
<ul>
<li><span style="font-size: large;"><i>insect reduce plant fitness</i></span></li>
<li><span style="font-size: large;">serangga menurunkan kesehatan tanaman</span></li>
<li><span style="font-size: large;">tingkat kerusakan oleh serangga diukur dengan ambang ekonomi</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;">Padahal hubungan serangga dan tanaman bukan suatu hubungan yang terpaksa. Hubungan sudah terjadi lama dan bersifat baik. Tidak semua tanaman dapat dimakan oleh serangga. Serangga akan menyeleksi tanaman yang tepat untuk kebutuhan nutrisinya.</span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Teori awal yang berkembang</span></div>
<div>
<ul>
<li><span style="font-size: large;">Awalnya serangga merupakan polypaghus (makan banyak tanaman inang)</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Tanaman <i>excape </i>membentuk pertahanan (duri, <i>chemical compound, alelophaty</i> dll)</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Hanya serangga yang cocok yang dapat hidup di tumbuhan tersebut</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;">Tumbuhan juga melakukan komunikasi. Respon tumbuhan dngan adanya serangga hama ada 4 macam:</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">1. Tanaman akan rusak, tentu saja karena tanaman diam, terutama pada populasi hama tinggi. Saat diserang oleh serangga, tanaman berkomunikasi dengan tumbuhan lain agar membantu. </span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Ledakan hama terjadi karena budidaya pertanian yang monokultur. Dengan monokultur, hubungan serangga dengan tanaman menjadi sangat sederhana. Serangga langsung mengenali makanan atau tumbuhan inang. Serangga tidak "pusing" menentukan senyawa yang cocok dengan dirinya. Jika terdapat berbagai jenis tanaman, berbagai </span><i style="font-size: x-large;">chemical compound </i><span style="font-size: large;">saling bercampur di lapangan sehingga serangga akan bingung menentukan inangnya.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Konsep <i>clean agriculture</i> atau pertanian yang bersih bebas gulma dan tumbuhan lain menjadi rentan terhadap serangan hama. <i>Clean agriculture </i>terjadi hubungan yang sangat 'simple'. Dengan belajar hubungan serangga dengan tanaman semakin faham bahwa dalam suatu lahan pertanian, sebaiknya ada berbagai jenis tanaman agar ada banyak <i>chemical compound </i>melayang di udara untuk mengacaukan penemuan inang serangga hama.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">2. Kondisi ekologi tumbuhan rusak tergantung pada faktor waktu, tahap perkembangan tanaman, hujan, kemarau. Kerusakan tanaman tidak melulu disebabkan oleh serangga tetapi juga dipengaruh faktor disebutkan di atas.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">3. Terkadang kehadiran serangga pada pertanaman tidak memberikan pengaruh apa-apa</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">4. Terkadang kehadiran serangga pada pertanaman justru memberikan keuntungan pada tanaman. Contohnya tanaman diserang sedikit oleh serangga, yang terjadi justru tumbuhan mengalami peningkatan pertumbuhan.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Contoh lainnya, saat menanam padi, hama dapat terkendali tidak menimbulkan kerusakan karena adanya musuh alami. Agar musuh alami bertahan hidup disekitar pertanaman padi perlu ditanam jenis lainnya sebagi <i>shelter</i> dan sediaan nektar uk musuh alami.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Fungsi tanaman bagi serangga</span></div>
<div>
<ol>
<li><span style="font-size: large;">sebagai sumber nutrisi</span></li>
<li><span style="font-size: large;">sebagai shelter/refugia/bernaung, terutama untuk musuh alami. Di perkebunan kelapa sawit sengaja ditanam berbagai bunga-bungaan sebagai tempat bernanung musuh alami</span></li>
<li><span style="font-size: large;">host finding. Berbagai tanaman mungkin akan dikunjungi serangga, dicicipi tetapi tidak semuanya menjadi sumber nutrisi serangga. </span></li>
</ol>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Kejadian yang diamati di alam. Setiap serangga biasanya berkorelasi dengan tanaman tertentu, misalnya:</span></div>
<div>
<ul>
<li><span style="font-size: large;"><i>Nilaparvata lugens </i>ditemukan pada pertanaman padi</span></li>
<li><span style="font-size: large;"><i>Crocidolomia binotalis </i> dijumpai pada famili crucifera</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;">Ada juga serangga yang ditemukan dan mengkonsumsi tanaman pada banyak famili, contohnya <i>Spodoptera litura</i></span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;"><i><br /></i></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Dari fenomeda tersebut muncul pertanyaan:</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">1. Bagaimana serangga tahu akan adanya tanaman inang tersebut? Padahal tanaman sengaja ditanam jauh terpencil jauh. M</span><span style="font-size: large;">enanam cabai jauh dari pertanaman cabai lain tetapi kenapa </span><i style="font-size: x-large;">B. tabaci </i><span style="font-size: large;">bisa datang?</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">2. Bagaimana serangga mampu mengenal inangnya.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"> - Serangga mencicipi tanaman, tidak suka, dia akan pergi</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"> - Ada kalanya serangga tetap makan tanaman walaupun tidak sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Akibatnya telur tidak berkembang dengan baik.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">#</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>Teori-teori yang berhubungan dengan serangga dan tanaman</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<span style="font-size: large;"><b>1. <i>Botanical Insting Teori</i></b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><i><br /></i></b></span>
<span style="font-size: large;">Penggagas teori : Stahl (1888) kemudian diperkuat oleh Brves (1920).</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Serangga melakukan hubungan dengan tanaman dipandu oleh komponen kimia-kimia spesifik. Umumnya serangga tertentu mampu mengenali senyawa kimia spesifik tanaman tertentu, yang tidak bisa dikenali oleh serangga lain. Sehingga serangga akan cocok, mampu bertelur dan berkembang biak dengan baik.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><i>plant odor </i>terdiri dari <i>volatile compound, </i>yang merupakan metabolit sekunder sehingga serangga tertarik untuk datang pada tanaman. Sensor pada serangga berupa olfactory=penglihatan dan gustatory=penciuman.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Percobaan yang dilakukan untuk mengetahui senyawa-senyawa apa yang berada dalam tanaman tersebut.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrjCtOjhEwAhHu072Ql7UnJ8ZhIyxo30br2m3thQxhuQoZRIa-_7E99yp2Eo2O1oMkhyhOq5wBjifk_BeaGhXjlZvj-J1Duuvk7ei13bo11gBkJ4Jw1gE3MCDXg1hH-klcRqxT7s-YgEfv/s1600/uji+ekstrak.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="466" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrjCtOjhEwAhHu072Ql7UnJ8ZhIyxo30br2m3thQxhuQoZRIa-_7E99yp2Eo2O1oMkhyhOq5wBjifk_BeaGhXjlZvj-J1Duuvk7ei13bo11gBkJ4Jw1gE3MCDXg1hH-klcRqxT7s-YgEfv/s640/uji+ekstrak.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">deteksi senyawa tanaman yang disukai serangga uji</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Daun kubis dilakukan ekstraksi kemudian diteteskan pada kertas saring yang diletakkan dalam cawan petri. Larva <i>Crocidolomia binotalis </i>dimasukkan dalam petri kemudian dilihat apakah dia mau datang ke kertas saring. Jika larva mau datang menandakan dia tertarik oleh komponen volatile tanaman kubis. Jika larva <i>C. binotalis </i>tidak mau datang menandakan dia tertarik pada senyawa volatile. </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Jika <i>C. binotalis </i>datang ke ekstrak. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi komponen apa saja dalam esktrak daun kubis dengan cara sisa ekstrak daun dilakukan uji kromatografi.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>2. Possitive Stimuli Theory</b></span><br />
<span style="font-size: large;">oleh<b> Fraenkel (1959)</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<span style="font-size: large;">Serangga datang pada tanaman karena</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">-morfologi atau fisik tanaman, misalnya serangga tertarik oleh karbohidrat (buah, umbi, bulir) yang dihasilkan tanaman.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">-plant chemistry: menstimuli serangga untuk datang pada tanaman. Plant chemistry ini bisa menjelaskan tingkah laku serangga untuk menemukan inangnya.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Fraenkel melakukan revisi, ternyata serangga itu umumnya bersifat oligophagus dan bahkan monophagus. Tidak semua serangga bersifat polyphagus. Jika serangga tidak dapat <i>survive</i> pada suatu tanaman maka dia akan pergi. Serangga yang cocok nutrisinya pada tanaman dapat berkembang biak dengan baik. Senyawa kimia yang berada di udara inilah yang membawa serangga dari lokasi yang jauh untuk datang.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>3. Dual Discrimination</b></span><br />
<span style="font-size: large;">oleh <b>Kennedy and Booth (1951)</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<span style="font-size: large;"><i>Fraenkel proposed that insect choose their host plants exclusively by responding selectively to plant secondary compounds such as alkaloids, glycosides aromatic oils, that have no nutritional value</i></span><br />
<span style="font-size: large;"><i><br /></i></span>
<span style="font-size: large;"><i>The dual discrimination theory of Kennedy and Booth, which suggests that selection is made of the basis of both odd substances and nutrients, seem more realistik </i></span><br />
<span style="font-size: large;"><i><br /></i></span>
<span style="font-size: large;"><i>taken from (Prakash, 2008).</i></span><br />
<span style="font-size: large;"><i><br /></i></span>
<span style="font-size: large;">Dual discrimination menyatakan bahwa proses pencarian inang oleh serangga karena faktor senyawa sekunder dan nutrisi yang terkandung dalam tanaman. Serangga tertarik pada tanaman tidak semata-mata karena senyawa sekunder tetapi juga nutrisi yang terkandung dalam tanaman sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan serangga.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Kennedy dan Booth melakukan percobaan. Glukosida (senyawa sekunder) bisa meningkatkan penerimaan tanaman inang oleh serangga.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Glukosida + artifisial diet ------------- serangga lebih meningkat perkembangannya.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Senyawa sekunder mempunyai peranan dalam <i>acceptibily </i>oleh serangga, disamping kandungan karbohidrat, lemak, vitamin (senyawa primer) yang terkandung dalam tanaman. Senyawa primer disebut juga phagostimuli</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>4. Nutritional Imbalance Theory</b></span><br />
<span style="font-size: large;">by <b>House (1969)</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<span style="font-size: large;">Teori ketidak seimbangan nutrisi</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Serangga dari jauh datang pada tanaman dipengaruhi</span><br />
<span style="font-size: large;">1. Metabolit sekunder</span><br />
<span style="font-size: large;">2. Morfologi tanaman</span><br />
<span style="font-size: large;">3. Senyawa primer tanaman</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Serangga makan bagian tanaman</span><br />
<span style="font-size: large;">-pucuk : <i>Oryctes rhinoceros </i>(kumbang tanduk)</span><br />
<span style="font-size: large;">-buah : lalat buah</span><br />
<span style="font-size: large;">-batang : penggerek batang padi</span><br />
<span style="font-size: large;">-daun muda : <i>Croccidolomia binotalis</i></span><br />
<span style="font-size: large;">-daun tua : <i>Eryonata thrax </i>(larva penggulung daun pisang)</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">kandungan nutrisi pada masing-masing bagian tumbuhan tersebut berbeda.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Tiap bagian tumbuhan tersebut dapat dimakan oleh serangga. Pertama serangga datang pada pucuk, digigit, lalu berpindah ke daun.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Adanya perbedaan nutrisi akan mempengaruhi tingkah laku dan psikological serangga. Jika nutrisi seseuai maka serangga berhasil bertelur. Poporsi nutrisi lebih penting daripada jumlah mutlak. Sehingga walaupun misal glikosida ada di pucuk, daun, batang tetapi serangga lebih memilih makan bagian pucuk karena poporsi glikosida dan komponen lain sesuai dengan kebutuhan serangga.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Tanaman dalam saut famili biasanya chemical sama, proporsi bahan sekunder hampir sama sehingga serangga <i>Crocci </i>serang pada semua tanaman dalam satu famili Brasicaceae.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>5. Negative stimuly theory</b></span><br />
<span style="font-size: large;">oleh <b>Dethier (1980)</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<span style="font-size: large;">Serangga datang</span><br />
<span style="font-size: large;">Tumbuhan ditolak oleh seranggga</span><br />
<span style="font-size: large;">Tumbuhan mengeluarkan senyawa untuk menghambat pertumbuhan serangga</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Semakin spesifik feeding stimulan dari tumbuhan maka serangga akan memilih makanan yang spesifik.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Pemilihan makanan yang spesifik ini merupakan proses coevolusi. Dethier berpendapat bahwa serangga tertarik pada sekelompok spesies tanaman karena tanaman mengeluarkan stimulus kimia yang serupa.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>6. Chemical of Host Selection Theory</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<span style="font-size: large;">Teori pemilihan inang secara kimiawi dikemukakan oleh<b> </b></span><span style="font-size: large;">Whittaker & Feevy 1971</span><br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<span style="font-size: large;">Serangga berinteraksi dengan tanaman menggunakan sistem sensori. Sensor serangga akan menangkap senyawa kimiawi atau disebut senyawa alelochemical.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Senyawa alelochemical terdiri dari</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">1. Alomon : senyawa yang dikeluarkan tumbuhan akan menguntungkan dirinya, sedangkan pertumbuhan serangga terhambat</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Senyawa Alomon dibagi menjadi:</span><br />
<span style="font-size: large;">1. Repelen : serangga akan menjauhi tanaman</span><br />
<span style="font-size: large;">2. Antibiotik : serangga yang memakan bagian tumbuhan akan terganggu metabolismenya</span><br />
<span style="font-size: large;">3. Deteran : serangga akan menghentikan makan setelah mencicipi bagian tumbuhan</span><br />
<span style="font-size: large;">4. Supresan : Serangga menghentikan pencicipan makanan</span><br />
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span style="font-size: large;">2. Kairomon : senyawa yang dikeluarkan tumbuhan justru merugikan dirinya.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Senyawa kairomon dibagi menjadi:</span><br />
<span style="font-size: large;">1. antraktan : senyawa yang dikeluarkan tanaman membuat serangga mendekat</span><br />
<span style="font-size: large;">2. arestan : senyawa yang dikeluarkan tanaman membuat serangga menetap dan tinggal di tanaman tersebut</span><br />
<span style="font-size: large;">3. heksitan : senyawa yang dikeluarkan tanaman membuat serangga mulai proses makan</span><br />
<span style="font-size: large;">4. stimulan : senyawa yang dikeluarkan tanaman membuat serangga meneruskan proses makan.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">3. Sinomon : senyawa yang dikeluarkan tumbuhan memberikan dampak positif bagi dirinya dan bagi serangga. Contoh adalah lebah mendapatkan nektar dari tanaman. Tanaman memperoleh keuntungan dengan dibantu proses penyebukan oleh lebah.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Dari teori pemilihan inang secara kimia ini dapat dikelompokkan adanya kisaran inang</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">1. serangga monofag: serangga makan hanya terbatas ada spesies tertentu, biasanya dibawah satu genus. Contoh wereng cokelat bisa tetap hidup walaupun tidak ada tanaman padi. Wereng bertahan pada rerumputan.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">2. serangga oligofag : serangga makan dalam satu famili tanaman, misal <i>Crocidolomia binotalis </i>makan dalam satu famili Brasicaceae. Contoh lain serangga <i>Plutella xylostella</i></span><br />
<span style="font-size: large;"><i><br /></i></span>
<span style="font-size: large;">3. serangga polifag : serangga yang mampu makan berbagai famili tanaman. Misalnya serangga <i>Spodoptera litura </i>mampu makan jagung, padi, tomat, bawang, kunyit, kubis, talas, kangkung.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Ada kasus-kasus menarik dari kisaran inang serangga ini.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><i>S. litura </i>mempunyai kisaran inang yang luas. Di lapangan larva <i>S. litura </i>banyak ditemukan pada tanaman talas. Serangga seperti brsifat monofag. Pada kasus ini bukan berarti <i>S. litura </i>monofag. Serangga lebih menyukai tanaman talas. Serangga mempunyai sifat preferensi.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZpaSsRSKDJmn0yX6FaWyQhzsMKwu9bd_LK9C7UngGKiNdgBl7_dLfDHILQCIhtDiMKEug9IjXSU0u2uVgxT7Hs8yh55WAfAY8nF_-nkqvMGr4IoxMyrnWCbfAaftAFKEDFownJZhMtn4I/s1600/colorado+potato+beetle.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="396" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZpaSsRSKDJmn0yX6FaWyQhzsMKwu9bd_LK9C7UngGKiNdgBl7_dLfDHILQCIhtDiMKEug9IjXSU0u2uVgxT7Hs8yh55WAfAY8nF_-nkqvMGr4IoxMyrnWCbfAaftAFKEDFownJZhMtn4I/s640/colorado+potato+beetle.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Colorado potato beetle (picture by uspest.org)</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><i><br /></i></span><span style="font-size: large;">Colordo potato beetle di lapangan seperti bersifat monofag. Serangga seperti hanya memakan daun kentang. Sesungguhnya makanan kumbang ini lebih banyak atau oligofag seperti juga tomat, terung.</span>
<span style="font-size: large;"><br /><br />Stenophagus : restricted host plant</span><br />
<span style="font-size: large;">Euriphagus : broad host plant</span><br />
<span style="font-size: large;">kedua istilah ini jarang digunakan</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Serangga memakan 10 tanaman dalam famili sama</span><br />
<span style="font-size: large;">serangga memakan 10 tanaman dalam famili berbeda</span><br />
<span style="font-size: large;">------------ base number</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Pengelompokan monophagi, oligophagi, polipagi merupakan mengelompokan serangga berdasarkan base number</span>
<span style="font-size: large;">Daftar Pustaka</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Prakash M. 2008. Encyclopaedia of Entomology II. Insect Behaviour. Discovery publishing house: India</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">-end-</span></div>
</div>
catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-83518350344241517502016-09-20T03:03:00.001+07:002016-09-20T03:03:24.726+07:00Pengantar Praktikum Toksikologi<span style="font-size: large;">19 September 2016</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Faktor yang mempengaruhi tingkat toksisitas serangga</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Faktor Internal</span><br />
<ul>
<li><span style="font-size: large;">spesies</span></li>
<li><span style="font-size: large;">jenis kelamin</span></li>
<li><span style="font-size: large;">fase perkembangan</span></li>
<li><span style="font-size: large;">umur</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;">Faktor Eksternal</span></div>
<div>
<ul>
<li><span style="font-size: large;">suhu</span></li>
<li><span style="font-size: large;">kelembaban</span></li>
<li><span style="font-size: large;">makanan</span></li>
<li><span style="font-size: large;">kepadatan populasi</span></li>
<li><span style="font-size: large;">pencahayaan</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;"><b>Pengujian Toksisitas</b></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Permetrin dengan bahan aktif pirethroid, diujikan pada bawang di Brebes ternyata tidak efektif mengendalikan hama. Setelah ditelusuri ternyata aplikasi bahan aktif pirethroid di daerah Brebes dengan merek dagang yang lain sudah berlangsung lama. Ada kemungkinan hama bawang sudah resisten terhadap bahan aktif pirethroid ini.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><b>1. No Observable Effect Level (NOEL)</b></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Diharapkan saat dilakukan pengujian residu insektisida pada mamalia tidak ditemukan efek negatif</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><b>2. Monitoring Resistensi</b></span></div>
<div>
<ul>
<li><span style="font-size: large;">Yang rutin melakukan monitoring adalah departemen kesehatan</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Fakta yang muncul di lapangan bahwa nyamuk resisten terhadap insektisida rumah tangga. Pertanyaan yang muncul, berbagai merk insektisida saat mendaftarkan diri di komisi pestisida memberikan data berhasil membunuh nyamuk. Kenyataan ini sangat bertolak belakang dengan fakta. Kenapa terjadi seperti itu? Jawabannya adalah karena pendaftar merk dagang insektisida menggunakan nyamuk hasil pembiakan di laboratorium.</span></li>
</ul>
<div>
<br /></div>
<span style="font-size: large;"><b>3. Monitoring Resurgensi</b></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Monitoring serangga hama yang masuk dalam level populasi. Dalam melakukan monitoring resurgensi harus melihat nilai NOEL yang dilakukan sebagai bentuk pengamanan.</span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Pembuatan insektisida merupakan pekerjaan rumit. Dari ribuan senyawa diuji satu per satu kemudian dipilih beberapa kandidat terbaik. Masing-masing kandidat dilakukan formulasi, lalu dilakukan pengujian pada serangga sasaran. Dari pengujian tersebut baru diperoleh produk komersial yang siap dipasarkan.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Insektisida baru ------------------- dilihat potensinya</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Insektisida lama ------------------- dilihat tingkat kepekaan untuk mengendalikan hama, apakah sudah muncul resistensi dan resurgensi. Yang diharapkan kedua persoalan tersebut tidak terjadi.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">###</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Dalam melakukan pengujian insektisida hal yang harus diperhatikan adalah</span></div>
<div>
<ol>
<li><span style="font-size: large;">Serangga</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Insektisida</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Metodologi</span></li>
</ol>
<div>
<span style="font-size: large;">Serangga yang diperlukan dalam pengujian harus di rearing atau dipelihara di laboratorium. Sering kali serangga ini mati. Apa penyebab kematian serangga uji</span></div>
</div>
<div>
<ol>
<li><span style="font-size: large;">tempat pemeliharaan kurang hieginis</span></li>
<li><span style="font-size: large;">cara memperlakukan serangga kasar, misal Aphid sedang makan, stilet sedang tertancap di batang muda kemudian dengan kasar disapu dengan kuas hingga menyebabkan stilet putus. </span></li>
<li><span style="font-size: large;">tidak sabar dalam bekerja</span></li>
</ol>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Sumber serangga untuk uji dilapangan dapat berasal dari</span></div>
</div>
<div>
<ol>
<li><span style="font-size: large;">Dari lapangan yang sering dilakukan penyemprotan insektisida</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Dari lapangan tanpa penyemrotan. Misalnya <i>Spodoptera litura</i> yang didapat dari pertanaman talas sering tidak pernah mendapat perlakuan insektisida. Hanya saja perlu diperhatikan sering kali <i>S. litura </i>terkena patogen misalnya NPV</span></li>
</ol>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;">Persyaratan serangga untuk uji toksisitas</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">1. Serangga harus berkembang secara optimum. Serangga uji harus dimanjakan dengan makanan yang baik dan lingkungan yang bersih. Makanan untuk serangga uji harus ditanam sendiri agar bebas dari residu insektisida, misalnya dengan menanam sendiri tanaman brokoli sebagai makanan larva </span><i style="font-size: x-large;">Crocidolomia binotalis</i><span style="font-size: large;">. Jika malas menanam brokoli kemudian mengambil daun dari lapangan kemungkinan besar </span><i style="font-size: x-large;">Croci</i><span style="font-size: large;"> rearing akan mati.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">2. Serangga uji toksisitas harus seragam. Sulit untuk mendapatkan serangga uji seragam hingga pada waktu menetas yang sama. Tetapi paling tidak serangga uji harus:</span></div>
<div>
<ul>
<li><span style="font-size: large;">instar yang sama</span></li>
<li><span style="font-size: large;">umur sama</span></li>
<li><span style="font-size: large;">tebal kutikula sama</span></li>
<li><span style="font-size: large;">serangga sedang ganti kulit atau tidak, tergantung kebutuhan. Terkadang saat pengujian justru diperlukan serangga yang sedang ganti kulit</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;">Pada pengujian insektisida antifeedan harus dicari serangga yang rakus makan, terutama larva Lepidoptera</span></div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">3. Serangga uji harus dalam kondisi yang sehat. Ciri serangga sehat: </span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">- </span><i style="font-size: x-large;">Plutella </i><span style="font-size: large;">jika disentuh akan menjauh</span><br />
<div>
<span style="font-size: large;">-<i>Croci </i>jika disentuh akan bergerak</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">- </span><i style="font-size: x-large;">Spodoptera </i><span style="font-size: large;">jika sentuh akan melawan</span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;">-serangga yang pura-pura mati, saat disentuh tungkainya akan bergerak</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">4. Tempat hidup serangga harus hiegenis agar serangga sehat. Saat dilakukan pengujian insektisida, kematian berasal dari senyawa uji bukan karena serangganya yang kurang sehat.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">5. Serangga aktif harus dilakukan pembiusan saat dilakukan uji toksisitas.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">-Kecoak tidak perlu dilakukan pembiusan. Kecoak cukup ditempatkan dalam wadah secara tunggal untuk kemudian dilakukan uji toksisitas</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">-Serangga ukuran kecil dan sangat aktif perlu dilakukan pembiusan dengan memberikan CO2 atau dimasukkan sebentar dalam freezer. Misalnya wereng, dimasukkan dalam freezer sehingga tidak aktif tetapi tidak mati. Setelah kurang lebih 2 jam (ditunggu agar tidak ada air yang tersisa) baru dilakukan uji toksisitas.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Pembiusan tidak boleh berlebihan, agar serangga tidak mati. Kontrol sangat diperlukan dalam perlakuan pembiusan ini. Serangga kontrol harus dalam kondisi hidup. Jika serangga kontrol mati kemungkinan perlakuan pembiusan berlebihan.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">6. Fase perkembangan serangga, terutama untuk pengujian insektisida fumigasi. Apakah fase telur, larva, imago dapat mati akibat perlakuan fumigasi?</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">7. Pengamanan serangga uji agar tidak lari. Wadah serangga uji harus disegel dengan baik sehingga ulangan tidak berkurang jumlahnya karena serangga melarikan diri.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">8. Serangga yang digunakan untuk pengujian insektisida adalah betina. Kenapa? Karena betina lebih tahan terhadap insektisida dibandingkan jantan. Sehingga diharapkan jika betina dapat mati akibat perlakuan insektisida yang jantan pun dapat dipastikan sudah mati terlebih dahulu.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Beberapa serangga mudah dibedakan antara jantan dan betina, sedangkan serangga yang lain sulit. Misalnya <i>Calocobrucus </i>hama gudang jantan dan betina mudah dibedakan dari ukuran badan, betina ukuran badannya lebih besar dibandingkan jantan.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">9. Serangga yang digunakan untuk uji toksisitas harus satu spesies</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">10. Faktor eksternal yang mempengaruhi serangga uji harus diperhatikan, sehingga sesuai dengan kondisinya di alam. Faktor yang harus diperhatikan yaitu:</span><br />
<br />
<ul>
<li><span style="font-size: large;">suhu</span></li>
<li><span style="font-size: large;">pencahayaan, jika serangga di pelihara di lab tertutup cahaya harus diatur sehingga 12 jam terang dan 12 jam gelap</span></li>
<li><span style="font-size: large;">kepadatan populasi dalam wadah pemeliharaan harus tetap, sehingga serangga leluasa bergerak tidak berdesak-desakan</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">####</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Toksisitas terhadap organisme sasaran, komponen yang diubah adalah</span></div>
<div>
<ul>
<li><span style="font-size: large;">dosis</span></li>
<li><span style="font-size: large;">konsentrasi</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;">Insektisida yang diaplikasikan topikal maka dosis yang digunakan uk menguji.</span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Jika insektisida racun perut yang akan diuji maka perlakuan konsentrasi yang diperlukan</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Dosis</span></div>
<div>
<ul>
<li><span style="font-size: large;">kg/ha</span></li>
<li><span style="font-size: large;">g/ha</span></li>
<li><span style="font-size: large;">l/ha</span></li>
<li><span style="font-size: large;">ml/ha</span></li>
<li><span style="font-size: large;">ug/serangga</span></li>
<li><span style="font-size: large;">ml/tanaman</span></li>
<li><span style="font-size: large;">g/m2</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;">Konsentrasi</span></div>
<div>
<ul>
<li><span style="font-size: large;">ppm</span></li>
<li><span style="font-size: large;">%</span></li>
<li><span style="font-size: large;">ml/l</span></li>
<li><span style="font-size: large;">cc/l</span></li>
<li><span style="font-size: large;">konsentrasi bahan aktif dalam formulasi</span></li>
<li><span style="font-size: large;">konsentrasi bahan aktif dalam cairan semprot</span></li>
<li><span style="font-size: large;">konsentrasi formulasi dalam cairan semprot</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;">Insektisida dengan bahan aktif pirethroid merupakan antifeedan. Faktor yang akan dilihat adalah tingkat kematian (mortalitas). Tingkat kecepatan kematian tergantung pada:</span></div>
<div>
<ul>
<li><span style="font-size: large;">dosis atau konsentrasi</span></li>
<li><span style="font-size: large;">aktivitas biologi</span></li>
<li><span style="font-size: large;">kisaran organisme sasaran</span></li>
<li><span style="font-size: large;">cara kerja insektisida</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;">Faktor penentu tingkat toksisitas</span></div>
<div>
<ol>
<li><span style="font-size: large;">lama pemaparan</span></li>
<li><span style="font-size: large;">cara masuk----- dermal atau oral</span></li>
<li><span style="font-size: large;">jenis spesies</span></li>
<li><span style="font-size: large;">variasi individu</span></li>
<li><span style="font-size: large;">umur</span></li>
<li><span style="font-size: large;">jenis kelamin</span></li>
<li><span style="font-size: large;">suhu</span></li>
<li><span style="font-size: large;">nutrisi</span></li>
<li><span style="font-size: large;">kepadatan populasi</span></li>
<li><span style="font-size: large;">pengukuran toksisitas</span></li>
<li><span style="font-size: large;">LD (lethal dosage)</span></li>
<li><span style="font-size: large;">LC (lethal concentration)</span></li>
<li><span style="font-size: large;">L T (lethal time )</span></li>
<li><span style="font-size: large;">ED (effective dosage)</span></li>
<li><span style="font-size: large;">EC (effective concentration)</span></li>
<li><span style="font-size: large;">IT (inhibition time)</span></li>
<li><span style="font-size: large;">pengukuran lain yang dilakukan dengan probit analysis</span></li>
</ol>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;">Cara pengukuran toksisitas, dinyatakan dengan kurva Y = a + bx</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Hal yang dilihat dari pengukuran toksisitas adalah:</span></div>
<div>
<ul>
<li><span style="font-size: large;">Lethal : LD, LC, LT</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Knock down : KD, KC</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Effective : ED, EC</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Inhibition : ID IC</span></li>
<li><span style="font-size: large;">LD50, LC50 dll</span></li>
</ul>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_L4Vrx1w5KOhBISMFOQb2AE9LJPnCT2sGl1q-860ZlwM3BXbmadYIB66jbsNq38ioOXWieOdicQVc8zqqSR65Cu-cFuCpWRCDjLD-oHlR_swXrv8e6vF-Fg6KwxaGdds7y8sDQ7IE1PQm/s1600/hub+respon+konsentrasi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="438" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_L4Vrx1w5KOhBISMFOQb2AE9LJPnCT2sGl1q-860ZlwM3BXbmadYIB66jbsNq38ioOXWieOdicQVc8zqqSR65Cu-cFuCpWRCDjLD-oHlR_swXrv8e6vF-Fg6KwxaGdds7y8sDQ7IE1PQm/s640/hub+respon+konsentrasi.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">grafik analisis probit</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">-end-</span></div>
</div>
catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-25525241978759406742016-09-19T12:29:00.001+07:002017-12-14T11:00:35.731+07:00Kuliah 2 Toksikologi <span style="font-size: large;">18 September 2016</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Ringkasan kuliah ke-2 Toksikologi serangga. Buku pengangan bahan ajar adalah <i>Toxicology of Insecticides </i>karangan Fumio Matsumura.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">###</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Racun yang diaplikasikan akan menuju sasaran di dalam tubuh serangga. Bagan untuk menjelaskan hal tersebut adalah:</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">Toksikan</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">Penghalang</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">target</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Racun sebelum mengenai target akan melewati penghalang berupa kutikula dan penghalang enzimatis. Kutikula serangga terdiri dari 5 lapisan:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li><span style="font-size: large;">Epikutikula</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Eksokutikula</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Mesokutikula</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Endokutikula</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Membran</span></li>
</ol>
<div>
<span style="font-size: large;">Sehingga proses insektisida menembus kutikula merupakan peristiwa rumit dan kompleks.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Penghalang insektisida </span><span style="font-size: large;">lainnya </span><span style="font-size: large;">saat memasuki tubuh serangga adalah penghalang enzimatis. Enzim yang berperan adalah MFO </span><i style="font-size: x-large;">mixed function oxidase. </i><span style="font-size: large;">MFO merupakan keluarga enzim oksidase yang bekerja mengoksidasi 2 substrat berbeda secara bersamaan. Fatty acyl-CoA jenuh and NADPH dioksidasi oleh molekul oksigen (O2) menghasilkan fatty acyl-CoA tidak jenuh tunggal, NADP+ dan 2 melekul air.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Semakin tinggi konsentrasi insektisida semakin besar kematian terjadi. Hubungan antara konsentrasi dan tingkat kematian digambarkan dalam analisis probit.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLq5Kj3sI59PAXT8pw0UA_HelzTgojokRAvlqG2gVmEyNYf1KguAXKsu5qaBEIcmx6w8KmACwjAblq3fYoOYXZ-K2NcdDyKnOyW1ZuMz1qWZuwZGgux_TLxtxIJPyAMEswKf-wqG5ONEqB/s1600/grafik+analisis+probit.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLq5Kj3sI59PAXT8pw0UA_HelzTgojokRAvlqG2gVmEyNYf1KguAXKsu5qaBEIcmx6w8KmACwjAblq3fYoOYXZ-K2NcdDyKnOyW1ZuMz1qWZuwZGgux_TLxtxIJPyAMEswKf-wqG5ONEqB/s320/grafik+analisis+probit.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">grafik analisis probit</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Semakin sering serangga di bombardir dengan insektisida, maka target menjadi tidak sensitif. Individu yang tidak berhasil mti ini akan berkembang biak sehingga menghasilkan keturunan resisten.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Insektisida akan berhadapan dengan kutikula yang bersifat non polar. Tentunya insektisida akan menyingkir tidak dapat masuk ke dalam kulit serangga tersebut. Untuk mengatasinya peneliti menambahkan adjuvan/pelarut/surfaktan sehingga insektisida menjadi bersifat non polar sehingga mampu menembus kutikula. Bahan adjuvan apa yang ditambahkan oleh perusahaan insektisida menjadi rahasia dagang mereka. Bahan adjuvan hanya dibeberkan komposisinya kepada komisi pestisida RI ketika mereka mendaftarkan diri.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Ketika insektisida berhasil melakukan penetrasi atau absorbsi ke dalam kutikula, hal yang akan terjadi dijelaskan dengan bagan sbb</span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2StTL2NKqyNotXhc4mNU0aH4Zs1dJCtSUdQq-Wh6ttmOnSTLNw7QfWgbftxpunegJ_0bwWcPgVCYITTtol8lQdSCArImXlNrjTamByIYaoafWYvRIYn7qDLgfi2HGXXHaI_scqmriuawx/s1600/toksikologi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="546" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2StTL2NKqyNotXhc4mNU0aH4Zs1dJCtSUdQq-Wh6ttmOnSTLNw7QfWgbftxpunegJ_0bwWcPgVCYITTtol8lQdSCArImXlNrjTamByIYaoafWYvRIYn7qDLgfi2HGXXHaI_scqmriuawx/s640/toksikologi.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">bagan alir perjalanan insektisida di dalam tubuh serangga</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br />
<ul>
<li><span style="font-size: large;">Ada kemungkinan setelah senyawa insektisida masuk ke dalam kutikula serangga, senyawa kimia tersebut diikat sehingga menjadi komponen tidak aktif. Contoh kasus yang sudah terjadi sebelumnya adalah insektisida DDT (dikloro dipenil triklorida). Insektisida ini sudah dilarang peredarannya karena berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Senyawa yang masuk ke dalam tubuh serangga diikat menjadi tidak aktif, kemudian tersimpan dalam jaringan lemak. Melalui jaring-jaring makanan, DDT ini terakumulasi dalam tubuh manusia. Sebagai mahluk di puncak piramida makanan, konsentrasi DDT dalam tubuh manusia atau hewan besar lain akan paling tinggi. DDT karena diikat oleh lemak menjadi tidak efektif untuk membunuh serangga.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Ada kalanya, insektisida yang berhasil diikat dalam serangga, ikatan senyawanya menjadi putus, kemudian bersama metabolisme tubuh akan dikeluarkan bersama feses. Tentu saja kasus ini menjadikan insektisida tidak efektif membunuh serangga.</span></li>
</ul>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat degradasi insektisida hingga sampai target sasaran menggunakan bahan radioaktif C13. Jika jumlah komponen insektisid di bagian sasaran sedikit bisa jadi senyawa insektisida banyak yang diikat menjadi bahan tidak aktif.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Untuk meningkatkan keefektifan insektisida hingga banyak yang sampai di organ sasaran, digunakan bahan piperonil butoksida.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9ZbQgburgbEZgRU8UE63W4zGGidYZafG63_jYYAOpoDBphS4haZyLIQYqyqQu7o6u_zSwA10RyTXeLLRypJiZF5tT6x3zjh_9ahRUl0kwGB3esZ73IDmzgSMPDlCBeHb7DL9PD-ByxNYY/s1600/bagan+alur+insektisida.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9ZbQgburgbEZgRU8UE63W4zGGidYZafG63_jYYAOpoDBphS4haZyLIQYqyqQu7o6u_zSwA10RyTXeLLRypJiZF5tT6x3zjh_9ahRUl0kwGB3esZ73IDmzgSMPDlCBeHb7DL9PD-ByxNYY/s640/bagan+alur+insektisida.jpg" width="482" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">bagan alur perjalanan insektisida dalam tubuh serangga</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Penjelasan dari bagan alur perjalanan insektisida dalam tubuh serangga.</span><br />
<br />
<ul>
<li><span style="font-size: large;">Saat senyawa kimia insektisida berhasil masuk ke dalam tubuh serangga, maka ada kemungkinan senyawa insektisida tersebut akan dilakukan metabolisme. Bagi peneliti lingkungan, metabolisme insektisida menjadi senyawa kurang toksik sehingga saat senyawa kimia tersebut kembali ke lingkungan menjadi komponen tidak membahayakan bagi mahluk hidup lain dan lingkungan.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Bagi perusahaan pestisida tentu bertolak belakang, metabolisme yang terjadi dalam tubuh serangga diharapkan menjadi lebih toksis sehingga berhasil membunuh serangga.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Setalah senyawa kimia bereaksi dengan makromolekul sasaran, maka serangga akan mengalami kematian. Umumnya insektisida yang beredar di parasan adalah jenis racun syaraf, sehingga makromolekul sasan insektisida adalah komponen syaraf.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Diharapkan toksik efek insektisida tidak ada. Insektisida yang digunakan tidak menyebabkan perubahan genetik baik pada serangga maupun pada organisme lain, tidak karsinogenik atau penyebab kanker, tidak teratogenik atau membuat kecacatan pada bayi.</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Metabolisme menjadi lebih toksik</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Insektisida dengan bahan aktif paration dapat dimodifikasi oleh serangga sehingga menjadi bahan metabolit toksik.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju3lBwjG1uo8f8t2QHzW2OBkUCdE4Q1mcIz11Sibrg1g8bhD8bxMMkggMG9fSC9VeZJBIHYLm5fn22OauMjVyx7WsTCUHoDzpBDaftCuUbMe3S0gYTHsFnjMKiomLM0BuBcGI6nnftgShE/s1600/220px-Methyl%2526Ethylparathion.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju3lBwjG1uo8f8t2QHzW2OBkUCdE4Q1mcIz11Sibrg1g8bhD8bxMMkggMG9fSC9VeZJBIHYLm5fn22OauMjVyx7WsTCUHoDzpBDaftCuUbMe3S0gYTHsFnjMKiomLM0BuBcGI6nnftgShE/s1600/220px-Methyl%2526Ethylparathion.png" /></a></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"> Bagian R dari senyawa paration dapat diganti sehingga paration menjadi lebih toksik.</span></div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEMsoDDcxHmp-69jvNGhBkgZ318oa5m6lCkQkSIC5JhMBXy1vNt1YVkndoqRRe27h7HZtaB1Nb8tLjbYILZa3dgwSmSKSctI1Pj7BMsvg_MCxBR9dU8V7deJooEO6V97gugBCTxVX3JDG7/s1600/perjalanan+insektisida.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="460" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEMsoDDcxHmp-69jvNGhBkgZ318oa5m6lCkQkSIC5JhMBXy1vNt1YVkndoqRRe27h7HZtaB1Nb8tLjbYILZa3dgwSmSKSctI1Pj7BMsvg_MCxBR9dU8V7deJooEO6V97gugBCTxVX3JDG7/s640/perjalanan+insektisida.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">perjalanan insektisida</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<span style="font-size: large;">Keterangan:</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Konfigurasi stereokimia adalah pengaturan polaritas senyawa. Polaritas insektisida dapat ditingkatkan dengan bantuan software konfigurasi stereokimia ini sehingga senyawa insektisida tepat berikatan dengan tingkat polaritas <i>coline esterase.</i></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><i><br /></i></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Konfigurasi yang tidak tepat dapat menyebabkan insektisida menjadi kurang aktif.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Tiap bagian kutikula mempunyai laju penetrasi yang berbeda. Senyawa insektisida perlu ditambahkan bahan adjuvan/surfaktan sehingga banyak yang masuk ke dalam tubuh serangga. Sejauh mana senyawa insektisida tersebar di dalam tubuh serangga dapat diketahui keberadaannya dengan radioaktif C13.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Bahan aktif insektisida yang beredar di pasaran dunia tidak banyak jenisnya, hanya:</span></div>
<div>
<ol>
<li><span style="font-size: large;">Piretroid</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Carbamat</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Organofosfat</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Nikotinoid</span></li>
</ol>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Racun atau senyawa kimia insektisida dimetabolisme mulai masuk, proses transporttasi sampai di organ target (<i>site of action</i>). Racun tidak masuk ke tubuh dengan satu jalan linier. Sangat memungkinkan akan terjadi banyak jalur metabolisme dan cara kerja tergantung pada organ, tingkat dosis, kehadiran toksin lain.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Tiap pintu masuk di tubuh serangga akan terjadi perbedaan laju penetrasi sehingga menyebabkan perbedaan pola metabolisme.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Secara umum, sistem respirasi merupakan jalan masuk (<i>route of entryi) </i>yang paling cepat, sedangkan kulit atau kutikula merupkan jalan yang paling lambat untuk ditembus senyawa kimia insektisida.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>Uji toksisitas</b></span><br />
<span style="font-size: large;">Pada uji toksisitas pada serangga, insektisida diberikan topikal atau injeksi di daerah thoraks. Alasannya daerah tersebut daerah yang paling dekat dengan pusat syaraf.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Ada insektisida yang bekerja dengan cepat mematikan serangga, ada pula yang bekerja lambat. Kecepatan mematikan tersebut tergantung jenis insektisida yang digunakan. Insektisida racun syaraf akan cepat bekerja sedangkan insektisida racun ganti kulit akan lambat bekerja. Jika serangga belum ganti kulit maka tidak akan mati.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Karakteristik serangga: </span><br />
<br />
<ul>
<li><span style="font-size: large;">ada serangga yang mempunyai kulit kuat seperti famili </span><i style="font-size: x-large;">Oryctes sp.</i></li>
<li><span style="font-size: large;">ada serangga yang kerja enzimatiknya kuat, sehingga insektisida yang diaplikan pada serangga tersebut kurang aktif. Jika dilihat keadaan kulit barangkali lemah mudah robek.</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><b>Koefisien Partisi</b></span></div>
</div>
</div>
<div>
<ul>
<li><span style="font-size: large;">Koefisien kelarutan</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Salah satu parameter yang mempengaruhi penetrasi adalah kelarutan lemak relatif dari potensial racun. Racun yang mudah larut dalam lemak akan semakin mudah masuk ke dalam tubuh serangga</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Kelarutan lemak diukur sebagai koefisien partisi, merupakan ukuran partisi senyawa antara fase air dan lemak</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Nilai koefisien partisi tinggi menunjukkan kelarutan lemak yang lebih besar</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Pengukuran tingkat kelarutan lemak digunakan oktanol</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Semakin tinggi partisi semakin mudah masuk ke dalam lemak</span></li>
</ul>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;"><b>Mechanism of Entry</b></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">DDT merupakan senyawa non polar yang dalam air akan menggumpal. DDT pasif terbawa dalam air.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Transport pasif</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Senyawa dalam bentuk terionisasi tidak bergerak cepat karena ada interaksi racun + lemak + protein.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Kulit serangga permukaan atas bersifat non polar sedangkan lapisan bawah bersifat polar. Insektisida tidak dapat masuk ke dalam lapisan non polar. Agar dapat masuk insektisida perlu ditambah dengan bahan adjuvan/surfaktan. Peristiwa ini merupakan transport pasif.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Senyawa hidrofobik (takut air) bersifat non polar, yang terdiri dari rantai atom C. Senyawa hidrofilik (suka air) bersifat polar, yang terdiri dari molekul -OH atau ikatan C= O. Semakin banyak kandungan O pada suatu senyawa maka akan bersifat semakin polar</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><b>Filtrasi</b></span><br />
<span style="font-size: large;">Terjadi pada molekul dengan BM (berat massa) rendah dengan ukuran kurang dari 100 Dalton. Senyawa dengan BM besar jarang terjadi peristiwa filtrasi</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>Transport khusus</b></span><br />
<span style="font-size: large;">Pada serangga terjadi di bagian gastro intestinal track atau saluran pencernaan. Transport khusus terdiri atas aktif transport yang membutuhkan energi dan facilitated transport yang tidak membutuhkan energi.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>Endositosis</b></span><br />
<span style="font-size: large;">Material cair dan padat ditransport secara khusus yang memungkinkan dapat melintasi membran.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>Formulasi </b></span><br />
<span style="font-size: large;">Merupakan cara agar insektisida dapat masuk ke <i>point of entry</i></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Laju Penetrasi</b></span><br />
<span style="font-size: large;">Untuk sistem pelarut</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">K=A (C) / d</span><br />
<span style="font-size: large;">K = konstanta difusi</span><br />
<span style="font-size: large;">A = area terukur</span><br />
<span style="font-size: large;">C = Consentraso</span><br />
<span style="font-size: large;">d = ketebalan membran</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Rumus dapat diperluas dengan </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">J= Km Cv Dm/ d</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">J = laju absorpsi per unit area</span><br />
<span style="font-size: large;">Km = Koefisien partisi</span><br />
<span style="font-size: large;">Cv = konsentrasi</span><br />
<span style="font-size: large;">Dm =</span><br />
<span style="font-size: large;">d = </span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Karbofuran</span><br />
<span style="font-size: large;">Pestisida yang sifat kelarutan dalam air tinggi, terbawa dalam aliran floen</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">##</span><br />
<span style="font-size: large;"><b>Point view penting toksikologi</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<span style="font-size: large;">Racun masuk akan menghadapi penghalang, berupa fisik (kutikula), kimia (fisiologi, enzimatis), kemudian saat sampai di target sasaran menjadi tidak sensitif. Sifat ini akan diturunkan ke keturunan serangga hingga menjadi populasi yang resisten baik secara morfologi, fisiologi, biokimia dan tingkah laku</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">-------------</span><br />
<br /></div>
</div>
catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-22097024567938336512016-09-12T12:40:00.007+07:002017-12-14T11:05:26.298+07:00Materi Kuliah 1 Toksikologi Serangga<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>Toksikologi Insektisida: </b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">Kontrak Perkuliahan</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<br />
<span style="font-size: large;">Bidang ilmu toksikologi insektisida dibagi menjadi 2 bagian</span><br />
<span style="font-size: large;">1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Pestisida dan aplikasi</span><br />
<span style="font-size: large;">2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Toksikologi</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Toksikologi membahas hubungan senyawa dengan sasaran. Keluaran dari mata kuliah toksikologi adalah lahirnya kebijakan pestisida dalam pertanian yang aman dan ramah lingkungan.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Toksikologi mengkaji hal-hal antara lain:</span><br />
<span style="font-size: large;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Bagaimana senyawa mempengaruhi serangga sasaran</span><br />
<span style="font-size: large;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Ecotosikologi yaitu efek pestisida terhadap lingkungan</span><br />
<span style="font-size: large;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Jenis-jenis pestisida yang dipakai dalam pertanian dan apa efek yang muncul terhadap mahluk hidup dan lingkungan</span><br />
<span style="font-size: large;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Membahas dampak pestisida terhadap organisme sasaran seperti terjadinya resistensi dan resurgensi.</span><br />
<span style="font-size: large;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Pestisida terutama insektisida sebagian besar merupakan pengganggu kerja syaraf serangga. Untuk itu perlu memahami struktur dan mekanisme kerja syaraf serangga.</span><br />
<span style="font-size: large;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span><i>Bacillus thuringiensis</i> sebagai insektisida biologi akan juga dibahas cara kerjanya.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Penggunaan pestisida terutama insektisida di lapangan tidak dilakukan dengan benar. Praktek aplikasi yang salah tidak hanya pada tingkat petani tetapi juga pada perusahaan pertanian besar.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Mata kuliah toksikologi dilengkapi dengan praktikum yang akan mencoba dasar-dasar pengujian insektisida (mode of action). Pestisida yang diuji tersebut kemudian dihitung probit analisis untuk mengetahui keefektifan terhadap organisme sasaran. Materi praktikum lain yaitu mempelajari ecotoxicologi dengan mencoba memaparkan ikan dengan residu pestisida yang terlarut di perairan.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Tujuan dilakukan praktikum toksikologi adalah</span><br />
<span style="font-size: large;">1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Memahami konsep mode of entry dan mode of action dari pestisida. </span><br />
<span style="font-size: large;">2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Mode of entry adalalah tempat masuk pestisida terhadap serangga sasaran, misalnya masuk melalui mulut, kulit, trakhea, spirakel dll. Mode of action adalah kerja pestisida terhadap organ serangga seperti pestisida mengganggu kerja colin esterase, pestisida mengganggu transfer ion di sinap syaraf serangga, dll.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Penilaian mata kuliah Toksikologi dengan perbandingan: 70% kuliah dan 30% praktium</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Buku pegangan kuliah: Toxicology of Insecticides</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">###</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>Dasar-Dasar Toksikologi</b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span style="font-size: large;">Toksikologi adalah cabang ilmu tertua dalam bidang farmakologi. Farmakologi adalah ilmu yang mempengaruhi pengaruh obat atau racun terhadap manusia. Pada dasarnya obat yang diminum adalah senyawa asing (xenobiotik). Manusia mempunyai kemampuan untuk mendegradasi senyawa xenobiotik tersebut, termasuk juga serangga.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Toksikologi diambil dari akar kata toksis / toxicus / poisonous. Toksikologi disebut juga the science of poisonousi sebagai cabang dari medicinal science.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Racun adalah senyawa yang dapat menyebabkan pengaruh berbahaya jika diberikan baik sengaja atau tidak sengaja pada organisme hidup.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Konsep yang harus difahami tentang racun/pestisida/insektisida termasuk didalamnya pengusir hama rumah tangga baygon, softwel, autan dll</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Risk = hazard x exposure</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Jika menggunakan baygon tiap hari (exposrue) tinggi maka semakin tinggi kemungkinan keracunan insektisida baygon, terkena kangker dll. Untuk mengusir hama rumah tangga seperti nyamuk, cara teraman menggunakan penghalang mekanis seperti memakai kelambu tidur, memasang kawat nyamuk, mematikan dengan raket dll.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Dosis = medicine vs poison</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Obat bisa menyembuhkan disatu sisi tetapi juga bisa menjadi racun yang mematikan. Obat bisa sebagai penyembuh atau racun tergantung dosis yang diminum. Demikian juga untuk mematikan serangga sasaran. Dosis yang tidak tepat bukannya menjadi pembunuh serangga tetapi justru sebagai bahan menambah stamina. </span><br />
<span style="font-size: large;">Contoh:</span><br />
<span style="font-size: large;">2,4 D adalah zat pengatur tumbuh (ZPT), dengan dosis tertantu (sedikit) bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan tanaman tetapi dengan dosis lebih tinggi dapat digunakan sebagai herbisida.</span><br />
<span style="font-size: large;">Du Bois and Geiling (1959) menyatakan toksikologi adalah cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan sifat dasar racun, sifat umum racun, pengaruh dan deteksinya. Toksikologi ada kaitannya dengan metabolisme, ekskresi racun, cara kerja racn, diagnosa dan analisis fisik dan kimianya.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Salah satu bahan yang dipelajari dalam ilmu toksikologi adalah penggunaan nikotin. Nikotin mempunyai dampat toksik tinggi terhadap mamalia tetapi tidak berpengaruh pada serangga. Ahli mengubah struktur dasar nikotin sehingga mempunyai dampak racun pada serangga, misalnya dirubah menjadi imidakloprid. Senyawa imidakloprid menjadi sangat toksik terhadap serangga.</span><br />
<span style="font-size: large;">Menemukan senyawa insektisida baru adalah kerja panjang mulai dari memahami struktur kimia, melihat pengaruh terhadap organisme sasaran, mempelajari pesistensi di lingkungan, mengetahui tingkat kelarutannya pada air, menentukan masa degradasi untuk kemudian bisa dilepas di pasaran.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Hodgson menyatakan toksikologi adalah studi tentang deteksi, kejadian, sifat, pengaruh dan regulasi senyawa toksik.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Ariens et al menyatakan bahwa toksikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai cara kerja senyawa kimia yang merugikan organisme hidup. Toksikologi sebagai pelayan masyarakat. Toksikologi tidak hanya untuk melindungi manusia dan lingkungan dari pengaruh buruk racun namun juga untuk pengembanngan senyawa toksik yang selektif dan lebih baik.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Senyawa organoklorin sudah dilarang karena bersifat persisten (tidak terdegradasi di lingkungn).</span><br />
<span style="font-size: large;">DT50 = degradation time 50 ( 50% komposisi kimia senyawa racun terurai di lingkungan). DT50 pestisida di Indonesia ditetapkan oleh komisi pestisida selama 90 hari. Tujuannya DT50=90 hari untuk menyelamatkan lingkungan. Dasar alasannya, musim tanam di Indonesia umumnya 90 hari. Setelah panen 50% pestisida yang digunakan selama musim tanam tersebut sudah terdegradasi yang sisanya akan terdegradasi saat lahan diberakan kemudian.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Perlu dilakukan studi yang komparatif dan selektif dalam pengembangan obat antikanker, pestisida dll. Pestisida yang dirilis ke masyarakat wajib tidak boleh menimbulkan kanker (carsinogenik).</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Toksikologi yang awalnya sebagai ilmu farmakologi berkembang menjadi:</span><br />
<span style="font-size: large;">1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Toksikologi kesehatan</span><br />
<span style="font-size: large;">2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Toksikologi bahan pangan</span><br />
<span style="font-size: large;">3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Toksikologi sinar (obat kanker sebagai contok sinar gamma)</span><br />
<span style="font-size: large;">4.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Toksikologi industri (pengolahan limbah)</span><br />
<span style="font-size: large;">5.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Toksikologi lingkungan (efek lingkungan setelah racun diaplikasikan)</span><br />
<span style="font-size: large;">6.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Toksikologi insektisida (pengaruh racun terhadap serangga)</span><br />
<span style="font-size: large;">Toksikologi insektisida atau toksikologi serangga merupakan bagian penting dari ketahanan pangan. </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Ketahanan pangan seyogyanya merupakan kesatuan aspek dari</span><br />
<span style="font-size: large;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Pasokan (supply) yang cukup</span><br />
<span style="font-size: large;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Distribusi bahan pangan yang merata</span><br />
<span style="font-size: large;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Keamanan pangan: bahan pangan bebas aflatoksin (toksin yang dihasilkan oleh cendawan yang berkembang di kacang-kacangan</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Toksikologi serangga berhubungan dengan toksikologi makanan, lingkungan, kesehatan dan industri.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Cakupan toksikologi versi lain (Loomis 1974): toksikologi lingkungan, ekonomi dan forensik.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Toksikologi lingkungan akan membahas masalah residu, polutan dan dampak residu terhadap kesehatan. Toksikologi lingkungan juga membahas penggunaan senyawa kimia yang berlebihan dalam industri, pertanian dll. Recovery rate pestisida di Indonesia tergolong rendah, hanya 20%. Apa artinya? Pestisida yang diaplikasikan di lapangan hanya 20%nya yang mengenai organisme sasaran, sisanya 80% terbuang percuma. Recovery rate masih rendah tersebut karena beberapa faktor antara lain penggunaan nozel kasar, sifat berlebihan jika pestisida tidak membanjiri permukaan daun tidak puas.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Toksikologi lingkungan semakin berkembang karena:</span><br />
<span style="font-size: large;">1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Lebih intensifnya pemanfaatan lingkungan untuk kehidupan manusia seperti tempat tinggal, sarana olah raga, rekreasi dll</span><br />
<span style="font-size: large;">2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang bahaya senyawa kimia terhadap manusia, lingkungan, hewan peliharaan dan lainnya.</span><br />
<span style="font-size: large;">3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang lingkungan yang sehat</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Toksikologi insektisida atau toksikologi serangga mempunyai perbedaan dengan induk ilmu toksikologi (farmakologi)</span><br />
<span style="font-size: large;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Tidak ada diagnosa klinik (tidak ada perlakukan insektisida terhadap manusia)</span><br />
<span style="font-size: large;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Tidak termasuk toleransi terhadap manusia, bahkan efeknya harus selektif terhadap manusia. Justru ada upaya safety dalam aplikasi insektisida. Insektisida hanya efektif mengendalikan serangga.</span><br />
<span style="font-size: large;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Tahu cara kerja insektisida sehingga mengetahui strategi pengendalian serangga yang tepat</span><br />
<span style="font-size: large;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi toksisitas insektisida</span><br />
<span style="font-size: large;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Dapat menghitung hubungan antaa dosis/konsentrasi dengan respon serangga</span><br />
<span style="font-size: large;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Mengetahui efek samping insektisida</span><br />
<span style="font-size: large;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Perlu kehati-hatian dalam penggunaan insektisida di lapangan</span><br />
<span style="font-size: large;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Perlu tindakan penyelamatan yang tepat</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Toksikologi ekonomi: pengaruh racun terhadap pertumbuhan dan perkembangan suatu perekonomian masyarakat.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Racun merupakan konsep kuantitatif</span><br />
<span style="font-size: large;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Beracun pada dosis tertentu</span><br />
<span style="font-size: large;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Tidak beracun pada dosis dibawahnya</span><br />
<span style="font-size: large;">Kisaran kedua limit atau batas tersebut akan terdapat kisaran kemungkinan pengaruh mulai bersifat kronik ringan yang berlangsung lama hingga kematian cepat. </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Contoh</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Vinil klorida (plastik) pada dosis tinggi bersifat toksik, dosis rendah merupakan bahan karsinogen, dosis sangat rendah tidak ada efek samping.</span><br />
<span style="font-size: large;">Aspirin (asam asetilsalisilik): pada dosis rekomendasi sebagai obat namun ada efek kronik pada gastrik mucosa. Aspirin dapat mematikan jika mencapai dosis 0,2 -0,5 g/kg.</span><br />
<span style="font-size: large;">Senyawa seperti Zn, Cu, Mg, Co, Mn diperlukan sedikit oleh tubuh manusia</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Biologi Kuantitatif: senyawa bisa bersifat racun atau tidak racun. Seperti contoh CCl4 (Carbon tetraclorida), merupakan senyawa yang beracun pada banyak organisme tetapi tidak beracun pada ayam.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Kompleksitas Toksikologi</span><br />
<span style="font-size: large;">Piperonil butoksida (PBO): sebagai senyawa tunggl tidak beracun. Senyawa ini sering ditambahkan pada senyawa lain sehingga menimbulkan efek sinergisme, menjadi lebih toksik sehingga menimbulkan kematian akut (cepat) atau kematian kronis (lama). </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Tingkat kecepatan kematian organisme sasaran bisa berbeda tergantung faktor organ, umur, jenis kelamin, makanan, status kesehatan, kondisi fisiologi</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Cakupan Ilmu Toksikologi</span><br />
<span style="font-size: large;">1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Berdasar mechanisms of toxic action</span><br />
<span style="font-size: large;">2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Pengukuran racun dan daya racun</span><br />
<span style="font-size: large;">3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Toksikologi terapan</span><br />
<span style="font-size: large;">4.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Penggunaan senyawa kimia</span><br />
<span style="font-size: large;">5.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Toksikologi regulasi</span><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">-***-</span></div>
<span style="font-size: large;"></span><br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"><span style="font-size: large;"> </span></span><br />
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-3646366391551532352016-06-16T08:24:00.002+07:002017-04-21T03:20:01.435+07:00Pembuatan Berbagai Media Biakan Buatan Untuk Menumbuhkan Jamur Patogenik Ganoderma boninense<span style="font-size: large;">16 Juni 2016</span><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>Praktikum Perlintan II</b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>Pembuatan Media Biakan Buatan <i>Ganoderma boninense </i></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>Fakultas Agro Teknologi</b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>Universitas Prima Indonesia</b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>Medan</b></span></div>
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<span style="font-size: large;"><b>Latar Belakang</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><i>Ganoderma boninense </i>adalah jamur patogenik penyebab penyakit busuk pangkal batang (BPB) tanaman kelapa sawit. Ganoderma merupakan jamur tular tanah yang menginfeksi perakaran kelapa sawit, menyebabkan nekrosis jaringan baik di akar dan di pangkal batang. Proses infeksi Ganoderma membutuhkan waktu lama sehingga ciri awal penyakit sulit dideteksi. Adanya infeksi penyebabkan transport hara dari tanah akan terganggu sehingga tanaman memperlihatkan respon lebih dari 3 daun tombak tidak membuka. Infeksi tingkat lanjut pada pangkal batang menyebabkan kematian jaringan bahkan batang menjadi tumbang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Untuk tujuan penelitian seperti identifikasi spesies, perunutan DNA, uji patogenisitas dsb maka <i>Ganoderma </i>perlu dibiakan dalam media buatan. Dalam praktikum ini akan dicoba menumbuhkan <i>Ganoderma </i> dalam beberapa media buatan yaitu <i>Potato Dextro Agar </i>(PDA), <i>Carrot Dextro Agar </i>(CDA), <i>Rice Dextro Agar </i>(RDA) dan <i>Sawdust Oil Palm Dextro Agar </i>(SODA). Potongan kecil korteks <i>Ganoderma </i>kemudian ditumbuhkan dalam berbagai media buatan tersebut untuk diamati pertumbuhan miseliumnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Tujuan Praktikum</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Pembuatan berbagai media tumbuh buatan <i>Ganoderma boninense</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Alat dan Bahan</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Peralatan yang digunakan yaitu: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li><span style="font-size: large;">1 buah Pisau</span></li>
<li><span style="font-size: large;">2 buah gelas piala 200 ml</span></li>
<li><span style="font-size: large;">1 buah gelas piala 50 ml</span></li>
<li><span style="font-size: large;">1 buah gelas piala 10 ml</span></li>
<li><span style="font-size: large;">1 buah pinset</span></li>
<li><span style="font-size: large;">1 buah spatula</span></li>
<li><span style="font-size: large;">4 buah Erlemeyer</span></li>
<li><span style="font-size: large;">40 pasang cawan Petri untuk media volume 250 ml atau 20 pasang cawan petri untuk media volume 125 ml</span></li>
<li><span style="font-size: large;">1 buah gelas ukur 500 ml</span></li>
<li><span style="font-size: large;">1 buah Hot Plate Stirer</span></li>
<li><span style="font-size: large;">1 gumpal 200 g kapas</span></li>
<li><span style="font-size: large;">1 gulungan aluminium Foil</span></li>
<li><span style="font-size: large;">1 buah timbangan dengan dua digit setelah koma</span></li>
<li><span style="font-size: large;">1 buah Autoclave</span></li>
<li><span style="font-size: large;">1 buah laminar air flow</span></li>
<li><span style="font-size: large;">1 buah bunsen</span></li>
<li><span style="font-size: large;">1 buah oven untuk menyimpan biakan</span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Bahan yang diperlukan dalam praktikum adalah</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li><span style="font-size: large;">Badan buah Ganoderma</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Agar-agar saset 2% (Swalow)</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Kentang</span></li>
<li><span style="font-size: large;">wortel</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Beras</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Batang kelapa sawit sehat</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Dextrose</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Aqua destila</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Kloroks 10% (Bayclean)</span></li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWHvUfnDF0unRO_G7Ahlm1E7tHMqIcKPlDbHgvhavEIBPt_7u1LX7Q6Wp7PKtPGIHub5SeveYEGs8jy4yS-ZVkCqq5hNnuos8pMA06q0bsQcvnzr-LSm_vB8gqOergk6QU7XXWdzeKsg_X/s1600/20160608_113541.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWHvUfnDF0unRO_G7Ahlm1E7tHMqIcKPlDbHgvhavEIBPt_7u1LX7Q6Wp7PKtPGIHub5SeveYEGs8jy4yS-ZVkCqq5hNnuos8pMA06q0bsQcvnzr-LSm_vB8gqOergk6QU7XXWdzeKsg_X/s640/20160608_113541.jpg" width="384" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Menimbang kentang, wortel, beras, batang kelapa sawit, agar-agar dan dextrose</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Perhitungan Bahan Yang Dipakai</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Praktikum akan membuat media agar dengan volume aquadest 250 ml. Dari volume tersebut akan didapatkan 10 buah cawan petri berisi media agar. Jika ingin membuat media untuk 5 buah cawan petri saja maka volume aquadest yang diperlukan 125 ml. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Bahan untuk 10 pasang cawan petri adalah sebagai berikut</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Aquadest = 250 ml, bagi menjadi dua bagian 100 ml dan 150 ml</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">2% agar-agar = 2/100 x 250 = 5 g</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Dextro = 3,75 g</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Beras = 50 g</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Wortel = 50 g</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Kentang = 50 g</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Batang kelapa sawit sehat = 50 g</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Bayclean 10% dilarutkan dalam 100 ml air = 10/100 x 100 ml = 10 ml</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Badan buah <i>Ganoderma = </i>1 buah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Alkohol 80% = 250 ml</span></div>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<b style="font-size: x-large; text-align: justify;">Bahan untuk 5 pasang cawan petri adalah sebagai berikut</b><br />
<span style="font-size: large;">Aquadest = 125 ml, bagi menjadi dua bagian 60ml dan 65ml</span><br />
<span style="font-size: large;">2% agar-agar = 2/100 x 125 = 2,5 g</span><br />
<span style="font-size: large;">Dextro = 1,875 g</span><br />
<span style="font-size: large;">Beras = 25 g</span><br />
<span style="font-size: large;">Wortel = 25 g</span><br />
<span style="font-size: large;">Kentang = 25 g</span><br />
<span style="font-size: large;">Batang kelapa sawit sehat = 25 g</span><br />
<span style="font-size: large;">Bayclean 10% dilarutkan dalam 100 ml air = 10/100 x 100 ml = 10 ml</span><br />
<span style="font-size: large;">Badan buah Ganoderma = 1 buah</span><br />
<span style="font-size: large;"></span><br />
<span style="font-size: large;">Alkohol 80% = 250 ml</span><br />
<div>
<br /></div>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b>Pelaksanaan Untuk Membuat Media Volume 250 ml</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>A. Sterilisasi Cawan Petri</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Bungkus 40 pasang cawan petri menggunakan kertas HVS kemudian sterilkan dalam autoclave suhu 121 C selama 15 menit.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrzOIlpddX2NSwC5q92xZDYpAEEGRSHWbGZ5PFXksrVfvsC5cP0POUBmC2MDHpCg6SV9JLQTGizvdsHUTqeuUVkuZjy-0WVFB25gXj81MNQZY4XD9H8LjlJCZyvBRevbycq0UUJDNKfFC6/s1600/20160608_141148.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrzOIlpddX2NSwC5q92xZDYpAEEGRSHWbGZ5PFXksrVfvsC5cP0POUBmC2MDHpCg6SV9JLQTGizvdsHUTqeuUVkuZjy-0WVFB25gXj81MNQZY4XD9H8LjlJCZyvBRevbycq0UUJDNKfFC6/s400/20160608_141148.jpg" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Autoclave untuk sterilisasi cawan petri dan erlemeyer berisi media agar</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>B. Pembuatan Media <i>Potato Dextro Agar </i>(PDA)</b></span></div>
<br />
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Ambil 250 ml aqua destila dengan gelas ukur.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Kupas kentang lalu cuci bersih, timbang sebanyak 50 g.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Potong-potong dadu kentang, masukkan dalam gelas piala, tambahkan 100 ml aqua destila, lalu masak di atas <i>hot plate</i> <i>stirer</i> hingga mendidih kurang lebih 2-3 menit. </span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Masukan kaldu kentang dalam erlemeyer volume 250 ml, sisihkan.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Agar-agar 5 g dimasukkan dalam gelas piala lalu ditambah 150 ml aqua destila, rebus hingga mendidih.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Masukkan agar-agar dalam erlemeyer berisi kaldu kentang. </span><span style="font-size: large;">Tambahkan 3,75 g dextrose kemudian goyang-goyang tabung agar bubuk dextrose tercampur rata. </span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sumpal erlemeyer dengan kapas lalu bungkus dengan aluminium foil. </span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sisihkan erlemeyer untuk dilakukan sterilisasi dalam autoclave.</span></li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>C. Pembuatan Media Carrot<i> Dextro Agar </i>(CDA)</b></span><br />
<div style="text-align: start;">
</div>
<ol style="text-align: start;">
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Ambil 250 ml aqua destila dengan gelas ukur.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Kupas wortel lalu cuci bersih, timbang sebanyak 50 g.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Potong-potong kecil wortel, masukkan dalam gelas piala, tambahkan 100 ml aqua destila, lalu masak di atas <i>hot plate</i> <i>stirer</i> hingga mendidih kurang lebih 2-3 menit. </span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Masukan kaldu wortel dalam erlemeyer volume 250 ml, sisihkan.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Agar-agar 5 g dimasukkan dalam gelas piala lalu ditambah 150 ml aqua destila, rebus hingga mendidih.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Masukkan agar-agar dalam erlemeyer berisi kaldu wortel. </span><span style="font-size: large;">Tambahkan 3,75 g dextrose kemudian goyang-goyang tabung agar bubuk dextrose tercampur rata. </span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sumpal erlemeyer dengan kapas lalu bungkus dengan aluminium foil. </span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sisihkan erlemeyer untuk dilakukan sterilisasi dalam autoclave.</span></li>
</ol>
<div style="text-align: start;">
</div>
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1bTVMo_t1BBczjwxWdedPLuV-JG5i2DbxOCLPQgoV1E2nb9Mj1ynuU9VMjKXEIcpITaY482FYMG3OOA-dj-GVkFchSzeo2Z_9bM4711GQscBYmEUKB3uPtF7Zf7ZYqmjPBx8bQCkPO35a/s1600/20160608_101626.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1bTVMo_t1BBczjwxWdedPLuV-JG5i2DbxOCLPQgoV1E2nb9Mj1ynuU9VMjKXEIcpITaY482FYMG3OOA-dj-GVkFchSzeo2Z_9bM4711GQscBYmEUKB3uPtF7Zf7ZYqmjPBx8bQCkPO35a/s640/20160608_101626.jpg" width="384" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mengambil aqua destila dengan gelas ukur</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>D. Pembuatan Media <i>Rice Dextro Agar </i>(RDA)</b></span></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<ol style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: medium; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 1; word-spacing: 0px;">
<li style="font-style: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Ambil 250 ml aqua destila dengan gelas ukur.</span></li>
<li style="font-style: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Timbang beras sebanyak 50 g</span><span style="font-size: large;">, masukkan dalam gelas piala, tambahkan 100 ml aqua destila, lalu masak di atas</span><span style="font-size: large;"> </span><i style="font-size: x-large;">hot plate</i><span style="font-size: large;"> </span><i style="font-size: x-large;">stirer</i><span style="font-size: large;"> </span><span style="font-size: large;">hingga mendidih kurang lebih 2-3 menit. </span></li>
<li style="font-style: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Masukan kaldu beras dalam erlemeyer volume 250 ml, sisihkan.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Agar-agar 5 g dimasukkan dalam gelas piala lalu ditambah 150 ml aqua destila, rebus hingga mendidih di atas <i>hot plate stirer</i>.</span></li>
<li style="font-style: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Masukkan agar-agar dalam erlemeyer berisi kaldu beras. </span><span style="font-size: large;">Tambahkan 3,75 g dextrose kemudian goyang-goyang tabung agar bubuk dextrose tercampur rata. </span></li>
<li style="font-style: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sumpal erlemeyer dengan kapas lalu bungkus dengan aluminium foil. </span></li>
<li style="font-style: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sisihkan erlemeyer untuk dilakukan sterilisasi dalam autoclave.</span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<span style="font-size: large;"><b>D. Pembuatan Media <i>Sawdust Oil Palm Dextro Agar </i>(SODA)</b></span><br />
<div style="text-align: start;">
</div>
<div style="text-align: start;">
</div>
<br />
<br />
<ol style="text-align: start;">
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Ambil 250 ml aqua destila dengan gelas ukur.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Timbang batang kelapa sawit sehat sebanyak 50 g</span><span style="font-size: large;">, cacah halus kemudian masukkan dalam gelas piala. Tambahkan 100 ml aqua destila, lalu masak di atas</span><span style="font-size: large;"> </span><i style="font-size: x-large;">hot plate</i><span style="font-size: large;"> </span><i style="font-size: x-large;">stirer</i><span style="font-size: large;"> </span><span style="font-size: large;">hingga mendidih kurang lebih 2-3 menit. </span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Masukan kaldu batang kelapa sawit ke dalam erlemeyer volume 250 ml, sisihkan.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Agar-agar 5 g dimasukkan dalam gelas piala lalu ditambah 150 ml aqua destila, rebus hingga mendidih di atas <i>hot plate stirer</i>.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> Masukkan agar-agar dalam erlemeyer berisi kaldu kentang. </span><span style="font-size: large;">Tambahkan 3,75 g dextrose kemudian goyang-goyang tabung agar bubuk dextrose tercampur rata. </span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sumpal erlemeyer dengan kapas lalu bungkus dengan aluminium foil. </span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sisihkan erlemeyer untuk dilakukan sterilisasi dalam autoclave.</span></li>
</ol>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjegGd_7hRaEpmYH4g3Joa7kBEqv0QWtfgr4ngRJCQwmqSlJp0glIcBxFV3xj41LrKA0yNUW_-F5b-p53VzUufX41tvThqnnDcauWlkY5dXnQU7A6xSg3RT4gPkXSlL1DVyTKsQ3g6kaJGk/s1600/20160608_131114.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="384" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjegGd_7hRaEpmYH4g3Joa7kBEqv0QWtfgr4ngRJCQwmqSlJp0glIcBxFV3xj41LrKA0yNUW_-F5b-p53VzUufX41tvThqnnDcauWlkY5dXnQU7A6xSg3RT4gPkXSlL1DVyTKsQ3g6kaJGk/s640/20160608_131114.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Masak kentang dalam 100 ml aquadest lalu tuang kaldunya ke dalam erlemeyer</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiajmxtCASLFqrnKBH4Jr-hCZUSTaKnTyEN9xlL7TYoOqP-skWGyCPzsq9IdOe0jjJVR34tXm82q5dKvKG69yB2h9jwOXli8vH9OGlWPOb4PAt8VGrDxHQMiuRLdVaTsWQhR2qFqdrVLPSM/s1600/20160608_131015.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiajmxtCASLFqrnKBH4Jr-hCZUSTaKnTyEN9xlL7TYoOqP-skWGyCPzsq9IdOe0jjJVR34tXm82q5dKvKG69yB2h9jwOXli8vH9OGlWPOb4PAt8VGrDxHQMiuRLdVaTsWQhR2qFqdrVLPSM/s640/20160608_131015.jpg" width="384" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumpal erlemeyer dengan kapas lalu tutup dengan aluminium foil</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><b>E. Sterilisasi Media</b></span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Autoclave erlemeyer yang berisi media pada suhu 121 C selama 15 menit. Setelah keadaan tercapai, keluarkan erlemeyer dari autoclave.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><b>F. Penuangan Media di Laminar Air Flow</b></span></div>
<div>
<ol>
<li><span style="font-size: large;">Tuang 10 ml bayclean dalam gelas piala 50 ml kemudian tambahkan 100 ml aquadest.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Potong badan buah <i>Ganoderma </i>ukuran 4 mm x 4 mm x 5 mm kemudian masukkan dalam larutan bayclean tersebut. Rendam selama 5 menit. Sementara itu</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Nyalakan laminar air flow</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Letakkan cawan petri steril, erlemeyer berisi media steril, gelas piala berisi <i>Ganoderma, </i>gelas piala kosong untuk tempat <i>Ganoderma </i>setelah direndam klorok di salah satu sisi laminar</span></li>
<li><span style="font-size: large;"> Semprot seluruh bagian laminar dengan alkohol 80%</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Nyalakan bunsen</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Gunakan sarung tangan dan masker wajah</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Semprotkan tangan dengan alkohol 80%</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Buka erlemeyer berisi media. Panaskan lubang erlemeyer dengan nyala api bunsen. Buka sedikit tutup cawan petri lalu tuang media secukupnya ke dalamnya. Atur tutup cawan sehingga hanya terbuka sedikit agar panas keluar dan agar-agar kaku. Lakukan langkah tersebut hingga 10 pasang cawan petri terisi. Panaskan lubang erlemeyer dengan api bunsen lalu tutupkan kembali sumbat kapas.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Ambil tubuh buah menggunakan pinset, letakkan dalam gelas piala kosong.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Setelah agar-agar kaku, letakkan tubuh buah <i>Ganoderma </i>di tengah cawan. Tutup cawan lalukan pinggirnya dengan api bunsen. </span></li>
<li><span style="font-size: large;">Simpan cawan petri dalam oven yang disetting pada suhu 36 C.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Kerjakan langkah di atas untuk semua media PDA, CDA, RDA, SODA.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Matikan laminar air flow.</span></li>
</ol>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><b>G. Pengamatan</b></span></div>
</div>
<div>
<span style="font-size: large;">Amati pertumbuhan miselium, kapan spora mulai muncul pada masing-masing media biakan buatan pada </span><span style="font-size: large;">1 HSA (Hari Setelah Aplikasi), 3 HSA, 5 HSA, 7 HSA.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRRlcaRONKA9EwzzS3W6Y3LjJ2URHFEGwfjZX__yQ_TUrTsTq2zjdqywGsBtAMB_iqv0O5oedjUEYnju9Lt-ltqleqr6PVtP6s1mB2Ot1KJLR_jdqpaB2lDkPZJERS9Hls0atAiRzJYso0/s1600/20160608_131959.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="384" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRRlcaRONKA9EwzzS3W6Y3LjJ2URHFEGwfjZX__yQ_TUrTsTq2zjdqywGsBtAMB_iqv0O5oedjUEYnju9Lt-ltqleqr6PVtP6s1mB2Ot1KJLR_jdqpaB2lDkPZJERS9Hls0atAiRzJYso0/s640/20160608_131959.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Erlemeyer berisi media PDA, CDA, RDA, SODA</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoyJNQ24We9RJrOZdsz9K1Nk_yJIjg2X5-A7o2-4s9KkrBiZJ2Y9GwjZsH7mL-sWe0Z7PZ6wwu7DWfEI59WHASS7yagUeFWl1o5atP6abicqQ4Arjp7TFtMlloFksTCxCPevq1xH3LYCgc/s1600/20160608_124417.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoyJNQ24We9RJrOZdsz9K1Nk_yJIjg2X5-A7o2-4s9KkrBiZJ2Y9GwjZsH7mL-sWe0Z7PZ6wwu7DWfEI59WHASS7yagUeFWl1o5atP6abicqQ4Arjp7TFtMlloFksTCxCPevq1xH3LYCgc/s640/20160608_124417.jpg" width="384" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gunakan sarung tangan dan masker muka saat menuang media ke cawan petri di laminar air flow</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnJ9maJ-_BUI-fZSLtCT8PcYkXhNU6eE5h8jvnAZ0nUosFFa_Ij6ukM_0EqxjV86vNxRgd-3hArvnPJoNELk-qcQOi-evoWG9u402Zy4sbgp1L-gRx9QaEEOOm7DMbNn57qXRZK9CA-Cu8/s1600/20160608_143533.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnJ9maJ-_BUI-fZSLtCT8PcYkXhNU6eE5h8jvnAZ0nUosFFa_Ij6ukM_0EqxjV86vNxRgd-3hArvnPJoNELk-qcQOi-evoWG9u402Zy4sbgp1L-gRx9QaEEOOm7DMbNn57qXRZK9CA-Cu8/s640/20160608_143533.jpg" width="384" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Proses peletakan tubuh buah Ganoderma ke tengah cawan petri</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPuEloTlHoqS7XUj6VbaxBl2a8-MjQuosfAN7551wzFKdbLc6UUsN3rj8ALr7yXOymLR-FXawm-Fr5VKQQifSiXjFbyG9cmvM45BiwSYBm-jC8COQRihu5HrVIdpmgQXi-gA9c9eYmulkA/s1600/20160608_143542.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPuEloTlHoqS7XUj6VbaxBl2a8-MjQuosfAN7551wzFKdbLc6UUsN3rj8ALr7yXOymLR-FXawm-Fr5VKQQifSiXjFbyG9cmvM45BiwSYBm-jC8COQRihu5HrVIdpmgQXi-gA9c9eYmulkA/s640/20160608_143542.jpg" width="384" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Proses peletakan tubuh buah Ganoderma ke tengah cawan petri</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><b>Hasil dan Pembahasan</b></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivJ88NYrbOQ155qOdUXvHuOehgCqxNuXrtF9sosOpV9cErfeJpAkY2yk3IptC1p44NY69zPp60IPrQVYTonGgjmilwi9ll13bXbnMBrRAA_G4pDTuSkKTrBEA9EaSw1Iybcem7L2vBWWUV/s1600/20160613_103816.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="384" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivJ88NYrbOQ155qOdUXvHuOehgCqxNuXrtF9sosOpV9cErfeJpAkY2yk3IptC1p44NY69zPp60IPrQVYTonGgjmilwi9ll13bXbnMBrRAA_G4pDTuSkKTrBEA9EaSw1Iybcem7L2vBWWUV/s640/20160613_103816.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pertumbuhan <i>Ganoderma</i> yang dibiakan dengan media CDA, PDA, SODA, RDA (dari kiri ke kanan)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRAipPX2BmWRaxdp4TT97AT034p-M58SBNINK6Y1Nf4SNyoram2TdrOBRXJ_dfDDOwgmSmEbe-T5zuPEyAXKnHzaUEF-8N5BNolc91m0qUIsbWVBYpHMUKdKxhJ0osSDMg1M2jDXyv9yTz/s1600/20160613_103824.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="384" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRAipPX2BmWRaxdp4TT97AT034p-M58SBNINK6Y1Nf4SNyoram2TdrOBRXJ_dfDDOwgmSmEbe-T5zuPEyAXKnHzaUEF-8N5BNolc91m0qUIsbWVBYpHMUKdKxhJ0osSDMg1M2jDXyv9yTz/s640/20160613_103824.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Spora <i>Ganoderma </i>sudah terbentuk pada 5 HSA di media SODA dan RDA</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2Obfvj7kIlNITdFBKGRamj2BaBLNtIUcfiAYlSyRhFtwzpSnK3Y9wkRVmcTJQJQp3Ksm8Gl5xHe7fuk-Ftj2CSABATVykm7k253CtiLfcjuDqKA8Bq_ofarPn9Q-e1RPI-4QfwVCGlO-Z/s1600/20160613_103830.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="384" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2Obfvj7kIlNITdFBKGRamj2BaBLNtIUcfiAYlSyRhFtwzpSnK3Y9wkRVmcTJQJQp3Ksm8Gl5xHe7fuk-Ftj2CSABATVykm7k253CtiLfcjuDqKA8Bq_ofarPn9Q-e1RPI-4QfwVCGlO-Z/s640/20160613_103830.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">5 HSA hanya terbentuk miselium tipis <i>Ganoderma</i> pada median CDA dan PDA</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><i>Ganoderma </i>berhasil tumbuh pada keempat media yang dicoba yakni <i>Potato Dextro Agar </i>(PDA), <i>Carrot Dextro Agar </i>(CDA), <i>Sawdust Oil Palm Dextro Agar </i>(SODA) dan <i>Rice Dextro Agar </i>(RDA).</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Pertumbuhan paling optimal dengan kurun 5 hari setelah aplikasi sudah terbentuk spora adalah media SODA dan RDA. Batang kelapa sawit memang inang dari jamur <i>Ganoderma </i>sehingga nutrisi yang terkandung dalam media sesuai untuk perkembangan jamur. Nutrisi yang terkandung dalam kaldu beras juga bisa digunakan sebagai media pembiakan jamur <i>Ganoderma.</i></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><i><br /></i></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><i><br /></i></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><i>Ganoderma </i>dapat tumbuh pada media dengan nutrisi kentang dan wortel hanya saja pertumbuhan miselium sangat lambat.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;">Untuk itu disarankan membiakkan <i>Ganoderma </i>untuk keperluan penelitian lanjutan sebaiknya menggunakan media SODA dan RDA.</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><b>Daftar Pustaka</b></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"></span><br />
<div>
<span style="font-size: large;">Gianto. 2000. Panduan Praktikum Penyakit Tumbuhan. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). </span></div>
<span style="font-size: large;">
<div>
<br /></div>
<div>
Ho YW, Nawawi A. 1986. Isolation, growth and sporophore development of Ganoderma boninense from oil palm in Malaysia. Pertanika 9 (1): 69-73</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Nasreen Z, Kausar T, Nadeem M, Majva R. 2005. Study of different growth parameters in Ganoderma lucidum. Micol Aplicada International 17 (1): 5-8</div>
<div style="font-weight: bold;">
<br /></div>
</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">-end-</span></div>
<span style="font-size: large;">
</span></div>
</div>
catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-85850218876588474422016-04-06T07:03:00.001+07:002016-04-06T07:05:23.221+07:00Materi Kuliah Penyakit Kelainan Genetik Kelapa Sawit <iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="470px" marginheight="0" marginwidth="0" mozallowfullscreen="" scrolling="no" src="http://www.slideshare.net/satrahayuwati/slideshelf" style="border: none;" webkitallowfullscreen="" width="490px"></iframe>catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-32295347261552411532014-08-29T21:56:00.000+07:002014-08-29T21:56:15.336+07:00Mengenal (sekilas) Nyamuk<span style="font-size: large;">28 Agustus 2014</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Ahsan gatal-gatal digigit nyamuk. Bekas gigitannya menjadi koreng berwarna hitam. Kaki yang awalnya mulus menjadi belang-belang. Memang mas nyamuk itu nakal. Ibarat orang, mas nyamuk itu ganteng, badan fit dengan performa terbang lihai. Dengan gesit si mas gantheng menukik menghindari dua pasang telapak tangan yang marah besar.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Adakah kalimat yang salah dari paragraf di atas? </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-size: large;">Jawabannya ada dua point salah yang harus diluruskan.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><b><span style="color: blue;">1. Digigit.</span> </b></span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Konotasi termudah digigit atau menggigit adalah kegiatan mencabik makanan menggunakan gigi seri. Serangga pun ada yang mempunyai alat mulut seperti manusia, bisa menggigit dan mengunyah. </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Contoh serangga dengan tipe mulut tersebut adalah capung, ordo Odonata. Mangsa yang berhasil ditangkap oleh capung digigit kemudian dikunyah baru ditelan. Contoh lain serangga dengan tipe mulut menggigit-mengunyah adalah kubang beetle, ordo Coleoptera. Kumbang ini menggigit daun, dikunyah lalu ditelannya.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Bagaimana dengan nyamuk? Apakah alat mulutnya bertipe menggigit lalu mengunyah?</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Betul sekali. Nyamuk tidak menggigit apalagi mengunyah. Tipe alat mulut nyamuk adalah menusuk-menghisap. Mulut nyamuk berbentuk seperti jarum. Mulut nyamuk ditusukkan ke kulit kemudian mencari pembulut darah terdekat. Darah manusia langsung dihisap dari pembuluh. </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Jadi digigit nyamuk adalah bahasa salah kaprah tapi bisa diterima masyarakat. Sepertinya bahasa menjadi tidak enak diucapkan,</span><br />
<span style="font-size: large;">"Ahsan ditusuk nyamuk hingga gatal-gatal."</span><br />
<br />
<br />
<span style="color: blue; font-size: large;"><b>2. Mas nyamuk yang gagah dan gesit.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Nyamuk yang menusuk dan menghisap darah manusia adalah berjenis kelamin betina, bukan jantan. Betina perlu protein yang ada di dalam darah untuk membantu mematangkan telurnya. Telur yang sudah mendapatkan protein dari darah kemudian diletakan di air, menetas menjadi jentik-jentik lalu berubah menjadi imago nyamuk dewasa. Bentuk tubuh nyamuk betina itu betul-betul bagus. Ramping, fit dengan kemampuan terbang tinggi.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Nyamuk jantan justru baik hati. Nyamuk ini tidak makan darah tapi nektar bunga. Perawakan nyamuk jantan: lebih kecil dan tidak bisa terbang dengan lincah. Cara membedakan nyamuk jantan dan betina mudah, dengan melihat antena. Antena nyamuk jantan dengan mudah dilihat mata telanjang. Antena berbentuk seperti sisir atau seperti kemoceng.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br />Walau tidak makan darah, tapi nyamuk jantan memberikan sumbang sih merugikan. Spermanya akan menghasilkan anak-anak betina yang dengan rakus menghisap darah manusia.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Berikut foto nyamuk jantan, dengan antena seperti sisir atau kemoceng. Hanya saja lensa tidak terlalu kuat untuk memperlihatkan secara jelas bentuk antena nyamuk.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd4IBfn9eM7RaMDyEs2Va-AyamVWDJxBwFuPHye7GLY44GUfutyV9rcpQm7N9F8JJqZntS7WUSlHVcX_U0rc3m6VqNqc7IIfOvGEGl1dBuH-lbsnTdo1ksWGrT_J9-9I_3_bL6ru22T0bg/s1600/nyamuk.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd4IBfn9eM7RaMDyEs2Va-AyamVWDJxBwFuPHye7GLY44GUfutyV9rcpQm7N9F8JJqZntS7WUSlHVcX_U0rc3m6VqNqc7IIfOvGEGl1dBuH-lbsnTdo1ksWGrT_J9-9I_3_bL6ru22T0bg/s1600/nyamuk.jpg" height="424" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">nyamuk jantan</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">***</span></div>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-90219034477248367942014-06-12T12:31:00.001+07:002014-06-12T12:31:28.604+07:00Membasmi Semut<span style="font-size: large;">12 Juni 2014</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<span style="font-size: large;">Bulan Oktober hingga Desember 2013 silam, wohnung HRS khususnya apartemen tempat kami tinggal banyak semut merah, kecil seperti semut yang suka makan gula di Indonesia. Semut ini banyak berjalan-jalan di dapur.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br />Ada pengumuman dari management wohnung, akan datang petugas untuk membersihkan semut. Sempat merasa ketakutan, jangan-jangan semut ini dari Indonesia. Saat ke Jerman sempat membawa bumbu: daun salam, lengkuas, kencur, kunyit, serai. Takutnya bumbu yang dibawa tersebut tidak sengaja disisipi telur semut. Semut kemudian menetas dan berkembang-biak di Goettingen. </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Eit sebentar, ada pertanyaan dengan kalimat "telur menetas dan berkembang biak". Bagaimana menurut Entomologi? Apa bisa seperti itu? Telur menetas, semut besar atau dewasa, kawin lalu berkembang biak? Semut adalah hewan sosial berkasta dan hidup berkelompok. Kasta dalam kelompok semut yaitu ratu, kasta bangsawan, kasta pekerja dan prajurit. Ratu bertugas bertelur untuk menghasilkan keturunan semut. Kasta bangsawan, ratu melahirkan kasta bangsawan, kasta ini lalu terbang ke tempat lain, kawin dan menghasilkan koloni semut baru. Kasta pekerta, tidak dapat kawin, yang hidupnya diisi untuk bekerja melayani kebutuhan koloni semut. Kasta prajurit, tidak dapat kawin, yang hidupnya menjaga keamanan sarang semut.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Jika telur yang terbawa dari Indonesia itu kebetulan kasta bangsawan, ada semut jantan dan betina, tentu saja semut dapat berkembang biak di Goettingen. Tapi jika telur yang terbawa dari Indonesia itu kasta pekerja atau prajurit, semut menetas hidup lalu mati. Terputus kehidupannya karena semut tidak dapat kawin.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Jadi sebenarnya tidak perlu ketakutan. Belum tentu bumbu yang dibawa membawa telur semut. Bumbu tersebut sudah dicuci bersih. Atau kalau terbawa juga belum tentu berkembang biak, mana tahu hanya telur semut pekerja atau prajurit. </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Menurut teori karantina, tidak boleh sembarangan membawa tumbuhan, hewan dari satu negara ke negara lain. Takutnya tumbuhan dan hewan tersebut membawa hama dan penyakit. Hama dan penyakit yang terbawa tidak ada musuh alaminya sehingga menjadi membahayakan di daerah baru. Tapi teori karantina tersebur dilanggar. Saya membawa bumbu dari Indonesia. Bumbu di dalam koper tidak diperiksa sehingga dapat masak dengan bumbu rempah Indonesia tersebut. Asikkkk. Hayo kesimpulannya karantina Jerman tidak ketat!</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Tiba waktunya petugas datang ke wohnung. Hanya satu orang saja, menempelkan sesuatu di dinding dapur dan kamar mandi. Buat apa benda yang ditempelkan tersebut? Bagaimana cara bekerja untuk mengendalikan semut?</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKLvXcsvk0_9W-1Ai3qlNkwpPTdVkx9QJOuGUmPj0y0mQa0QDW5iejYk9MLfBjwsN-_MbtF7vB0775JmYfU5i_uNZNHfjRNHs8ilnnar1EhaaWRKTcKPWn2mP6tSgqpXrzY0CLxQMftbPr/s1600/semut.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKLvXcsvk0_9W-1Ai3qlNkwpPTdVkx9QJOuGUmPj0y0mQa0QDW5iejYk9MLfBjwsN-_MbtF7vB0775JmYfU5i_uNZNHfjRNHs8ilnnar1EhaaWRKTcKPWn2mP6tSgqpXrzY0CLxQMftbPr/s1600/semut.jpg" height="424" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Hadiah mematikan untuk semut</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Awalnya mengira benda tersebut adalah perangkap. Nanti akan banyak semut datang dan mati di dalam benda tersebut. Tapi setelah diamati satu minggu, dua minggu ternyata tidak ada semut didalam benda tersebut. Lalu fungsinya apa?</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Satu bulan kemudian datang petugas untuk memeriksa benda yang sudah ditempelkan sebelumnya. Kebetulan petugas tersebut perempuan. Saya jadi leluasa untuk bertanya sana dan sini. Pertanyaan utama saya adalah, "apakah semut yang ada di wohnung berasal dari Asia?" Maksud pertanyaan adalah untuk mencari jawaban benar tidak saya membawa semut dari Indonesia. Jawabannya, bukan. Semut bukan berasal dari Asia tapi memang sudah ada di Jerman. Ahhhh...lega...semut bukan saya yang bawa dari Indo....</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Petugas bertanya, "apakah anda melihat semut di dapur, di kamar mandi atau di tempat lain." Saya menjawab, iya. Semut tersebut saya matikan. Jawaban polos. Petugas tersebut lalu marah dan memberikan penjelasan. </span><br />
<span style="font-size: large;">Katanya, "anda tidak boleh membunuh semut yang terlihat di dapur atau di tempat lain." </span><br />
<span style="font-size: large;">"Semut tersebut adalah semut pekerja yang sedang mencari makan untuk koloninya." ujar petugas.</span><br />
<span style="font-size: large;">"Jika anda membunuh semut tersebut berarti racun dalam wadah tersebut tidak ada yang membawa ke sarang."ujar petugas.</span><br />
<span style="font-size: large;">"Benda yang ditempel di tembok adalah makanan buat semut." kata petugas.</span><br />
<span style="font-size: large;">"Makanan tersebut akan dibawa ke sarang semut untuk memberi makan koloni termasuk makanan untuk ratunya." petugas menjelaskan.</span><br />
<span style="font-size: large;">"Jika ratu sudah makan maka dia akan mati, dengan begitu tidak akan ada generasi semut selanjutnya." ujar petugas.</span><br />
<span style="font-size: large;">"Cara memasang benda ini paling memungkinkan karena kita tidak tahu dimana sang ratu bersarang." panjang lebar petugas menjelaskan.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Tentu saja petugasnya berbicara dalam bahasa Jerman. "Little little I can" lah bahasa Jerman. Kalau tidak ngerti ya bertanya, dengan bahasa seadanya. </span><span style="font-size: large;">Nah loh...orang HPT tidak tahu fungsi benda yang ditempel di tembok itu apa. </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Tidak ada kata terlambat untuk belajar sesuatu, termasuk cara yang paling mudah dan efektif untuk mengendalikan semut di rumah. Umpan racun jenis apa yang dipasang ditembok belum tahu. Tapi paling tidak faham cara mengendalikan semut di rumah.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Enam bulan kemudian atau bulan Juni ini, tidak ada semut yang berkeliaran di wohnung. Umpan beracun sukses mengendalikan semut. </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Hope suatu hari nanti bekerja dengan bidang ini, entomologi. Ilmu yang mempelajari seluk beluk serangga. Bidang yang terlihat kecil dan remeh tapi kunci penting mewujudkan pertanian yang berkesinambungan. Tapi entahnya...hanya mimpi tidak tahu apa yang terjadi esok hari.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">***</span></div>
catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-48409622088470497802013-08-04T10:14:00.003+07:002014-06-05T16:42:48.081+07:00Serangga Penyerbuk Tanaman Cabai<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggXWELB6fFJdBh1d9Sy9CKwiWgr19QXMqqBHq9MwM-Ga_mEvgPcUUs20Uhi4BY7ladwqbu2FKMW-SsEwA-BtG_UVM6Ma_VjsGR7LpWLkeznzqZWQJ94adrCEP77WsrWOZKPzHrwU29mICR/s1600/cabai1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggXWELB6fFJdBh1d9Sy9CKwiWgr19QXMqqBHq9MwM-Ga_mEvgPcUUs20Uhi4BY7ladwqbu2FKMW-SsEwA-BtG_UVM6Ma_VjsGR7LpWLkeznzqZWQJ94adrCEP77WsrWOZKPzHrwU29mICR/s640/cabai1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cabai Madame Jeanette</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Merawat dua pot tanaman cabai, serasa merawat anak saja. Kedua tanaman tersebut dirawat dari hanya 6 helai daun menjadi banyak helai daun. Sekarang cabai tersebut sudah menghasilkan 1 buah cabai matang berwarna orange.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Ada rasa bahagia campur haru saat memanen buah hasil kerja keras, walaupun hanya satu buah. Hasil panen memang tidak seberapa tapi banyak pelajaran bisa diperoleh. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Menaman itu butuh kesabaran dan perhatian. Kesabaran untuk memperhatikan, kapan tanaman perlu disiram. Apakah cabai hanya disiram per dua hari ataukan sampai disiram 2 kali sehari. Kesabaran tidak jemu-jemu memperhatikan kebutuhan tanah dan air dari hari ke hari, minggu ke minggu sampai akhirnya tanaman cabai tersebut berbunga. Tanaman cabai berbunga banyak. 1 buah cabai matang, disusul oleh banyak bunga dan beberapa cabai kecil warna hijau.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Saat bunga mekar, baik serbuk sari dan putik menebarkan bau harum. Beberapa serangga datang mengunjungi bunga cabai tersebut. Beberapa serangga yang datang tersebut adalah sejenis lalat. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Lalat ini tidak biasa, bukan seperti lalat rumah yang umum dilihat. Lalat ini mirip dengan lebah, berwarna orange garis-garis hitam. Kalau dilihat sekilas mirip sekali dengan lebah. Mimikri, istilah serangga yang meniru bentuk serangga lain. Tujuan mimikri ini untuk perlindungan diri. Lebah dengan warna mencoloknya dan mempunyai sengat akan jadi pengingat serangga lain untuk tidak berlaku "macam-macam". Dengan melihat warna dan bentuk badan saja, serangga musuh sudah lari tunggang-langgang. Pun serangga lalat ini. Si lalat ingin meniru lebah dari warna dan bentuk tubuh agar serangga lain terkecoh. Mengira, dia seekor lebah berbahaya dengan sengat di ujung perut. Padahal, dia hanya seekor lalat tidak berbahaya dan tanpa sengat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Lalat ini masuk dalam famili Syrphidae. Syrphidae ini termasuk lalat karenan hanya mempunyai 1 pasang sayap. Biasanya serangga mempunyai 2 pasang sayap. Satu pasang sayap lainnya tereduksi atau menjadi mengecil. Sayap yang mengecil ini disebut <b>halter</b>.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiebyPOoRImC_mM5IWW7XDIef8YXo5RkppHBRuEboOxiinZ_QlQjVGoyqylu0v03EAPQk4PM2r6HvKxgQLWF-u-eqtivUoKjMle8Jm97bYPVQS_bruVHbs_TGjNR_NQ5P7dGPUC4M_usnCi/s1600/syrphidae2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiebyPOoRImC_mM5IWW7XDIef8YXo5RkppHBRuEboOxiinZ_QlQjVGoyqylu0v03EAPQk4PM2r6HvKxgQLWF-u-eqtivUoKjMle8Jm97bYPVQS_bruVHbs_TGjNR_NQ5P7dGPUC4M_usnCi/s640/syrphidae2.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Diptera: Syirphidae</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Syrphidae ini mendatangi bunga cabai karena tertarik mengambil nektar dan polen. Saat asyik makan dan mengambil nektar dari satu bunga ke bunga lain, tidak sengaja polen yang menempel di kaki dan anggota tubuh si Syrphidae menempel di putik sehingga terjadi proses penyerbukan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Yang menarik dari serangga famili Syrphidae ini adalah, serangga mampu terbang statis dengan tetap mengepakkan sayap. Mirip dengan burung kolibri, yang tetap mengepakkan sayap sambil berdiam diri di tempat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Terima kasih banyak untuk diptera, syrphidae ini yang sudah membantu menghasilkan cabai. Serangga tidak hanya hama saja, tapi banyak serangga yang bermanfaat. Contohnya famili Syrphidae yang membantu melakukan penyerbukan....</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg71yUg95-gF52FNMrKS5Akmi6DHPJnRgYDf0AyZcOTiIXd3r1E1Moe5QbFSgOkqEKUnWtxAglkqgSMFfqfDZRBANhRV1xjPh714rx9qVAtlgbvScrPftjEXoE2kx2blA-8oKXKAojCiQ01/s1600/tanganahsan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg71yUg95-gF52FNMrKS5Akmi6DHPJnRgYDf0AyZcOTiIXd3r1E1Moe5QbFSgOkqEKUnWtxAglkqgSMFfqfDZRBANhRV1xjPh714rx9qVAtlgbvScrPftjEXoE2kx2blA-8oKXKAojCiQ01/s640/tanganahsan.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Diptera: Syrphidae yang hanya berukusan satu ujung jari telunjuk anak 3 tahun</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0j-_RAELcQLYXxLBHkHJNSpmoQF0ZKCrLcNg1MAGcVHvDTao-SyBM1Xk3pQsS9QlUzlaYNN1JTF6Dyqd_iq8h7axkahVltcm99_TVmYQZ4bnDc0SljmXRxszI5t8H3FuB5btjqeec6aNR/s1600/cabai2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="494" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0j-_RAELcQLYXxLBHkHJNSpmoQF0ZKCrLcNg1MAGcVHvDTao-SyBM1Xk3pQsS9QlUzlaYNN1JTF6Dyqd_iq8h7axkahVltcm99_TVmYQZ4bnDc0SljmXRxszI5t8H3FuB5btjqeec6aNR/s640/cabai2.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Penyerbukan tanaman cabai dibantu oleh serangga lalat, syrphidae</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-198157688393424562009-11-04T08:21:00.000+07:002014-06-05T16:42:48.073+07:00Siklus Hidup B. tabaciImago betina terkadang makan beberapa tumbuhan budi daya berbeda termasuk gulma. Kualitas nutrisi tiap tumbuhan berbeda sehingga tumbuhan tertentu baik untuk bertahan hidup sedangkan tumbuhan lain baik untuk menghasilkan banyak telur. Imago hidup selama 1 minggu atau lebih dan produksi telur tergantung jenis makanan yang dipilih imago tersebut. Imago betina memasukkan telur ke dalam daun tumbuhan inang dan nimfa yang menetas akan tetap berada di tumbuhan yang dipilih imago tersebut. <br /><br />Telur B. tabaci berbentuk bulat telur, terpotong pada ujungnya. Pada suhu 25 oC telur akan menetas dalam 6-7 hari. Nimfa instar pertama disebut crawler. Crawler mempunyai kaki dan biasanya bergerak hanya beberapa sentimeter untuk mencari tempat makan. Jarak terjauh yang dapat ditempuh crawler adalah dari satu daun ke daun lain yang masih dalam satu tumbuhan sama. <br /><br />Nimfa instar kedua hingga keempat menetap dengan tungkai tereduksi. Nimfa menyekresikan meterial berlilin pada pinggir bagian tubuhnya sehingga membantu nimfa tersebut menempel pada permukaan daun. Setelah nimfa mencapai instar keempat akan memasuki fase nimfa yang mempunyai mata berwarna merah. Tidak ada ganti kulit antara nimfa instar keempat dan nimfa yang matanya berwarna merah padahal secara morfologi keduanya berbeda. Nimfa bermata merah tersebut tidak makan sehingga kadang disebut memasuki periode puparium.<br /><br />Siklus hidup B. tabaci sejak telur diletakkan hingga imago betina meletakkan telur untuk pertama kali selama 39 hari pada suhu 23 oC, 32 hari pada suhu ruang, dan 24 hari pada suhu 29 oC. Imago mampu bertahan hidup selama 40 hari pada suhu 23oC, 35 hari pada suhu ruang, dan 27 hari pada suhu 29 oC. B. tabaci dapat menghasilkan 15 generasi per tahun, betina dapat meletakkan telur rata-rata 200 buah dalam jangka waktu 3-6 minggu.catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-38616317967635604382009-11-03T11:46:00.000+07:002014-06-05T16:42:48.077+07:00Identifikasi Spesies Bemisia tabaci<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVA1wn-Px7JtxdqHD4MWscwqkZpmr3ae7wlQOqY-YwDHche0ZdKr10bZ6Ucz5FijUzmVEMQYscM8-lPtbwGYTbtHnqlN8yzS6QpjqXvxdeSWdY1w_9e5EKdYUyyQeRyqjn20zIRbKd3o9h/s1600-h/CJSBsumbarSN200131.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399734473674999250" style="WIDTH: 169px; CURSOR: hand; HEIGHT: 201px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVA1wn-Px7JtxdqHD4MWscwqkZpmr3ae7wlQOqY-YwDHche0ZdKr10bZ6Ucz5FijUzmVEMQYscM8-lPtbwGYTbtHnqlN8yzS6QpjqXvxdeSWdY1w_9e5EKdYUyyQeRyqjn20zIRbKd3o9h/s200/CJSBsumbarSN200131.jpg" border="0" /></a><br /><div>Gambar puparium <em>Bemisia tabaci </em>panjang=0,77 mm, lebar=0,55 mm yang diawetkan dalam kanada balsam dengan pewarnaan asam fuhsin.</div><div> </div><div>Identifikasi B. tabaci dapat menggunakan nimfa instar keempat (puparium) atau kantung puparium. Larva instar ketiga kadang sulit dibedakan dengan puparium, biasanya puparium mempunyai ukuran lebih besar. Puparium mempunyai ciri antena lurus atau kadang membengkok, lebar dari basal sampai apikal sama dan bertindihan dengan tungkai depan. Larva instar ketiga mempunyai ciri antena sangat bengkok membentuk huruf U, pada bagian basal melebar dan menyempit pada apikal dan tidak bertindihan dengan tungkai depan. Identifikasi menggunakan imago menghadapi kendala dalam pembuatan slide permanen dan sering saat koleksi kutukebul dari lapangan hanya fase nimfa yang dijumpai.</div><div> </div><div>Ciri karakter morfologi penting puparium B. tabaci yang perlu diperhatikan saat melakukan identifikasi adalah sebagai berikut (a) seta kauda selalu kokoh dan biasanya sama atau lebih panjang dari vasiform orifice, (b) vasiform orifice lurus lebih panjang dari caudal furrow, (c) lingula agak melebar, (d) tidak ada papila, (e) rambut dorsal berjumlah tujuh pasang, terdapat rambut yang berkembang, ukuran rambut biasanya lebih panjang pada daun yang mempunyai permukaan berbulu, (f) penampakan puparium sangat bervariasi terutama pada daun-daun yang berbulu.</div>catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-83622591327473242592009-11-03T10:06:00.000+07:002014-06-05T16:42:48.085+07:00Bemisia tabaci (Hemiptera: Aleyrodidae)Cerita salah satu jenis serangga. Serangga ini merupakan serangga hama, merugikan manusia karena serangga ini menyebarkan virus tanaman geminivirus ke tanaman lain yang sehat. Serangga ini adalah <em>Bemisia tabaci, </em>ordo Hemiptera, famili Aleyrodidae.<br /><br /><em>Bemisia tabaci </em>merupakan salah satu kutukebul yang menimbulkan masalah serius diberbagai belahan dunia. Serangga ini disebut kutukebul karena bentuknya seperti kutu dan saat disentuh akan 'ngebul' seperti debu<em>. B. tabaci </em>bersifat polifag dengan tanaman inang lebih dari 500 spesies tanaman. Famili tanaman yang umum menjadi inang <em>B. tabaci </em>adalah Fabaceae, Asteraceae, Malvaceae, Solanaceae, dan Euphorbiaceae. <em>B. tabaci </em>merugikan karena aktivitas makan mengambil cairan floem tanaman dan akibat tidak langsung sebagai vektor virus. Peran <em>B. tabaci </em>sebagai vektor virus inilah yang membuat kutukebul ini banyak diteliti dan menimbulkan banyak kerugian. <em>B. </em>tabaci adalah serangga dengan tipe alat mulut menusuk menghisap. Virus tumbuhan yang beredar di dalam floem tanaman akan terambil oleh serangga saat melakukan aktivitas makan.<br /><br /><em>B. tabaci </em>pertama kali dideskripsikan sebagai hama tembakau di Yunani oleh Gennadius tahun 1889 dan diberi nama <em>Aleyrodes tabaci</em>. <em>B. tabaci </em>mempunyai 19 sinonim hasil identifikasi dari 14 negara pada berbagai tumbuhan inang. <em>B. tabaci </em>diketahui mempunyai karakter morfologi puparium yang bervariasi tergantung pada tumbuhan inang sehingga hal inilah yang menyebabkan <em>B. tabaci </em>mempunyai banyak sinonim.catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9162043079276365615.post-91176108646320371582009-11-03T09:19:00.000+07:002009-11-03T10:01:36.829+07:00EntomologiEntomologi adalah cabang ilmu yang memperlajari tentang serangga. Serangga yang dipelajari mulai dari serangga tingkat rendah (parainsekta) sampai serangga yang sudah modern (termasuk serangga ordo hymenopthera). Tiap-tiap Serangga tersebut dikelompokkan menjadi kelompok taksonomi agar orang lebih mudah untuk mempelajarinya. Tingkatan kelompok yaitu: Serangga adalah hewan Eukaryota (inti sel dikelilingi membran inti); Arthropoda ( tubuhnya berbuku-buku); Hexapoda (mempunyai tungkai 3 pasang); Insecta (kelas serangga). Didalam kelas insekta terdapat serangga Pterygota (bersayap) dan Apterygota (tidak bersayap). Serangga bersayap dibagi lagi menjadi serangga Paleoptera (sayap primitif) dan Neoptera (sayap modern). Serangga kemudian dibagi menjadi ordo. Penamaan ordo berdasarkan ciri sayap misalnya Diptera (Di artinya dua, ptera artinya sayap jadi Diptera artinya serangga bersayap dua). Setelah ordo serangga akan dibagi lagi menjadi Superfamili, famili, genus dan spesies.<br /><br />Masyarakat biasanya mengenal serangga hanya sebagai organisme pengganggu tanaman. Pandangan tersebut ada benarnya karena beberapa serangga memakan daun, buah, batang tanaman budidaya. Tetapi jika serangga memakan daun, buah, batang tanaman gulma maka serangga tersebut justru menguntungkan manusia. Serangga banyak yang bermanfaat bagi manusia antara lain peran serangga sebagai pemakan bahan organik sehingga mampu menguraikan sisa sisa tanaman. Bayangkan jika tanaman yang mati di hutan tidak dimakan oleh rayap maka proses peruraian lama dan rantai makanan yang terjadi pun menjadi tidak berjalan sebagai mana mestinya. Serangga ada juga yang menghasilkan bahan pangan seperti madu, bahan untuk pakaian seperti ulat sutera. Ada juga serangga yang meletakkan telur pada tubuh serangga lain sebut juga parasitoid, serangga ini bermanfaat terutama jika telur tersebut diletakkan pada serangga hama. Peran serangga yang luar biasa manfaatnya bagi manusia adalah serangga penyerbuk. Tanpa penyerbukan tidak mungkin suatu tanaman menghasilkan buah, contoh terkenal serangga penyerbuk ini antara lain lebah (<em>Aphis sp.</em>), <em>Elaedobius kamerunicus </em>(kumbang moncong) yang merupakan penyerbuk tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack).<br /><br />Peran entomologist (ahli serangga) diperlukan untuk mempelajari peran-peran serangga. Bahkan saat ini ahli serangga khusus hanya mempelajari satu ordo, misalnya ahli ordo Lepidoptera, Coleoptera, dll.catatansathttp://www.blogger.com/profile/02224767437170194702noreply@blogger.com0